Chapter 5 : RUN!!!

13 0 0
                                    

Aku terus menatap makluk itu dengan penuh keseriusan, tangan ku sudah menarik katana dari sarungnya secara perlahan, menunggu pada situasi berikutnya yang akan datang. Aku dapat merasakan kalau yang lain bahkan cukup takut untuk membuat satu gerakan.

Berbisik dengan pelan ke yang lain aku berbicara, " Mundur secara perlahan ke cabang terowongan yang lain. Tunggu sinyalku, saat aku bilang lari maka larilah dengan sekuat tenaga kalian, jangan lihat kebelakang, jangan pedulikan jalan yang kau ambil, fokus saja untuk menghindar. Aku akan menjaga kalian dari belakang mengerti "

Aku tidak bisa melihat kebelakang tetapi aku tau perkataan ku sampai dengan cukup jelas kepada yang lainnya. Dengan itu kami coba mundur secara perlahan sambil tetap menjaga pandangan kami dengan makhluk itu, para predator biasanya menyerang saat mangsanya membalikkan punggung ke mereka. Jadi karena itulah aku tidak berani sekalipun mengalihkan pandangan pada makhluk ini.

Saat kami terus mencoba mundur, mahluk itu akhirnya mulai bergerak. Mata dan gigi tajam dari makhluk itu secara bertahap maju ke arah kami. Melihat situasi yang semakin runyam ini, aku menarik nafas dalam-dalam saat ketika mulutku berkata " Lari! "

Dalam sekejap Hyunsuk dan Olivia, berlari dengan sekuat tenaga menuju percabangan terowongan yang lain. Aku juga mengikuti dari belakang, tidak perlu melihat aku dapat dengan jelas merasakan kalau makhluk dibelakang kami mengejar kami dengan cukup cepat.

Kami berlari melintasi terowongan dengan cepat, ada beberapa percabangan yang kami temui. Tapi kami tidak peduli pada percabangan manapun karena fokus kami saat ini adalah menghindar dari makhluk itu.

Saat ini seluruh adrenalin ku sangat terpacu, perasaan terror yang mengejar di belakang mu sangatlah mengerikan. Ini seperti seorang anak yang mencoba mematikan lampu di ruang tamu dan berlari secepat mungkin karena pikiran sesuatu yang mengejar di kegelapan. 

Tapi perasaan kali ini, ini bahkan tidak bisa dibandingkan dengan terror sebenarnya. Aku hanya bersyukur bahwa yang lain masih bisa terus berlari pada situasi ini, aku dapat bertaruh kebanyakan orang mungkin akan lumpuh karena ketakutan terhadap makhluk ini.

Berlari di seluruh terowongan, aku tidak bisa menghitung berapa banyak percabangan yang sudah kami lewati. Saat itu kami menemui persimpangan yang cukup curam, karena akselerasinya, Olivia tidak dapat berbelok dengan tepat sehingga jatuh ketanah dengan cukup keras dan menjatuhkan senternya. Aku yang tepat dibelakang Olivia menggertakkan gigi saat aku dengan cepat membantu Olivia berdiri dan menggendongnya sebelum lari mengejar Hyunsuk.

Sangat sulit untuk berlari dengan tubuh penuh perlengkapan, tapi kali ini ia harus membawa Olivia kabur dari kejaran monster itu. Aku takut hanya tinggal masalah waktu sebelum monster itu menangkap kami.

Saat aku terus berlari, aku merasakan kalau monster itu tampak berhenti mengejar kami. Mencoba melihat kebelakang, aku melihat kalau monster itu tampak tertarik pada sinar cahaya yang keluar dari senter, tetapi itu hanya sesaat sebelum monster itu menghancurkan senter tersebut. Menatap ke arah kami, monster itu kembali mengejar kami dengan cepat.

Aku yang melihat itu langsung tau, kalau monster itu tampak tertarik pada cahaya yang ditimbulkan oleh senter. Berteriak, aku berkata " Hyunsuk!! Lemparkan sentermu ke percabangan lain!! Monster itu tertarik pada cahaya senter itu "

Mendengar teriakanku, Hyunsuk tanpa pikir panjang melemparkan senter ditangannya ke percabangan lain saat dirinya lari ke cabang yang berbeda dari dimana ia melempar senter.

Berusaha mengejar ketertinggalan dengan sekuat tenaga, aku dapat merasakan monster itu semakin dekat dan semakin dekat. Saat itu aku tiba di percabangan dan terus berlari mengejar arah dimana Hyunsuk berlari, saat itu juga nafas yang kurasakan di belakangku tampak lari ke arah yang berbeda. Sepertinya dugaan ku benar kalau monster itu tertarik pada cahaya senter.

Tapi dari perilaku yang monster itu tunjukkan sebelumnya, hanya tinggal masalah waktu saja saat monster itu akan kembali mengejar kami.

Jadi dengan nada kuat, aku berteriak pada Hyunsuk, " Hyunsuk!! lemparkan lagi sentermu ke percabangan lain!! "

Mendengar perkataanku, Hyunsuk tidak berani lambat, mengeluarkan senter keduanya ia menyalakan senter itu dan melempar senter itu ke jauh-jauh ke percabangan yang lain lagi saat dirinya berlari ke terowongan yang berbeda.

Tanpa memedulikan monster yang kembali mengejar di belakang, aku terus berlari dan berlari membawa Olivia menuju jalur yang Hyunsuk lewati.

Posisi monster itu masih cukup jauh, dengan pancingan senter itu diharapkan kami dapat sepenuhnya kabur dari monster itu.

Aku dan Hyunsuk terus berlari dan berlari melewati banyak persimpangan dan percabangan. Kehadiran monster yang mengejar kami juga mulai berkurang dan terus berkurang sampai kami tidak merasakan lagi kehadiran monster itu.

Untuk amannya, kami masih terus berlari hingga kami menemukan saluran ventilasi yang memiliki pencahayaan cukup baik.

" Mari istirahat disini " ucapku.

Membiarkan Olivia bersandar ke dinding, aku berbaring di lantai dengan nafas kasar dan terengah-engah. Jelas aku sangat memaksakan diriku sebelumnya, dan perasaan ini membuatku seperti hampir mati. Seluruh tubuhku kesakitan, beberapa bagian tubuhku bahkan tidak bisa kurasakan karena rasa lelah yang sangat besar ini.

" Apakah kau tidak apa hyung " tanya Hyunsuk dengan khawatir.

" Air!! "

Aku tidak menjawab pertanyaan hyunsuk dan menyuruhnya mengambil air. Hyunsuk dengan cepat mengambil botol air di tasku dan membukanya sebelum memberikan kepadaku. Dengan tenaga tersisa aku mengambil botol air dan meminumnya dengan kasar,  tidak cukup sampai disitu aku menyiram wajahku yang penuh keringat dengan air.

 Tindakan ini tampak membuang-buang sumber daya, tapi saat ini aku tidak peduli pada hal tersebut. Menenangkan diriku, aku kemudian menatap Hyunsuk dan bertanya bagaimana keadaan Olivia.

" Hyunsuk, bagaiamana Olivia? "

" Hyung, kondisi noona saat ini tidak sadarkan diri. Tubuh noona memiliki banyak luka dan khususnya pada kaki noona terdapat lebam yang sangat jelas. Kecelakaan tadi memiliki efek yang cukup keras pada noona " Ucap Hyunsuk dengan sedih.

" Berikan Olivia minum, setelah itu kita akan istirahat sebentar disini "

" Baik hyung "

Backdoor : Survival WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang