04♡

20.5K 1.6K 35
                                    

Hai hai haiii bestie balik lagiiii

Kangen ga? Wkwkk canda

Gausah banyak omong cus baca aja.
Selamat menikmati....

***

"Mundur lo pada! Atau gue teriak!?" ancam Alin. Preman-preman itu hanya tertawa.

"Teriak aja kaga bakal ada yang denger cantik." Salah satu preman mencolek dagu Alin. Ingin rasanya Alin menendangnya.

"Gue telfon polisi nih!? Pergi ga lo?!" usir Alin. Gadis tadi semakin kencang menangis.

Para preman malah semakin maju. Alin sudah ketar-ketir. Tiba-tiba...

'Bugh'

"Aakkhh" pekik ketua preman karena kepalanya dipukul oleh seorang pemuda tampan.

"Woy siapa lo?! Mau jadi pahlawan kesiangan lo hah?!" bentak salah seorang preman.

Alin menengok ke arah pemuda itu ternyata dia Alif. Gadis tadi juga mendongak dengan segera ia berlari ke arah Alif.

"Abang!!" pekik gadis itu sembari berlari dan menubruk tubuh tegap milik Alif.

"Kamu minggir dulu ya?" titah Alif langsung diangguki oleh gadis itu. Alin yang melihat itu hatinya sedikit sakit. Apa-apaan ini Alif yang anti disentuh perempuan yang bukan mahram malah memeluk seorang gadis SMP. Dan gadis itu bilang abang? Duh kok ribet sii.

Banyak sekali pertanyaan yang timbul dibenak Alin. Nanti saja ia tanyakan sekarang yang penting nyawanya, gadis itu dan Alif.

Alin memeluk gadis itu lalu pergi agak menjauh dari halte. "Kamu tunggu sini, kakak cari bantuan dulu." Ia tak tinggal diam dengan segera ia mencari bala bantuan.

Segerombolan bapak-bapak tengah duduk di sebuah warung agak jauh dari halte sekolah. Dengan langkah seribu ia memberanikan diri untuk meminta bantuan.

"Assalamualaikum Pak tolongin saya sama temen saya pak, dia lagi nglawan preman-preman di halte depan SMP pak. Tolong bantuin pak!" Alin menangkupkan tangannya meminta bantuan.

"Wa'alaikumussalam neng, yaudah yok bantuin," seru salah satu bapak-bapak.

"Dimana neng?" tanya bapak-bapak berkumis.

"Disana pak!" jawab Alin.

"Woyy! Gaada kapok-kapoknya ya kalian!" Ternyata para preman sudah tergeletak mengenaskan. Mulut Alin menganga. Ia bahkan baru tahu jika Alif pandai dalam hal bela diri. Alif memang pernah ikut bela diri taekwondo saat di pondok pesantren. Tak ayal ia jago dalam hal bela ini. Ia tidak memukul keras namun ia menggunakan teknik khusus sehingga lawan tak akan berkutik jika melawannya.

"Tangkap mereka pak, dan terimakasih pak," ujar Alif.

"Iya sama-sama. Kami akan bawa mereka ke kantor polisi. Mari mas." Para bapak tadi segera menangkap dan membawa preman-preman ke kantor polisi.

Alif berjalan kearah Alin dan gadis itu. Gadis itu kembali menubruk tubuh tegap Alif. "Udah gapapa," ujar Alif menenangkan.

"Em... Makasih Pak eh Kak Alif," ucap Alin. Alif tersenyum tipis dan mengangguk. "Seharusnya saya yang berterimakasih karena kamu telah berusaha melindungi adik saya." Alin mengangguk tapi kemudian mengerutkan keningnya.

My Destiny Is You (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang