Enam belas

991 156 24
                                    

Yunho masih sesenggukan, duduk di tepi tempat tidur, dengan Ayah yang sabar mengusap pelan surainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yunho masih sesenggukan, duduk di tepi tempat tidur, dengan Ayah yang sabar mengusap pelan surainya. Ia sudah memantapkan hati, akan menceritakan semua yang selama ini selalu mengganjal hati. "Hiks Yu-yunho dulu hidup seperti anak kebanyakan, memiliki keluarga dan hidup bahagia," ujarnya memulai cerita masa lalu yang terasa begitu menyayat ketika ia ingat. Namun, tetap ingin ia ceritakan agar hatinya semakin lega.

#Flashback
.
.
-Delapan tahun yang lalu-

Sudah satu minggu sejak Yunho resmi berumur tujuh tahun. Keluarganya yang sempurna, memberinya banyak hadiah, kasih sayang tak terhingga, bahkan pesta perayaan yang begitu hangat walau hanya sekadar pesta kecil-kecilan.

Menjadi yang terkecil dari tiga bersaudara, Yunho begitu disayangi Kakak-kakaknya, selalu dimanjakan kedua orang tuanya, dan tak pernah kekurangan apa pun. Yunho sangat mensyukuri kehidupan yang ia jalani bersama keluarganya yang begitu perhatian dan tulus memberikan kasih sayang satu sama lain.

Keluarga Yunho termasuk ke dalam ekonomi kelas menengah, walau demikian semuanya serba kecukupan. Ayah memiliki perusahaan sendiri walau kecil, dengan penghasilan stabil setiap bulannya, dan selalu meningkat setiap tahunnya.

Semua terasa sempurna, keluarganya, kehidupannya. Yunho merasa tak akan pernah ada masalah yang dapat membuat keluarga mereka terpecah belah.

Namun, Yunho salah. Satu bulan, hanya dalam waktu satu bulan penghasilan dalam perusahaan tiba-tiba merosot drastis. Ditipu saudara sendiri, mengikuti program investasi palsu yang menguras seluruh uang perusahaan dengan hutang yang menggunung.

Selama beberapa minggu Ayah berusaha sangat keras mempertahankan perusahaan yang diujung tanduk, diambang kebangkrutan, mencari pinjaman ke sana kemari, tiada hasil. Perusahaan akhirnya resmi disita.

Keluarganya yang serba kecukupan berubah menjadi serba kekurangan dalam waktu yang begitu singkat. Walau demikian, Yunho tak pernah mengeluh, ia memang masih kecil, belum sepenuhnya paham.

Namun, Yunho mengerti kedua orang tuanya tengah kesulitan, sehingga ia berusaha untuk tidak semakin menambah beban. Makan seadanya, tak pernah merengek walau masih lapar.

Membantu pekerjaan Kedua Kakaknya yang putus sekolah, membantu Ibu di rumah. Apa pun Yunho lakukan agar keluarga ini bisa lekas pulih.

Sampai pada suatu hari, Ayah tiba-tiba memanggil seluruh anggota keluarga untuk berkumpul, tapi hanya dirinya yang tak dibiarkan bergabung. Semuanya masuk ke dalam kamar Ayah, tapi hanya ia yang diminta menunggu di luar.

Yunho tak mengerti, tetapi ia menurut. Duduk diam di kursi ruang tamu, menanti keluarganya selesai berbicara. Penasaran, ingin ikut mendengarkan, tapi tetap di tempat, tak ingin membuat Ayah marah dengan melanggar perintahnya.

Cukup lama mereka semua di dalam kamar Ayah, bahkan sempat terdengar teriakan Ayah dan Kakak sulung. Namun, pintu kamar akhirnya terbuka, Ibu yang keluar lebih dulu, berjalan menghampirinya, terlihat gelisah.

[✔]Family - ATEEZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang