10.Awas tuan marah

963 197 17
                                    

(m/n) tidak lagi berkomentar apapun lagi. Ia hanya mendengarkan sambil menikmati coklat di piring nya.

Coklat yang mahal, terbukti dari merk yang hanya mampu di beli orang orang berdompet tebal.

Yah, walau (m/n) tak lagi heran atau kagum pada rasa nya. Coklat itu sama dengan oleh oleh yang selalu Muzan bawakan saat ia kecil dulu.

Kakek nya itu selalu pulang dengan banyak hadiah. Meski wajah nya datar dan ia mengatakan karena (m/n) perlu mainan, sebenarnya raja iblis itu sangat antusias membelikan apapun untuk cucu kesayangan nya yang bermulut tajam.

"Enak bukan?ku yakin keluarga mu tak mampu membeli coklat itu"ucap Mochi tersenyum miring dan (m/n) yang dengan santai nya menjawab

"Yah benar, kakek ku hanya mampu membeli pabrik nya"mochi melongo. Kalau anak ini se kaya itu lalu kenapa dia di jual?!

"Keluarga mu pasti membenci mu karena itu lah kau di jual"ucap Rindou memanasi. Ia sebenarnya hanya penasaran seperti apa wajah (m/n) ketika kesal

Wajah datar anak itu membuat nya merasa gemas ingin mencekik nya sejak tadi.

"Benci pasti ada, itu tabiat iblis"(m/n) dan semua orang yang mengernyit kebingungan

"Kau cukup menarik loh (m/n), apa kau benar benar tak memiliki rasa takut?"tanya Ran tersenyum dengan mata tertutup nya.

Pria itu menopang dagu, rapat sudah selesai tapi mereka masih berada di sana dengan (m/n) yang menjadi pusat perhatian mereka.

"Takut?"(m/n) kebingungan

Ran mengangguk "benar, bagaimana pun juga kami adalah kelompok gangster paling mengerikan di Jepang. Kami mungkin akan memutilasi mu loh"ucap nya tersenyum manis

Di dalam lubuk hati nya, Ran juga merasa penasaran dengan raut wajah (m/n) yang jauh dari kata normal. Iblis itu benar benar si poker face dan hanya Rui yang bisa membuat nya mengernyitkan alis nya meski hanya sejenak.

Sanzu yang sejak tadi diam tak bisa lagi menyembunyikan rasa penasaran nya. Ia jadi ikut menakuti (m/n) dengan berkata"sebenarnya aku sudah menahan diri untuk memenggal mu. Kau tak takut?"tanya nya dengan seringai mengerikan

Kakucho memijat pangkal hidung nya dengan helaan nafas pasrah yang ia hembuskan.

"Sanzu benar, aku mungkin akan menjual mata mu. Itu indah"sahut Koko sambil menjilat bibir nya sendiri

(M/n) hanya bergeming, menatap pria pria kriminal itu lalu dengan santai nya ia menjawab"aku hanya takut dengan ibu"

Anak itu bersidekap dada"kalian mungkin gangster terbesar di Jepang, tapi ibu ku lebih mengerikan. Ribuan iblis bertekuk lutut di bawah nya. Memang nya kalian siapa hingga membuat ku merasa takut?"ucap nya

"Jika ia mau, ia bisa melahap kalian"ucap nya yang malah di anggap candaan oleh mereka.

"Apa ibu mu seorang kanibal?lucu sekali, kau memang aneh bocah"gelak Takeomi

".....hina ibu ku sekali lagi dan 5 menit setelah nya kau akan masuk ke liang lahat"Takeomi makin melepaskan tawa nya. Di mata nya (m/n) tetap seorang bocah sok kuat yang paling juga akan menangis saat kalah dari nya.

"Oh benarkah?mulut mu memang tajam untuk seukuran bocah. Ibu mu pasti orang bodoh yang tak mengajari mu sopan san-

WHUSH
"......."Takeomi terdiam, kaki (m/n) berhenti tepat di depan mata nya.

Pemuda itu bergeming, meski wajah nya masih terlihat dingin juga datar bagai dada waifu mu yang tevos, tapi Takeomi bisa dengan jelas merasakan tekanan kuat dari nya.

".....kenapa diam?lanjutkan saja tak apa"ucap nya

Mikey ikut terkejut. Ia bahkan tak bisa mengikuti gerakan anak itu. Itu terlalu cepat!bahkan mereka yang tadi memanasi nya mulai terbungkam dengan nafas tercekat.

Pria akashi itu meneguk ludah nya dengan susah payah, setetes keringat menetes dari dagu nya.

"......ku pikir kau sudah cukup bertingkah Bocah"Sanzu bangkit, menodongkan pistol ke kepala (m/n) yang bergeming lalu mencengkeram pergelangan tangan nya dengan erat.

KRAK
"ARRRGGGHHH!!"suara Sanzu berteriak terdengar mengerikan, (m/n) hanya bergeming. Meremuk tulang Sanzu lalu kembali fokus pada Takeomi yang berkeringat dingin karena nya.

"Sudah ku katakan bukan?ibu ku mengajari seni mematahkan tulang orang lain"ucap (m/n) dengan urat urat kecil yang timbul di sekitar wajah nya

"Aku masih diam, kalian terus berceloteh seperti seekor burung perkutut yang menyebalkan terus meremehkan ku. Bukan kah aku sudah bilang?aku mungkin bisa saja membunuh kalian"meski setengah dia tetap iblis dengan tenaga di luar batas normal manusia biasa.

"Aku diam saat kalian menghina dan meremehkan ku tapi tidak dengan ibu ku!"ucap nya lalu bangkit dan berjalan pergi menuju pintu keluar

"Kau ingin kemana?!kau tak bisa keluar tanpa id card ku-"ucapan Mikey terhenti, (m/n) mengangkat tangan nya yang terkepal erat lalu menghantam dengan cepat pintu itu hingga berlubang dan hancur karena ulah nya.

BRUAK
Pintu itu hancur, (m/n) berjalan keluar dengan tangan yang mengeluarkan asap pasca menghantam pintu tak bersalah itu.

Ia tak berniat kabur, hanya ingin menunggu di dalam mobil Mikey karena dia sudah cukup muak dengan isi rapat nya.

Suasana menjadi hening dalam sekejap, saling pandang seolah menyalahkan satu sama lain hingga suara Rindou akhirnya terdengar.

"Lihat, tuan muda mu itu marah Mikey"
.
.
.
.
.
"Kau marah?"suara Mikey terdengar, pria itu masuk ke dalam mobil dan mendapati (m/n) tengah termenung menatap keluar jendela

"Ku pikir kau tak buta. Apa aku terlihat tak marah?"tanya (m/n)

Mikey menghela nafas panjang, menyenderkan tubuhnya pada kursi penumpang lalu berkata"kau mirip kakak tiri ku. Tapi dia sudah mati"

"Jadi kau menyamakan ku dengan mayad?maaf sekali aku bukan kakak mu"ucap (m/n)

Mikey menekuk alis nya, berusaha menahan tawa nya lalu berkata

"Mulut mu memang tajam yah, itu wajar sih kau masih remaja"

"Untung kau tak punya hati"

TBC
Jangan lupa Vote nya Minna (⁠人⁠ ⁠•͈⁠ᴗ⁠•͈⁠)

Kok pada nyider sih?

[END]Half Demon-Tokrev x Male Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang