Keesokan paginya. Seperti biasa Seonghwa tengah menyiapkan sarapan, menatanya dengan rapi di meja. Sarapan pagi ini adalah nasi goreng kimchi dengan taburan rumput laut dan juga telur mata sapi setengah matang.
Tujuh piring sudah tertata pada tempatnya, tinggal menunggu penghuni rumah bangun dan sarapan bersama. Masih pukul enam pagi kurang lima belas menit, ada waktu lima belas menit bagi semua buah hatinya datang ke dapur.
Agar makanan tetap hangat, Seonghwa menggunakan food box cover pada masing-masing piring. Ia sendiri kini sibuk mencuci perkakas bekas membuat makanan, agar dapurnya terlihat bersih dan rapi.
Selesai dengan perkakas, Seonghwa berjalan menuju pintu untuk memanggil semua buah hatinya agar lekas turun untuk sarapan, tetapi saat melewati meja, langkah Seonghwa terhenti.
Telur mata sapi di piring San, hilang. Bukan yang pertama kali, sudah beberapa kali terjadi, makanan yang ia siapkan untuk San tiba-tiba menghilang. Awalnya Seonghwa mengira San yang sudah memakannya lebih dulu. Namun, jawaban putranya membuat Seonghwa termangu.
"Loh, Ayam di piring San sudah habis? San sangat suka Ayam goreng ya?"
"Eh? Ta-tapi San belum makan apa pun Ibu. Saat San datang piring lauk milik San memang kosong."
Untungnya saat itu Seonghwa dapat mengubah suasana dengan mengatakan jika ia yang lupa agar San tak merasa sedih, atau merasa tertuduh.
Seonghwa selalu berpikir, apa tujuan dari semua kejadian ini? Jika pun rumah ini memang dihuni makhluk halus, terornya terlalu aneh, sangat tak biasa. Namun, berpikir sekeras apa pun, Seonghwa belum menemukan jawaban atas pertanyaanya.
Melupakan tujuan awalnya, Seonghwa kembali berjalan menuju kompor dan membuat telur mata sapi yang baru untuk San.
Tak lama setelah Seonghwa selesai membuat telur mata sapi, dua putra bungsunya berjalan memasuki dapur. Seonghwa menyambut mereka dengan hangat, dan mempersilakan untuk sarapan lebih dulu.
Seonghwa sendiri kini sibuk membuat sandwich untuk bekal suaminya, sejak pagi Hongjoong sangat sibuk, tak akan sempat sarapan di rumah.
Suara langkah kaki yang terdengar terburu menginterupsi kegiatan Seonghwa. Ia menutup kotak bekal dengan cepat dan keluar dari dapur, menghampiri Hongjoong yang juga berjalan cepat menghampirinya.
"Seonghwa."
"Ada apa, Hongjoong?"
"Hwa, kamu melihat laptopku?"
Mendapat pertanyaan itu, Seonghwa jelas bingung. "Loh, bukannya tadi pagi tengah kamu pakai?" ujarnya balik bertanya. Sebelum membuat sarapan Seonghwa pergi ke ruang kerja Hongjoong dan melihat suaminya tengah berkutat dengan laptop.
"Iya, tadi aku masih memakainya. Lalu aku ke kamar mandi sebentar untuk cuci muka, tetapi saat aku kembali, laptopku tak ada, hanya ada tas kerjaku di atas meja," jelas Hongjoong, demi Tuhan ia hanya mencuci muka sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]Family - ATEEZ
Fiksi PenggemarKeluarga sejati? Tahukah apa artinya? Jika tak tahu, kalian akan terjebak selamanya. Hongjoong, Seonghwa dan keenam anak adopsinya pindah ke rumah yang lebih besar. Berharap dapat menjadi keluarga sepenuhnya. Namun, kehidupan mereka seolah dipermain...