1.Terlalu polos

1.5K 250 23
                                    

SREK

(M/n) membuka pintu geser itu, menatap seorang iblis perempuan yang tengah duduk sambil memegangi biwa milik nya.

Pemuda itu bergeming, dia yang sudah sejak kecil tak pernah menangis itu bahkan tak menunjukkan ekspresi apapun.

Rui yang berada di tangan nya merasa tertekan. Kenapa ia harus di hadapkan dengan pangeran tanpa emosi ini sih?

Bahkan menjual kain motif hello Kitty untuk membungkus mayad Baji akan terlihat lebih keren

Setidak nya ia dapat uang okay?

"Nakime buka kan pintu keluar"ucap sang pangeran

Nakime memiringkan kepalanya, tanpa mengubah ekspresi maupun rasa hormat. Wanita iblis itu menjawab"Anda tidak boleh keluar dari dinding ini. Tuan akan marah"ucap nya

Lagi lagi begini, (m/n) memang selalu di larang untuk keluar. Akan jadi masalah besar jika ia keluar dan tiba tiba saja hilang. Itu tak lucu jika Muzan akan mengamuk tiba tiba karena cucu nya menghilang.

"Aku tak sendirian, aku bawa satu babu kali ini"

"UHUK!"Rui yang tertohok ucapan (m/n)

"WOI!AKU BUKAN BABU MU!"pekik Rui

"...kalau begitu babi ku"anjing ngelunjak:)

(M/n) bergeming, bahkan untuk mengedipkan mata nya saja jarang. Pemuda itu masih setia menatap Nakime lalu berkata "lagipula aku sudah biasa. Di sekolah tak ada yang menyadari nya"

Karena Izana tak mau putra nya ketinggalan zaman. Pemuda itu terus mendorong ayah nya agar mau menyekolahkan (m/n) di luar dinding benteng tanpa batas ini.

Meski yah, hanya itu kesempatan (m/n) keluar. Selain itu ia akan terkurung bagai burung dalam sangkar emas.

"Kau berani melawan ku Nakime?"Nakime berkeringat dingin, peluh menetes dari dagu nya.

Meski masih terbilang anak anak, tatapan mata (m/n) seolah tak ada beda nya dengan milik Muzan. Tatapan anak itu menyorot, dingin tanpa emosi namun mengintimidasi.

Susah untuk tidak tunduk pada nya. Walau hanya setengah iblis, yang nama nya pewaris tetap seorang pewaris.

"...musim sedang bersalju. Akan lebih hangat jika tuan di sini"ucap Nakime. Ia masih tak mengizinkan (m/n) keluar.

Rui juga merasakan tekanan itu. Tapi ia hanya bersikap biasa, mungkin ke arah bodo amat?lagian pangeran agung itu tak akan melukai nya.

Iblis laba laba itu bersidekap dada. Sifat dingin dan kaku nya seolah hilang semenjak ia dekat dengan Izana dan (m/n).

Entah kenapa keinginan Izana untuk memiliki keluarga sama seperti Rui itu sendiri yang membuat nya mudah dekat dengan Izana.

Iblis itu menatap Nakime. Jelas ia tau posisi nya masih jauh di bawah, tapi jika dia tak membantu (m/n) akan jadi lebih runyam.

"Lebih baik kau izinkan saja, aku bisa menjaga nya"Rui

"Bagaimana cara agar aku bisa mempercayai iblis yang jauh lebih lemah dari ku?"tanya Nakime datar. Ia memang tak pernah menaruh perhatian pada Rui meski iblis itu ada di dekat pangeran agung mereka.

Rui mengepalkan tangannya. Mendatarkan ekspresi nya yang kini hampir tak ada beda nya dengan (m/n) lalu berkata "kau meremehkan ku, Meski aku masih lemah. Aku yang berusia ratusan tahun ini bisa melindungi seorang anak berusia 12 tahun seperti nya"

"Apa kau buta?aku bukan anak anak lagi"(m/n) dengan poker face andalan nya

Nakime nampak masih kukuh"tidak bisa. Tuan muda akan berada dalam bahaya apalagi Bonten sedang merajalela, apa jadi nya jika mereka melihat wajah tuan muda?"Ucap Nakime menggerak gerak kan jari nya seolah mengancam Rui dan hendak menggeprek nya dengan dinding yang bisa ia gerakkan semau nya.

"Bonten?memang kenapa jika aku di lihat oleh mereka? tinggal ku makan"ucap (m/n) dan ke dua iblis babu nya itu yang langsung mematung dengan wajah pias.

Sial! mereka membicarakan Bonten yang berisi masa lalu Izana tepat di depan putra nya itu!

Nakime menghela nafas, wanita itu sedikit menunduk dan mengelus biwa milik nya.

Dahulu Nakime hanya seorang wanita miskin dengan suami yang kasar. Ia bekerja di malam hari untuk bermain biwa dan mendapat uang.

Suatu hari karena suatu masalah, Nakime membunuh suami nya sebelum ia berangkat pada pentas nya. Ia merasa gugup, takut jika seseorang mengetahui perbuatan nya.

Dia memainkan biwa dengan perasaan campur aduk. Tapi semua orang justru menyukai nya.

Sejak saat itu Nakime terus membunuh orang setiap hendak melakukan pentas. Dengan begitu ia akan mendapatkan uang sampai Muzan datang dan memberikan darah nya.

"Karena kita tak berurusan dengan Bonten. Pangeran agung, ku mohon jangan memaksa lagi. Aku khawatir dengan keselamatan mu"Nakime berkata

Rui sebenarnya juga tak mau keluar. Bahkan menunggu di gunung natagumo lebih menyenangkan dari pada berkeliaran di kota Tokyo dan melihat malam salju ini.

Tapi (m/n) meminta nya menemani nya. Rui sendiri sudah bersumpah sebagai pelayan setia nya.

Bahkan Muzan mau melepas tugas Rui hanya agar (m/n) merasa sedikit senang karena pada akhirnya bisa memiliki teman bicara pilihan nya sendiri.

Tap tap tap tap

"Ada apa ini?"

"?!"

Mereka menoleh

Mereka menoleh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Art not mine

Sosok itu muncul, berjalan mendekati ke tiga orang tersebut lalu bertanya"aku mendengar perdebatan kalian. Ku pikir putra ku sedang tidur di kamar nya atau sedang bermain piano di aula utama?"ucap Izana sambil menatap ke arah pemuda berusia 12 tahun itu

(M/n) membungkuk sejenak, mendekati Izana yang berkata"ku pikir kau sedang tidur?apa yang kau lakukan dengan Nakime dan Rui?ini hari libur, tak ada sekolah juga tak ada jadwal pentas bagi mu"

(M/n) bergeming, menatap mata ungu ibu nya lalu berkata"aku ingin keluar dinding benteng ini"

Izana terdiam. Sebagai orang tua ia sangat paham. Putra nya mulai tumbuh dengan jiwa bebas yang memenuhi nya.

Pria manis itu menatap Nakime, mengangguk dan berkata"tapi jika terjadi sesuatu kau tau harus apa?"

"...membunuh mereka dan menyantap nya sebagai hidangan penutup"

"Baik kau di izinkan"ucap Izana. Ia bisa menjelaskan nya pada Muzan nanti.

Lagipula pria kolot itu tak akan menentang Izana.

Karena bagi Muzan

Izana di mata nya adalah
.
.
.
"Bayi yang masih terlalu polos "

TBC
Ketika raja punya anak angkat rajaUwU
Jangan lupa Vote nya Minna (⁠。⁠ŏ⁠﹏⁠ŏ⁠)

[END]Half Demon-Tokrev x Male Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang