* ( Author : Mulai saat ini aku akan menggunakan kata entitas pada setiap subjek pertama dari dunia lain karena memanggil semuanya monster tidak cukup jelas. Aku hanya akan memanggil itu monster hanya saat mereka adalah tipe yang agresif )
Saat sedang menjelajah di lantai 4, bahkan belum jauh dari pintu masuk sebelumnya. Kami sudah dihadapkan dengan entitas keempat yang menatap kami dengan mata putihnya,
Entitas ini memiliki ciri seperti manusia memiliki tinggi sekitar 3 meter dengan kulit kuning pucat di seluruh tubuh. Adapun tangan dari monster itu cukup besar dan mungkin saja dapat mencabik-cabik seseorang dengan mudah.
Tidak berlangsung lama setelah kami bertatapan, monster itu langsung berteriak dengan suara yang sangat menakutkan sebelum berlari ke arah kami. Entah itu karena kakinya yang panjang atau pergerakan nya yang cepat monster itu menjangkau jarak antar kami dengan sangat cepat.
Dengan cepat aku berteriak kepada Hyunsuk, " HYUNSUK TEMBAK!! "
Kata-kataku seperti pemicu saat Hyunsuk dengan secara reflek langsung mengarahkan shotgun di tangannya ke depan sebelum menarik pelatuk.
*DUARRR!!!
Suara tembakan yang nyaring mengisi ruangan sunyi ini yang diikuti dengan jatuhnya entitas itu.
" Apakah kita membunuhnya hyung? " tanya Hyunsuk memastikan. Aku dapat memastikan walaupun masih ada jarak sekitr 10 meter diantara kita dengan sifat peluru shotgun itu sendiri. Pasti setidaknya ada beberapa pecahan yang menembus monster itukan?
Untuk memastikan lebih lanjut aku menurunkan Olivia untuk sementara waktu sembari mengeluarkan Kapak dan Katana ku.
" Aku akan mencoba memeriksanya, Hyunsuk tetap dibelakang dan lindungi Olivia. "
" Hyung aku ingin maju "
" Tidak apa, aku dapat melindungi diriku sendiri. Kau akan tetap disini, akan berbahaya jika ada entitas lainnya yang muncul. "
Tanpa menuggu balasan dari Hyunsuk aku berjalan langsung entitas tersebut. Pedang dan kapan di tangan ku tergenggam erat, darah dari monster anjing sebelumnya bahkan belum sepenuhnya kering saat senjata ini dikeluarkan kembali.
Menatap monster itu yang jatuh, aku dapat melihat ciri-ciri biologi monster itu lebih jelas. Di seluruh tubuh monster itu terdapat tonjolan-tonjola yang mirip dengan pengisap tentakel gurita. Sementara itu juga, aku dapat melihat kalau ada beberapa lubang yang menembus tubuh monster dan dari lubang itu sendiri keluar cairan transparan mirip air tapi kental.
Apakah ini artinya monster itu sudah mati? Hanya untuk memastikan, aku mengangkat kedua senjataku dan membelah tubuh monster itu. Untungnya darah monster ini bewarna transparan jika tidak aku mungkin harus mencuci tubuhku lagi karena percikan yang keluar.
Hanya setelah aku itu, aku kembali ke yang lain. Aku melihat ekspresi keduanya tampak sedikit takut denganku, bagaimanapun tindakan ku sebelumnya cukup brutal bukan?
" J-jadi monster itu sudah mati ya hyung? "
" Ya, hanya untuk memastikan aku menebas monster itu " ucapku
Setelah gangguan tersebut, kami melanjutkan perjalanan kembali. Yah awal perjalanan di lantai ini benar-benar menegangkan, bahkan di lantai 3 sebelumnya, kami hanya bertemu dengan entitas lain hanya saat kami sudah berjalan cukup jauh.
Tapi di lantai ini, kami sudah beretmu satu di dekat pintu masuk. Apakah itu artinya lantai ini dipenuhi dengan entitas? Memikirkan itu tangan ku yang menggendong Olivia tanpa sadar semakin erat sementara orang yang dimaksud sendiri tampak canggung saat menatap wajah Lan dengan malu.
Lan yang tidak sadar, tetap berjalan dengan tatapan lurus ke depan.
...
Sementara itu di tempat lain, Dua orang pria kulit hitam dewasa dan remaja memiliki penampilan penuh darah saat keduanya melewati pintu merah. Beberapa tempat memiliki luka yang sangat jelas seperti cakaran dan gigitan, tapi daripada itu hal yang paling menonjol adalah parang yang ada di tangan pria itu dilumuri dengan darah merah, bahkan sekarang darah tersebut masih menetes dari parang pria itu.
Saat keduanya melihat ruangan basement yang luas, keduanya tampak putus asa. Mereka baru saja menghadapi monster anjing di lantai sebelumnya dan hampir mati karenanya, dan sekarang setelah bersusah payah mencapai pintu ini mereka masih saja dihadapkan dengan ruangan super luas lainnya.
Keduanya adalah pasangan ayah dan anak bernama Robert dan Joshua, mereka tiba disini saat keduanya pulang ke rumah hanya untuk menemukan ruangan rumah mereka adalah lubang hitam. Saat mereka berdua membuka mata mereka menemukan kalau mereka ada di ruangan yang asing ini. Setelah mencari jalan keluar kemana-mana keduanya berhasil sampai ke lantai 4 ini.
Setelah melihat kalau lantai 4 ini juga bukan jalan keluar, bagaimnana keduanya tidak terpukul. Mereka sudah muak melihat hal-hal abnormal yang ada di dunia ini, bahkan pengalaman melawan monster sebelumnya hampir membuat keduanya tewas.
Robert tidak bisa membayangkan, jika monster di lantai 3 saja sudah begitu menakutkan. Bagaimana dengan yang ada di lantai ini.
Yah tidak ada gunanya memikirkan lebih lanjut, yang mereka perlukan saat ini adalah tetap bertahan hidup. Bagaimanapun Robert sudah bertekad untuk mencari jalan keluar di dunia aneh ini, daripada tidak melakukan apa-apa lebih baik dia mati dalam perjalanannya. Ini adalah mentalitas seorang pria, mereka harus teguh pada pendirian mereka.
Melihat Joshua yang memiliki beberapa luka berdarah di tubuhnya, Robert memutuskan untuk beristirahat sejenak.
Lagipiula dengan kondisi mereka saat ini, jika mereka memutuskan untuk terus eksplorasi dan bertemu monster lainnya. Kemungkinan besar keduanya akan mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backdoor : Survival World
FantasíaMalas bikin sinopsis, baca aja kalau tertarik~