Tujuh

1K 166 33
                                    

-beberapa menit sebelum Yeosang dilempar keluar dari rumah-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-beberapa menit sebelum Yeosang dilempar keluar dari rumah-

Pukul enam kurang sepuluh menit, semuanya diam, belum ada yang berani keluar. Dua anggota paling kecil bahkan masih tertidur, Jongho masih terlelap dalam pelukan Wooyoung, sedangkan Mingi masih tidur dengan memeluk lengan kiri Yunho.

Mingi yang pertama bangun, terkejut karena tanpa sadar ia tidur dengan memeluk lengan Kakak tertua. Mingi dengan cepat beringsut menjauh, hampir jatuh karena lupa ia tidur di sofa. "Maaf Kakak," ujarnya, lekas bangun dan duduk di lantai, di samping San.

Yunho membuka mulutnya, hendak bertanya kenapa Mingi meminta maaf, tetapi tak ada satu pun kalimat yang keluar. Ia kini kembali menatap langit-langit kamar.

Masih pagi dan kepala Yunho sudah dipenuhi pikiran buruk, kenapa semua orang selalu minta maaf padanya? Bagaimana ia di mata para adiknya? Apa mereka semua menganggap ia Kakak? Atau hanya menghormati karena ia yang paling tua? Atau justru semua orang takut padanya? Atau yang lebih buruk, tidak ada yang menyukainya?

Tak lama, Jongho terbangun, menggeliat pelan dan duduk dengan benar, seperti biasa tak ada suara apa pun yang keluar dari mulutnya.

Suasana kembali hening, sampai akhirnya Yunho bangkit dan memberanikan diri membuka pintu. Tak ada apa pun, makhluk atau entah apa pun itu yang semalaman membujuk agar dibukakan pintu sudah pergi entah ke mana.

Pintu kamar, Yunho buka lebar-lebar, ia berjalan lebih dulu menuju tangga, menoleh ke belakang hanya untuk memberi isyarat jika di luar sudah aman.

Mereka berlima menuruni tangga satu persatu, mengikuti setiap langkah dari Kakak tertua. Mereka sangat lelah, juga cukup tertekan akan keadaan. Wooyoung dan San membawa dua adik terkecil untuk duduk di sofa, lalu berjalan mendekati Yunho yang sudah lebih dulu melangkah menuju ruang tengah.

"Yeosang?" panggil Yunho dengan ragu, berdiri di ujung koridor yang berhubungan dengan ruang tengah. Indra pendengarannya sayup-sayup mendengar suara isak tangis, tapi tak begitu jelas. "Yeo—"

Yunho tak dapat melanjutkan kalimat, terkejut karena tiba-tiba ada embusan angin kencang, kedua matanya refleks terpejam. "Apa itu tadi?" ujarnya pelan.

"WooSan! Mingi! Jongho! Ingat apa yang pernah kita bahas?! Agar keluar dari tempat ini?! Ingatlah bagaimana Ayah dan Ibu memperlakukan kita! Percayalah pada Ayah dan Ibu! Apa pun yang terjadi jangan dengarkan ucapan makhluk-makhluk itu!"

Suara Yeosang terdengar, Yunho melihat adik nomor satunya itu melesat dengan cepat dari dapur, seperti ada tangan tak kasat mata yang menyeretnya. Tangan Yunho refleks terulur saat Yeosang melewatinya, tetapi ia tak dapat meraihnya.

"Alasan Ayah dan Ibu mengadopsi kita! Membawa kita ke rumah! Memberi kita semuanya! Pikirkanlah! Pahamilah! Kasih sayang Ayah dan Ibu! Kak Yunho, Aku menyayangimu! Aku ingin lebih dekat denganmu! Percayalah pada Ayah dan Ibu! Aku mohon, Kak Yunho!!!" teriak Yeosang sekali lagi.

[✔]Family - ATEEZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang