35♡

12K 1.1K 118
                                    

Pengen tau kelanjutan yang kemaren? Cus dibaca...

***

Hari berganti. Sudah 24 jam sejak Alin menghilang. Alif telah melaporkan hilangnya istri cantiknya ke kantor polisi.

Hari ini mereka akan melakukan penelusuran di sekitar toilet umum tempat hilangnya Alin. Mereka sudah meminta izin kepada pengelola toilet agar menutup sementara toilet umum itu sampai penelusuran selesai.

Alif tak sendiri, ada Ammar, Rendy, Sandi, Arkan, Abi Hakim, Ayah David dan beberapa teman Alif. Tak lain dan tak bukan adalah Devan, Arya, Shaka, dan Gus Agam juga turut serta membantu.

Amel, Amil, dan Dinda juga ikut serta membantu. Mereka tak akan bisa tenang jika belum ada kabar terbaru dari Alin. Mereka yakin ada yang berniat buruk terhadap Alin. Mereka tak akan mengampuni siapapun yang berniat jahat pada sahabatnya itu.

"Kita mulai dari bilik wanita. Tolong kalian bertiga cek kesana!" titah Pak Tio. Perwakilan dari kepolisian yang akan membantu menangani kasus hilangnya Alin.

"Siap pak," jawab ketiganya.

Dinda dan si kembar pun menuju bilik toilet wanita dan mengecek satu persatu. Pak Tio sudah menyuruh mereka untuk merekam setiap sisi dari kamar mandi itu. Bukan apa-apa, hal itu dilakukan untuk mengetahui jejak si pelaku.

"Mil, lo di bilik ke dua. Mel lo di bilik ke tiga. Gue di bilik pertama," ujar Dinda membagi bilik yang ada disana agar bisa cepat melakukan pengecekan.

"Oke," jawab Amil dan Amel serempak. Mereka menyalakan kamera dan mulai merekam apapun yang ada disana.

Mereka bertiga pun mengecek hingga barang-barang yang ada disana pun ikut mereka cek. Dinda tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan. Ia memutuskan untuk keluar dan mematikan kamera handphone-nya.

Ia menuju bilik Amil. Ternyata gadis pujaan Arya itu tidak menemukan apapun juga. Mereka berdua menuju bilik toilet Amel.

Amel keluar dengan mimik wajah campur aduk. Antara penasaran dan terkejut.

"Mel, lo nemu sesuatu?" tanya Dinda.

"Ya, gue nemu gantungan tas Alin," ujar Amel sembari menunjukkan gantungan berbentuk teddy bear berwarna coklat dengan nama Aleena tercetak jelas di selempang yang dipakai oleh teddy bear itu.

"Eh bener. Ini gantungan yang dikasih sama Arkan sebelum Alin sama Pak Alif pergi bulan madu," ujar Dinda sembari menunjuk kearah gantungan yang dipegang oleh Amel.

"Oke kita laporan dulu ke Pak Tio," saran Amil. Keduanya mengangguk lalu beranjak pergi dari bilik toilet wanita.

Pak Tio, Alif, Ammar dan beberapa orang lainnya yang berjaga di depan toilet pun mengalihkan atensi mereka kepada ketiga gadis yang baru saja memeriksa toilet wanita.

"Kalian menemukan sesuatu?" tanya Alif.

Dinda dan Amil menengok kearah Amel. Amel menghela nafas sejenak lalu menatap Pak Tio yang sedang menunggu jawaban dari mereka bertiga.

Amel mengeluarkan gantungan kunci yang ia temukan di bilik toilet yang ia periksa tadi. "Saya nemu ini Pak," ujar Amel.

"Itu gantungan kunci punya istri saya Pak," sahut Alif.

"Bener Pak, saya yang ngasih itu sebelum adek saya dan suaminya pergi ke Dubai untuk honeymoon." Arkan ikut menyahuti. Dari wajah kedua laki-laki itu tampak begitu khawatir.

"Iya Pak, apa yang mereka katakan benar. Saya sama Arkan yang beli itu untuk Alin," sahut Dinda sembari menatap Arkan. Arkan mengangguk sekilas.

"Oke, tolong disimpan dulu!" titah Pak Tio. Sedangkan disampingnya ada seorang notulen yang sedang mencatat pernyataan mengenai penemuan gantungan tas Alin itu.

My Destiny Is You (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang