If I Were Liberty

1.8K 54 4
                                    

There's always be a mistake when you run away from your problem. Selalu adalah masalah ketika melarikan diri dari suatu masalah. sungguh, aku tak dapat menanggungnya. semua ini terlalu dramatik. dulu, ketika masih tinggal di Indonesia. tak pernah aku menyukai sinetron. cerita yang ada di dalamnya terlalu dramatik yang pada kehidupan sehari-hari pun mungkin tak seperti adanya. namun saat ini, aku mengalaminya. I'm in soap opera! tak ada ujungnya, tak ada batasan. Infinity.

********************************************************

"And all done", gumamku sambil meletakkan pena.kubaca sekali lagi isi memo yang rencananya akan kutempelkan di pintu kamar Shanne. 

"Wanita bodoh, mudah saja kau tertipu rayuan sang superstar yah..", ucapku pada diri sendiri. kulangkahkan kedua kaki menuju cermin yang tergantung indah di dinding.

"dan lebih lebih bodohnya lagi, kau membiarkan Niall menciummu. aku tak mengenalimu lagi Cady, siapa dirimu sebenarnya?!", kataku kepada bayangan dalam cermin.

"Mirror-mirror hanging on the wall, you don't have to tell me who's the biggest fool of all..", aku menghela napas dan melanjutkan ucapanku sendiri.

"karena akulah orang paling bodoh!". air mataku tak dapat kutahan lagi. sedikit demi sedikit keluar dan kelamaan menjadi deras.

kakiku mendadak lemas, aku jatuh terduduk bersandar di dinding kamarku. seluruh ambigu yang menyelimutiku tak dapat aku genggam lagi. semua ingin kulepaskan tanpa ada sisa sedikitpun. perasaan yang selama ini kutunggu, ia datang dengan penuh rahasia dan kebohongan. inikah takdir? atau hanya aku manusia bodoh?!.

dreeet dreeet

From: Paynecake

we need to talk

Isi pesan yang dikirimkan Liam sangat singkat. seakan ia tak mempunyai tanggung jawab atas kebohongan yang dengan indahnya ia ciptakan. tak dapatkah, ia merasakan apa yang aku rasakan saat ini? bukankah cinta dapat merasakan satu perasaan dengan perasaan lain? oh iya aku lupa, aku hanya pelampiasan yang tak pantas untuk menerima cintanya. kurasa, aku harus pergi dari semua drama ini. aku ingin pulang, ya aku ingin kembali ke Indonesia.

*************************************************************

Koper? check! tas ransel? check! Passport? Check! Visa? Check! Alright, I'm ready. taksi yang sudah menunggu selama  5 menit sudah terlihat dari pangkal pintuku. supir taksi itu turun dan membantuku untuk memasukkan seluruh barangku ke dalam taksi. kuteliti lagi seluruh bawaanku, takut ada yang tertinggal. supir taksi tadi membukakan pintu taksi dan mempersilahkanku untuk masuk ke dalam taksi. 

"LaGuradia Airport, pak", kataku.

"baik", kata supir taksi.

Dengan emosi yang kusimpan, aku mengeluarkan ponselku dan mengirim pesan singkat kepada Liam.

To : Paynecake

Li, im gonna take of now. go back 2 Danielle. were done. thx b4.

message sent to Paynecake

aku menghela napas dan mencoba mengendalikan air mataku, i'm not gonna cry cause that jerk!

To : Paynecake

Next time, kau saja yang ceritakan semua kisahmu. jangan orang lain. it's hurt. dan cukup aku saja yang kau jadikan pelampiasan.

 message sent to Paynecake

setelah mengirimnya, kumatikan ponselku. saat ini aku tak ingin diganggu oleh siapapun. aku hanya ingin sendiri. aku ingin pulang. aku rindu keluargaku. aku.. aku benci new york, aku benci Liam Payne.

Summer Love: New YorkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang