Keluarga sejati? Tahukah apa artinya?
Jika tak tahu, kalian akan terjebak selamanya.
Hongjoong, Seonghwa dan keenam anak adopsinya pindah ke rumah yang lebih besar. Berharap dapat menjadi keluarga sepenuhnya.
Namun, kehidupan mereka seolah dipermain...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pukul lima pagi, Pastor Lim tengah bersiap untuk melakukan doa pagi pukul enam nanti. Memakai jubah Pastoral, memeluk Alkitab dan berjalan menuju Aula. Memang masih ada waktu satu jam lagi, tetapi menyiapkan semuanya lebih awal bukanlah hal yang buruk.
Di dalam aula sudah ada Frater Na, tengah membersihkan kursi-kursi agar jemaat semakin nyaman saat berdoa. "Pastor Lim," sapanya saat melihat Pastor memasuki aula.
Pastor Lim hanya mengangguk, terus berjalan menuju mimbar, dan membuka Alkitab. "Frater Na, kertas alamat yang aku berikan padamu, bisa kau berikan padaku?"
"Tentu Bapa." Frater Na berjalan menghampiri Pastor Lim dan memberikan kertas yang beliau berikan kemarin untuk disimpan dengan baik.
"Terima kasih," ujar Pastor Lim, ia belum sempat membacanya karena tiba-tiba banyak jemaat yang datang untuk mengadu, sehingga kertas ini ia berikan pada Frater Na agar tak hilang.
Kertas itu Pastor Lim buka, membaca dengan saksama alamat rumah Tuan Hongjoong yang mendapat gangguan semenjak pindah di rumah baru. "Alamatnya ... " Pastor Lim melebarkan mata, rumah ini. "Frater Na, tolong minta Pastor Choi untuk menggantikan aku memimpin doa pagi," pintanya dan berlari keluar gereja.
Bagaimana mungkin? Satu lagi keluarga yang pindah ke rumah itu. Sudah berkali-kali pihak Gereja mendapat keluhan dari rumah yang sama dan tak pernah berakhir baik.
Berkali-kali pula pihak Gereja menyegel rumah itu, menyita surat-suratnya dan mengambil kuncinya. Bahkan setelah kejadian terakhir, kunci rumah ini diserahkan kepada pihak Vatikan dan dimasukkan ke dalam peti suci agar tak ada lagi keluarga yang menjadi korban.
Namun sekarang? Bagaimana bisa? Pastor Lim memacu mobil dengan cepat, sembari berkendara ia pun menghubungi Vatikan, memberi laporan, juga untuk memastikan apakah kuncinya kembali hilang walau sudah disimpan di dalam peti suci?
"Ya Tuhan, tolong lindungilah keluarga Hongjoong."
🧱
Seonghwa menggeliat pelan, memiringkan tubuh hanya untuk mematikan alarm dan kembali telentang, menatap langit-langit kamar dalam diam, mengumpulkan nyawa dan tenaga.
Semalam ia tak bisa tidur dengan nyenyak, jika tak ada alarm, saat ini ia pasti masih tidur. Mengusap wajah dengan kasar dan duduk di tepi tempat tidur. Melakukan gerakan peregangan dan berdiri, berjalan memutari tempat tidur hanya untuk memperbaiki selimut Hongjoong.
Seonghwa yakin, semalam Hongjoong pun tak bisa tidur dengan nyenyak, entahlah, rasanya suasana rumah tiba-tiba sedikit aneh. Membuat tak tenang, dan berakhir tak bisa tidur dengan nyenyak, selalu terbangun setiap beberapa menit sekali. Sampai akhirnya bisa tidur nyenyak menjelang subuh.
Kembali melakukan gerakan peregangan agar tubuhnya tak terlalu kaku dan berjalan keluar kamar. Pukul enam pagi, dan suasana rumah masih sepi, mungkin anak-anaknya pun belum bangun.