Haii, sorry gantung kemarin hehehe...
***
Hal yang tidak diinginkan kini telah terjadi. Alin, wanita itu menghilang setelah meminta izin untuk buang air di toilet umum. Kini Alif sedang berkeliling mencari keberadaan istri kecilnya itu. Ntah bagaimana pun caranya, Alin harus segera ditemukan.
Dalam hati kecil Alif, ia selalu menggumamkan kalimat istighfar sekaligus meminta keselamatan untuk istri cantiknya. "Yaallah, sayang dimana kamu?" Kalimat itu yang selalu Alif ucapkan sembari menyusuri tiap lorong toilet umum.
Bukan hanya Alif yang sedang sibuk menyusuri tiap lorong toilet umum itu. Ammar beserta Alisya juga ikut membantu. Sedangkan Aidan tertidur dalam gendongan Alisya.
"Mas Ammar, kita cari kemana lagi? Kita udah muter-muter disini tiga kali tapi tetap gaada hasil," keluh Alisya.
"Aku juga gatau sya. Astaghfirullah semoga aja Alin ga kenapa-kenapa," ujar Ammar. Keduanya tampak risau dengan kabar menghilangnya Alin.
Semua ini bermula ketika di pertengahan perjalanan mereka untuk pulang dari bandara menuju kediaman keluarga Azhar.
Flashback on...
"Bang Ammar, mampir ke toilet umum ya!" pinta Alin. Seketika Alif membalikkan badannya menghadap ke arah istri cantiknya. Karena posisi Alif berada di kursi depan bersama dengan Ammar yang sedang menyopir mobilnya. Sedangkan Alisya duduk manis di belakang sembari menemani Aidan yang sedang tertidur pulas dalam pelukannya.
"Mau ngapain?" tanya Alif. Alin memutar bola matanya malas.
"Mau main lato-lato," jawab Alin asal. Alif mendengus kesal.
"Sayang, yang bener dong."
"Pikir aja sendiri aku mau ngapain di toilet!" ketus Alin. Sedangkan Alisya terkikik geli melihat kebucinan adik laki-lakinya itu terhadap istrinya. Sungguh pemandangan yang limited edition haha...
"Hm, iya iya tapi nanti saya antar."
"Heh mana boleh! Aku mau ke toilet cewe. Masa kak Alif mau ikut sih. Nanti apa kata orang. Astaghfirullah kak," omel Alin. Alif meringis mendengar omelan Alin. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Iya juga ya. Yaudah kalo gitu kak Alisya, bisa temenin Alin ga?" tanya Alif.
"Bisa aja sih, tapi ini Aidan udah terlanjur pules banget. Tau sendiri gimana tadi effort istri kamu bikin Aidan tidur. Susah banget," ujar Alisya.
"Gapapa kok kak, santai aja aku bisa sendiri," ujar Alin dengan senyum percaya dirinya.
"No, ga boleh sendiri. Nanti saya tungguin di depan aja gimana?" tawar Alif. Alin menghela nafas panjang. Sungguh suaminya sangatlah posesif. Sedangkan si sopir malah menatap jengah Alif.
"Bucin mulu lo," sarkas Ammar.
"Biarin, halal mah bebas!" tukas Alif.
"Serah lo! Di depan ada toilet tuh," seru Ammar ketika melihat ada sebuah bangunan kecil yang sengaja didirikan sebagai toilet umum.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny Is You (TELAH TERBIT)
RomanceKarya ini murni hasil pemikiran dan kegabutan saya sendiri! NO COPAS/PLAGIAT!!❌❗ Dimohon untuk meninggalkan jejak VOTE dan KOMEN di cerita ini 🙏🏼 Telah terbit di Teori Kata Publishing. Silahkan kunjungi link di bio Instagram saya @anisalstari untu...