Hongjoong dan Seonghwa, pasangan menikah berumur 28 tahun yang tak dikarunia anak karena penyakit yang Seonghwa derita membuat rahimnya harus diangkat.
Walau begitu, keluarga ini tetap harmonis, mereka pun tak sungkan mengadopsi anak-anak jalanan yang kurang beruntung. Merawat dan menyayangi mereka layaknya anak mereka sendiri. Terhitung, sudah ada enam anak yang Hongjoong dan Seonghwa adopsi.
Anak sulung bernama Yunho, Seonghwa menemukannya di pasar dekat pelabuhan, ia kebetulan lewat dan memutuskan untuk sekalian berbelanja bulanan. Saat itu ia melihat Yunho tengah dipukuli karena tertangkap tangan tengah mencuri sebuah apel.
Yunho terlihat sangat kurus, kurang gizi dan terlihat kelaparan, Seonghwa menyelamatkannya. Meredam amarah orang-orang dengan memberikan sejumlah uang dan lekas membawa Yunho ke rumah sakit.
Setelah berunding dengan Hongjoong, mereka sepakat untuk mengadopsi Yunho yang saat itu berusia 14 tahun.
Dua bulan kemudian, Hongjoong membawa pulang seorang anak bernama Yeosang yang terlihat sangat kurus dan wajah yang sangat pucat. Hongjoong menemukannya di dekat panti asuhan yang sudah dirobohkan. Tergelatak tak berdaya di antara puing puing panti.
Tanpa pikir panjang, Hongjoong langsung membawanya pulang. Yeosang memiliki tubuh yang lemah, gampang sakit dan mudah lelah. Namun, itu tak membuat Hongjoong dan Seonghwa enggan, justru mereka bersyukur dapat menemukan Yeosang sehingga bisa merawatnya.
Empat bulan kemudian, Hongjoong dan Seonghwa kembali mengadopsi anak. Anak manis bernama San yang dibuang orang tua angkatnya di daerah kumuh yang memprihatinkan.
Hongjoong dan Seonghwa tak sengaja menemukannya tengah mengais makanan di tong sampah. Mereka menghentikan mobil, membelikan makanan, dan akhirnya membawa San ke rumah. Resmi menjadi anggota kelima keluarga mereka.
Seminggu berselang, saat Hongjoong dan Seonghwa tengah membeli bahan makanan di pasar. Mereka melihat perkelahian antara anak-anak dan orang dewasa.
Anak kecil itu terlihat babak belur dan sempoyongan, tetapi masih mengangkat tinju kecilnya pada laki-laki yang ada di depannya. Hongjoong menghentikan perkelahian itu sebelum laki-laki tadi melayangkan pukulan yang bisa saja membuat nyawa anak itu melayang.
Hongjoong dan Seonghwa membawa anak itu ke tempat sepi, bertanya mengenai apa yang baru saja dialami. Nama anak itu adalah Wooyoung, berumur 10 tahun sama seperti San. Wooyoung merupakan anak panti asuhan tak jauh dari pasar.
Ia sering diejek, dan dirundung, membuatnya menjadi anak nakal yang akan memukul siapa pun yang mengejeknya.
Laki-laki tadi adalah seorang ayah yang tak terima karena anaknya dipukul oleh Wooyoung, padahal menurut cerita Wooyoung, anak itu lah yang lebih dulu melemparinya dengan batu.
Seonghwa merasa hatinya terketuk, ia ingin membawa Wooyoung jauh dari tempat ini, tak kuasa melihat anak sekecil ini harus menahan sakit hati diejek hanya karena tinggal di panti asuhan.
Hongjoong pun setuju, mereka mendatangi panti asuhan tempat Wooyoung tinggal dan mengadopsinya sebagai anak.
Tiga bulan kembali berlalu, Hongjoong baru saja pulang dari tempatnya bekerja. Saat itu, ia melihat seorang anak yang tergeletak di tengah jalan dengan darah yang menggenang.
Korban tabrak lari, Hongjoong menebak. Anak itu lekas ia bawa ke rumah sakit setelah menyadari ternyata anak itu masih bernapas. Melaporkannya ke polisi guna mencari orang tuanya, tetapi ternyata, anak bernama Mingi ini merupakan anak jalanan yang tak punya tempat tinggal.
Hongjoong tak bisa membayangkan, anak berusia tujuh tahun harus hidup sendirian dan berjuang untuk tetap hidup.
Setelah Mingi terbangun, Hongjoong menawarkan tempat tinggal. Anak itu langsung menangis dan memeluk Hongjoong erat, mengatakan betapa bahagia karena ada orang yang akhirnya menganggap ia ada.
Anak terakhir bernama Jongho, anak kecil berusia enam tahun yang Hongjoong temukan di pinggir jalan sebulan setelah mengadopsi Mingi, tengah malam, dengan kertas yang tergantung di leher.
Kertas itu bertuliskan. "Anak tidak berguna, kami tak lagi membutuhkannya, jika mau, kalian boleh mengambilnya. Perlakukan dia sesuka kalian. Pembantu, budak seks, terserah."
Hongjoong terdiam membaca itu, bisa-bisanya ada orang yang setega itu membuang anak mereka sendiri. Anak ini terlihat syok, sorot matanya kosong, bahkan tak menyadari kehadiran Hongjoong sampai Hongjoong menyentuh tangan mungilnya.
Kalimat pertama yang anak ini ucapkan membuat hati Hongjoong teriris.
"Saya minta maaf, saya tak akan menangis lagi jika dipukul, saya akan lakukan apa pun, tolong jangan buang saya, Tuan."
Dan tersentak saat menyadari jika yang di depannya bukanlah majikannya. Rupanya, Jongho merupakan anak yang dijual orang tuanya sebagai budak, ia kerap disiksa, terbukti dari banyaknya luka memar di balik baju.
Mungkin majikannya sudah bosan, sehingga membuangnya ke jalanan.
Hongjoong membawanya pulang, mengadopsinya, memberinya kasih sayang. Walau begitu, Jongho belum pernah sekali pun memanggilnya dengan sebutan Ayah, atau pun memanggil Seonghwa dengan sebutan Ibu.
Begitu pendiam, kelewat penurut, hanya melakukan apa yang diperintahkan. Bahkan tak akan makan jika belum ada yang memintanya makan.
Dalam setahun, Hongjoong dan Seonghwa mengadopsi enam anak. Keenamnya masih menutup diri, belum bisa sepenuhnya mengutarakan apa yang tengah mereka pikirkan, dan masih terlihat sungkan.
Walaupun begitu, Hongjoong dan Seonghwa tetap menyanyangi dan merawat mereka sepenuh hati. Sadar jika anggota keluarganya semakin banyak, Hongjoong memutuskan mencari rumah yang lebih besar.
Saat bingung memilih rumah yang cocok, tiba-tiba ada seorang pria yang menawari sebuah rumah besar di pinggir kota. Rumah itu terlihat tua tetapi terawat, halamannya luas, bahkan memiliki kebun.
Hongjoong tertarik, anak-anaknya masih butuh adaptasi, mereka butuh suasana tenang, menghilangkan segala trauma dan kenangan buruk dari orang-orang terdahulu.
Tempat ini, cocok.
Setelah berunding dengan Seonghwa, juga meminta pendapat dari keenam anaknya. Hongjoong memutuskan membeli rumah itu dan mereka semua pindah ke sana, memulai kehidupan baru, sebagai keluarga.
Berharap kebahagian terus menemani, tetapi benarkah demikian? Kejadian aneh, teror mengerikan, membawa mereka berurusan dengan makhluk tak masuk akal.
Rasa kekeluargaan yang diuji, tak akan bisa keluar jika belum memahami apa itu kasih sayang dan arti keluarga sejati.
𝓕𝓪𝓶𝓲𝓵𝔂
Begin-!
𝓕𝓪𝓶𝓲𝓵𝔂
Jumat, 9 desember 2022
Authan-♥︎
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]Family - ATEEZ
FanfictionKeluarga sejati? Tahukah apa artinya? Jika tak tahu, kalian akan terjebak selamanya. Hongjoong, Seonghwa dan keenam anak adopsinya pindah ke rumah yang lebih besar. Berharap dapat menjadi keluarga sepenuhnya. Namun, kehidupan mereka seolah dipermain...