Sudut pandang Liam dan sudut pandangku berbeda. Liam mungkin melihat Cady sebagai perempuan yang seperti itu. Tapi aku melihat Cady sebagai wanita yang luar biasa. Nobody compares. ia mampu memerankan sebagai adik dan kakakku sendiri. walaupun umur kita terpaut 2 tahun. mungkin matanya tak sebiru langit di angkasa maupun sehijau batu emerald maupun secoklat Bigmac McDonald yang kumakan tadi pagi. hanya saja, Cady memiliki daya tarik tersendiri. I'm kinda into her, i think.
tapi sekarang aku mempunyai kewajiban untuk mengatakan kebenaran kepadanya. aku tak tahu kemungkinan apa yang terjadi apabila ia mengetahuinya. aku tak mau merusak hidupnya dan ia mulai menjauhiku maupun teman-temanku. Cady, kurasa kau cukup dewasa untuk mengetahuinya. tolong.. ketika kau tahu segalanya, kau tak akan kemana-mana
********************************************************************************************
Hari ini, kuhabiskan sisa waktuku berada di apartement bersama anggota yang lainnya. sudah hampir 2 bulan aku menghabiskan waktu dengan termenung di taman, ataupun hanya duduk di stasiun memerhatikan lalu lalang masyarakat New York yang tak pernah berhenti. jujur, aku rindu UK. kehidupanku masih tertinggal disana, termasuk kehidupanku bersama Danielle. Danielle lagi, Danielle lagi. Liam, aku tahu suatu hari nanti kau akan melupakannya. tapi kau juga perlu berusaha ya kan? Danielle kau tau ka...
Kriinggggggg.... ponsel Niall berdering. buyar semua lamunanku. kupandang ponsel Niall. Foto wanita paruh baya dengan tulisan kapital "MOM" tertera di ponselnya. kutekan tombol answering.
"Halo..", ucapku dengan sopan.
"Hallo Niall! this is mom, kapan kau akan kembali? Kau tahu kan 5 hari lagi Bibi Rose akan berulang tahun. kau sudah berjanji kepadanya kau akan kembali", suara diujung sana sudah memekakkan telingaku. aku tahu sekarang kenapa Niall banyak berbicara. genetic?
"M..Maaf Mrs. Horan, saya Liam. Ponsel Niall tertinggal di apartment", ujarku.
"Oh hahaha.. harusnya saya yang meminta maaf Liam, saya nyerocos saja ya. So, dimana Niall sekarang?", tanya Mrs.Horan.
"Ia sedang berada di Atap ma'am. Tunggu sebentar ya, akan saya panggilkan".
kuselusuri anak tangga menuju The Roof. aku tak mendengar suara apapun dari Niall dan Cady. biasanya, ketika mereka berdua sedang bercengkrama pasti ada suara gelak tawa yang menggelegarkan suasana. ada apa dengan mereka?
terlihat dari pintu The Roof, Cady sedang memerhatikan Niall yang tertunduk. Cady sesekali tersenyum pada Niall. kurasa Niall sedang mengutarakan rasa cintanya pada Cady, atau mungkin sebaliknya? Ah.. tak tahu aku. bukan urusanku.
"Dude, your mom is calling", kataku sambil memberikan ponselnya kepada pemiliknya.
Dengan sigap Niall meraih ponsel tersebut dan mulai berbicara kepada Mom. aneh, Niall seakan tidak memerhatikan Cady sama sekali. Menolehnya saja tidak. dan saat ini, mata hitam perempuan itu hanya tertuju kepadaku.
"Kau sedang apa disini?", tanyaku.
"tadi Niall mengajakku untuk makan disini", ucapnya dengan perlahan.
"kenapa makanannya tidak dimakan?", tanyaku sekali lagi.
"aku tidak lapar".
kurasa ini bukan obrolan yang baik. ini seperti aku menginterogasi Cady dengan steak yang dibiarkan dingin olehnya. mungkin suasana hati Cady sedang tak karuan. ini semua salahmu Liam. SA-LAH-MU.
"kau mau berjalan-jalan?", entah ada angin apa yang membuatku berkata demikian. aku tahu pasti ia menolaknya. dapat kulihat ia menunduk. kau pasti menolaknya, Cady.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Love: New York
FanfikceNew York, dari kata awal "New" yang berarti baru, membuatku berubah menjadi pribadi yang berbeda. Bohong pada diri sendiri bohong terhadap khalayak banyak, termasuk kepadanya. Semua hal mungkin bisa kusampaikan, namun untuk hal yang satu ini, entah...