Delapan

924 157 34
                                    

⚠️ada baiknya dibaca malem/sehabis berbuka hehe⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
⚠️ada baiknya dibaca malem/sehabis berbuka hehe⚠️
.
.

Seonghwa masih di tempatnya. Menatap putra terkecilnya yang tengah menangis, Seonghwa tentu ingin merengkuhnya, menenangkannya, tetapi ia tak berdaya. Yang mampu ia lakukan hanyalah ikut menangis, tak kuasa melihat air mata membasahi pipi Putranya.

Apa yang Putra kecilnya pikirkan? Wajah Jongho terlihat ingin sesuatu, tetapi tiba-tiba tersentak dan mulai menangis. Apakah Jongho mengingat kenangan buruk masa lalunya lagi? Ya Tuhan, Seonghwa tak sanggup melihat putranya menangis.

"Jangan menangis, sayang. Ibu di sini, Ibu di sini," ujar Seonghwa dengan parau, walau ia tahu Jongho tak akan mendengarnya, melihatnya pun tak bisa, Seonghwa hanya berusaha menyampaikan betapa ia sangat menyayangi Jongho seperti ia menyayangi putranya yang lain.

Betapa ia sangat ingin membawa Jongho ke dalam rengkuhannya, menghapus air matanya, menenangkannya, dan memberinya kehangatan. "Hiks Jongho, sayang. Jangan menangis, jangan menangis, Ibu menyayangimu, Ibu di sini."

"Seonghwa."

"Ah, iya." Seonghwa menghapus air mata dengan cepat saat mendengar suara Hongjoong, khawatir jika Yeosang juga ada di sana. Ia tak ingin putra keduanya melihat ia menangis lagi. Berdiri, dan berbalik untuk menatap Hongjoong. "Di mana Yeosang?" tanyanya saat mendapati Hongjoong hanya sendiri.

"Di dalam tenda ... " Hongjoong menggantung kalimatnya, mempertimbangkan apakah harus mengatakannya pada Seonghwa atau tidak.

"Ada apa?"

"Yeosang tahu jika yang di dalam tidak dapat melihat keluar," jawab Hongjoong pada akhirnya. Masalah ini memang tidak akan bisa disembunyikan seterusnya. Hongjoong hanya tak menyangka Yeosang akan mengetahuinya secepat ini.

Lebih tepatnya, Yeosang menarik kesimpulan yang tepat. Putranya sangat pintar, hanya dengan mempertimbangkan apa yang terjadi kemarin sore, Yeosang dengan yakin langsung menyebutkan jika yang di dalam pasti tak dapat melihat keluar.

Hongjoong ingin membantah saat mendengar Yeosang mengatakan ini, tetapi sepertinya itu bukan ide yang bagus. Raut wajah Yeosang tak terihat sedih, lebih ke arah menyesali, tetapi juga berusaha menerima, putranya tegar demi ia dan Seonghwa. "Bicaralah dengan Yeosang."

Seonghwa mengangguk. "Aku mengerti."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✔]Family - ATEEZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang