13♡

21.3K 1.5K 73
                                    

Nungguin update yaa...

***

Para tamu mulai berdatangan. Baik Alin maupun Alif tampak bahagia. Walaupun wajah Alif terkesan dingin tapi terkadang ia tersenyum tipis melihat Alin yang selalu tersenyum bahagia.

"Yaa Habibati," panggil Alif.

Alin duduk terdiam lalu perlahan menengok kearah Alif yang tersenyum tipis padanya. Alin mengangkat alisnya sebelah tanda bertanya 'ada apa.'

"Kamu haus?" tanya Alif dengan nada lembut.

"E-em... Lu-lumayan," jawab Alin terbata-bata. Alif terkekeh pelan lalu segera bangkit untuk mengambilkan Alin minum.

Alin mengerutkan keningnya, mau kemana Alif. Pergi tanpa berpamitan dasar om-om pikun. Alin cemberut lalu memalingkan wajahnya kearah lain.

"Nih," ucap Alif sembari memberikan segelas air putih untuk Alin. Alin menengok kearah gelas itu. Ternyata dugaannya salah, Alif pergi mengambilkannya air untuk diminum. Bukan meninggalkannya sendirian di pelaminan.

"Makasih," ujar Alin.

"Hm, sama-sama." Alin pun meminum air itu setelah membaca basmallah. Tapi hanya setengah dari gelas itu saja yang ia minum. Lalu menaruhnya dibawah kursinya. Tapi dengan sigap Alif menghentikannya. Lalu mengambil gelas itu dari tangan Alin.

"Eh kok diambil?" tanya Alin. Alif tak menghiraukannya dan langsung meneguk habis air dalam gelas itu tepat dibekas bibir Alin.

Alin melongo dengan yang dilakukan oleh Alif. Artinya secara tidak langsung mereka berciuman. Alin reflek memegang bibirnya. Alif terkekeh gemas lalu mencubit pipi kanan Alin.

"Awss ih suka banget cubit-cubit pipi orang," ketus Alin.

"Biarin orang istri sendiri," balas Alif.

"Ih ngeselin banget sih! Lagian nih ya kenapa lo minum dibekas bibir gue?" tanya Alin.

"Ya emang apa salahnya?" tanya Alif balik.

"Lo pura-pura bego apa begimana sih? Kalo lo minum dibekas bibir gue artinya secara ga langsung lo cium gue!" Alin gereget dengan sikap Alif yang sangat menyebalkan.

"Oh," jawab Alif singkat. Sungguh jika tidak ada siapapun disini maka Alin akan menghempaskan tubuh tegap Alif ke lantai sekarang juga. Itu jika ia kuat.

"Oh doang? Cape gue," keluh Alin sembari mengurut pelipis nya. Alif tampak puas menbuat Alin gereget. Kini ia mengelus sayang pundak Alin. Alin pun menatap Alif nyalang.

"Ngapain lo elus-elus pundak gue?" tanya Alin sembari berusaha menghentikan elusan Alif.

"Emang gaboleh?" tanya Alif dengan nada mengejek.

"Ga," ketus Alin.

"Siapa yang nglarang?" tanya Alif.

"Gue!" jawab Alin penuh penekanan.

"Oh ya?" tanya Alif sekali lagi dengan mendekatkan bibirnya ke telinga Alin. Seketika Alin beringsut minggir namun pinggangnya ditahan oleh Alif. Aroma strawberry tercium dari badan Alin. Alif menghembuskan nafasnya mengenai pipi Alin.

My Destiny Is You (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang