Dalam sebuah mobil yang sedang melaju dengan kecepatan sedang menyusuri kota Seoul pada sore hari. Jeno membawa kakaknya Jaehyun pergi ke suatu tempat, sebelum membawa diri mereka pulang ke rumah.
Mobil hitam itu membawa dua penumpangnya menuju ke sebuah mall yang terkenal di semenanjung Korea. Mobil berhenti saat sudah sampai didepan pintu, san supir keluar terlebih dahulu membukakan pintu untuk tuannya Jeno, lalu Jeno membukakan pintu untuk Jaehyun.
Jeno mengulurkan tangan dan langsung diraih oleh Jaehyun "kenapa kita kesini?" tanya Jaehyun yang penasaran dengan tujuan Jeno.
"Kau akan tahu" jawabnya sambil tersenyum. Jeno menggandeng tangan Jaehyun dan membawa kakaknya masuk kedalam.
Setelah masuk Jeno langsung mengajak kakaknya Jaehyun ke tempat penjualan ponsel "pilihlah ponsel mana yang kau suka, sebagai ganti ponsel mu yang sudah ku hancurkan"
"Memangnya kau punya uang? Bukanya ayah menyita kartu kreditmu?"
"Ayah memang menyitanya, tapi bukan berarti aku tidak punya cadangan uang. Sudah lah, segera pilih mana yang kau mau!"
Jaehyun tersenyum melihat kekesalan sang adik yang begitu menggemaskan dimatanya "hm... Kalau begitu, aku akan mencari yang murah saja"
"Hey! Kau mencoba merendahkan ku?!"
"Tidak~ hanya saja..."
"Tck! Cari saja yang paling mahal, yang paling kau suka! Atau yang mirip seperti ponselmu dulu!"
"Baiklah baiklah"
Jaehyun melihat lihat semua ponsel yang terpajang di toko itu. Semua terlihat bagus dan begitu menarik membuat Jaehyun bingung akan memilih yang mana. Dan Jeno hanya mengikutinya dari belakang.
"Selamat datang tuan, ada yang bisa kami bantu?"
Beruntung ada pegawai yang mendatangi Jaehyun, jadi dia bisa meminta bantuannya "E... Saya bingung memilih, bisa beri saya rekomendasi?"
"Tentu!"
Pegawai itu dengan senang hati menuntun Jaehyun, menunjukkan beberapa ponsel keluaran terbaru yang baru saja di luncurkan. Banyak sekali variasi ponsel yang ditujukan untuk Jaehyun "Jeno" karena semakin bingung, Jaehyun memutuskan untuk meminta pendapat adiknya.
Jeno mendekat begitu namanya terpanggil "ada apa?"
"Pegawai ini memberikan beberapa rekomendasi ponsel untukku, bisa kau pilihkan? Aku jadi semakin bingung"
Jeno melihat lihat beberapa pilihan yang direkomendasikan oleh pegawai tadi. Di lihatnya satu satu ponsel itu, Jeno juga menanyakan beberapa hal penting tentang ponsel itu, seperti kapasitas memorinya, kameranya, spek mesinnya dan lain lain dengan begitu teliti dan terperinci.
"Hm~ kalau begitu yang ini saja" ujarnya sambil menunjuk salah satu ponsel itu. Jaehyun nampak senang dengan pilihan Jeno, karena sebenarnya ia juga menginginkan ponsel itu saat Jeno sedang menanyai pegawainya.
Si pegawai langsung membungkus ponsel pilihan Jeno, dan menuntun pembelinya ke kasir untuk melakukan transaksi pembayaran. Saat Jeno mengeluarkan dompet nya, betapa terkejut nya Jaehyun mengetahui isi dompet adiknya.
Di Sana terdapat banyak sekali uang, dan beberapa kartu kredit. Jeno mengeluarkan salah satu kartu kreditnya dan memberikannya kepada pegawai tadi. Jaehyun mendekati Jeno, membisikkan sesuatu pada adiknya
"Jeno, uangmu banyak sekali?"
"Sudah kubilang kan, kalau aku punya cadangan"
"Ta-tapi kartu kartu itu?"
"Kartu kartu ini milikku sendiri, terkadang ibu memberikan uang tanpa sepengetahuan ayah lalu aku membuat kartu atm atas nama diriku sendiri. Bahkan sebelum ayah menyita kartu ku yang satunya, aku sudah banyak menyimpan uang dari ibu" jelas Jeno, Jaehyun hanya mengangguk ria saja mendengar penjelasan panjang lebar dari adiknya.
"Apakah Jaemin juga?"
"Tentu saja, kalau tidak semarah apa dia kalau tak diperlakukan sama denganku"
"Ah~ benar juga"
"Tapi kenapa ibu tidak pernah memberiku uang seperti mu dan Jaemin?!" kesal Jaehyun.
Jeno menerima kartunya kembali, bersamaan dengan paper bag berukuran sedang yang isinya ponsel bari Jaehyun.
"Terimakasih"
Lalu Jeno menggandeng kakaknya, keluar dari toko itu yang masih merasa kesal "karena kau anak pertama" jawab Jeno dengan singkat yang malah membuat Jaehyun semakin kesal.
"Tidak adil!" gerutu Jaehyun yang masih bisa didengar oleh Jeno. Melihat kakaknya yang begitu kesal, Jeno diam diam merasa gemas olehnya. Kakaknya begitu menggemaskan saat seperti ini.
"Sudahlah, jangan kesal seperti itu. Kau jadi jelek!"
Bukannya mereda, Jaehyun malah semakin kesal dan langsung melenggang pergi meninggalkan Jeno "hey Jung Jaehyun! Kau mau kemana?!"
Di pekarangan rumah yang besar nan megah, sebuah mobil merek ternama terparkir di halaman rumah itu. Sang supir mematikan mesin mobilnya, lalu keluar dari sana untuk membukakan pintu untuk tuannya.
Lee Haechan, keluar dari mobil itu. Mengulurkan tangan dan langsung disambut oleh Renjun. Haechan benar benar membawa Renjun ke rumahnya, ini adalah pertama kalinya bagi Haechan membawa seorang teman ke rumahnya.
Renjun begitu kagum dengan rumah mewah milik Haechan, hampir seperti rumah milik keluarga Jung, tapi ini sedikit sederhana tak semegah rumah si kembar itu.
"Ayo kita masuk" Haechan mengajak Renjun untuk masuk kedalam, begitu pintu terbuka semua para pelayang Haechan menyambut kedatangan tuannya. Benar benar mirip seperti kediaman si kembar.
Haechan langsung menuntun Renjun menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Sesampainya mereka di sana, Renjun lagi lagi dibuat kagum dengan kamar Haechan yang begitu luasnya. Haechan jalan terlebih dahulu menuju ruang pakaian nya "Renjun" memanggil temannya dan memintanya untuk mendekat.
"Kamar mu luas dan besar. Kau tidur sendirian disini?"
"Hm... Tapi itu tidak lagi"
Renjun terdiam, menatap bingung kearah Haechan yang hanya tersenyum manis saja. Haechan memalingkan wajahnya, berjalan mendekati sebuah lukisan berukuran besar itu dan mengatakan kata kunci sehingga lukisan itu bergerak.
"Waaahh..."
Lukisan itu membuka sebuah jalan baru menuju kamar rahasia milik Haechan. Haechan meraih tangan Renjun, menuntun teman mungilnya untuk masuk lebih dalam. Terus melangkah, hingga Renjun mendapati isi ruang rahasia penuh dengan berbagai macam permainan seperti di game center.
Lagi lagi Renjun tak berhenti mengagumi apa yang dilihatnya ini. Mulai dari rumah besar milik Haechan, kamarnya yang luas, belum lagi ada game center di ruang rahasia milik Haechan.
"Waaahhh.... Ini semua milikmu?"
"Kau mau main?"
"Bolehkah?"
Haechan mengangguk sebagai jawabannya, sehingga Renjun kegirangan untuk mencoba satu satu permainan milik Haechan. Tak hanya Renjun saja, Haechan juga ikut bermain menemani Renjun. Permainan apapun yang akan dipilih Renjun, di situ Haechan akan mengikuti dan ikut bermain bersama.
"Waaaahhh.... Ini menyenangkan!!!"
Haechan begitu senang melihat Renjun gembira seperti ini, tak seperti waktu ia pertama kali bertemu dengan Renjun yang terlihat begitu muram. Sebab itu Haechan berjanji pada dirinya sendiri untuk berusaha membuat Renjun bahagia bersamanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Hyung (End)✔️
Fanfic"Kak Jahyun hanya milik kami!!!" "Dan tak ada yang bisa memiliki kak Jaehyun selain kita!!!"