Melihat keduanya berlari dan berteriak minta tolong, aku dan yang lain tidak tinggal diam.
" Bersiap!! " Teriakku pada yang lain.
Segera Olivia dan Hyunsuk memasuki posisi, dengan Hyunsuk berdiri di depan dan Olivia di tengah. Sementara Olivia membidik monster di depan, Hyunsuk akan bersiap karena posisi monster yang cukup jauh sehingga peluru Shotgun hanya berkumungkinan kecil mengenai tubuh monster tersebut.
Tapi jika monster itu berhasil mendekat dalam jarak efektif, peluru semprotan shotgun akan memiliki kesempatan lebih besar untuk menjatuhkan musuh. Sementara itu aku berdiri di samping Olivia sambil waspada pada lingkungan sekitar mengawasi semua kemungkinan bahaya yang akan datang.
Dalam kasus terburuk jika monster itu entah bagaimana dapat berhasil menghindar dari peluru Olivia dan Hyunsuk, aku akan menggantikan posisi depan sebagai penjaga dan bertarung dengan monster tersebut dalam jarak dekat.
Yah mungkin banyak kekurangan dari formasi ini, lagipula ini baru saja dibuat setelah aku mengetahui kemampuan Olivia sebelumnya, jadi setelah mengukur dan menganalisa kemampuan masing-masing. Kami mendapatkan formasi seperti ini.
Kembali ke awal, saat kami mengarahkan senjata kami ke depan kedua pria itu tampak ketakutan namun setelah melihat aba-aba dariku untuk terus maju, keduanya terus berlari ke arah kami.
Olivia yang sudah membidik monster tersebut, langsung melepaskan tembakan.
*DORRRR!
Letupan keras dari M1911 memecah kebisingan saat terbang langsung mengarah monster tersebut. Dengan perhitungan yang tepat peluru tersebut menembus langsung ke tubuh monster tersebut membuat lubang darah.
Kami mengira monster itu akan jatuh, tapi malah sebaliknya. Monster tersebut tetap merangkak dengan cepat ke arah kami dengan darah merah yang bercucuran ke bawah, monster tersebut menjerit keras seolah-olah sangat marah pada apa yang kami lakukan.
Vitalitas monster tersebut sebenarnya sangat kuat, tapi jika satu peluru tidak cukup, bagaimana dengan dua peluru. Memikirkan itu Olivia segera membidik monster tersebut lagi, dan tembakan kedua diluncurkan.
*DORRRR!
Seolah-olah sudah siap pada tembakan Olivia, monster itu dengan sangat cepat bergerak ke samping meninggalkan peluru Olivia untuk tertanam di atap-atap.
" !!! "
Semuanya kaget, bagaimana tidak, monster ini mampu menghindari peluru. Tidak, lebih tepatnya setelah Olivia menarik pelatuk monster tersebut sudah bergerak menghindar duluan sebelum peluru keluar. Jika tidak bagaimana mungkin peluru dengan kecepatan 100 m/s dapat meleset pada bidikan yang tepat.
Melihat kembali, bahkan monster tersebut tidak memiliki mata tetapi monster tersebut mampu menhindari peluru. Ini benar-benar menentang akal sehat.
Melihat tembakannya meleset, Olivia melepaskan beberapa tembakan lagi.
* DORRRR!!! DORRRR!!!
Kali ini kami benar-benar tercengang, dikarenakan monster tersebut memanfaatkan tiang-tiang beton untuk berlindung dari tembakan Olivia. Hanya setelah Olivai berhenti menembak, monster tersebut kembali merangkak dari atas dengan gerakan zig zag tidak beraturan yang cepat.
Bahkan untuk Olivia, akan sangat sulit untuk membidik dibawah gerakan seperti itu. Jadi dia segera berteriak, " Hyunsuk bersiap!! "
Hyunsuk yang mendengar pernyataan Olivia menjadi tegang, saat Shotgun di tangannya mulai membidik monster tersebut.
Kedua pria tersebut segera sampai di posisi tim dan aku segera menyuruh mereka untuk pindah ke samping. Lagipula mereka tidak saling kenal, akan sangat fatal jika kami memberikan punggung kami pada mereka.
Aku melihat Hyunsuk yang berkeringat dingin saat berusaha membidik monster itu, tapi bahkan ketika monster tersebut berada dalam jarak yang sangat dekat Hyunsuk masih belum menembak karena monster tersebut memanfaatkan tiang beton untuk menutupi pergerakannya.
Tekanan mengerikan monster itu pasti sangat membebani jiwa, bahkan mungkin Hyunsuk saat ini tidak dapat berpikir dengan jernih. Pada situasi seperti ini, hanya kematian yang akan terjadi jika terus berlanjut,
Melihat monster tersebut sudah berada dalam jarak 5 meter, aku segera maju dan mendorong Hyunsuk ke samping saat diriku memasuki keadaan fokus penuh. Dibawah keadaan ini semua waktu tampak melambat saat semua informasi masuk ke kepalaku dengan sangat cepat.
Monster tersebut yang sudah dalam jarak serang, melompat dari atas menerkam ke arah diriku dengan lidah panjang dan gigi taring berdarahnya. Memperhitungkan arah lompatan monster, posisi serangan cakar, dan posisi terbaik untuk bertarung, semuanya diperhitungkan dalam skenario yang berbeda-beda di pikiranku.
Saat itu kedua senjata di tangan ku mulai berayun ke depan saat aku dan monster tersebut bentrok.
*Tabrakan
Karena momentum monster yang kuat, bentrokan antara Lan dan Monster tersebut terjadi sangat cepat dan membuat Lan dengan monster itu terlempar ke belakang.
" LAN!!!! "
" HYUNG!!!!"
Saat melihat monster tersebut melempar Lan ke bawah, keduanya segera bergegas untuk membantu Lan. Tapi saat itu tubuh monster itu tampak bergerak yang membuat keduanya tanpa sadar mundur.
Hyunsuk dan Olivia langsung mengarahkan kedua senjata api mereka ke monster tersebut bersiap dalam detik berikutnya untuk menembak ke monster tersebut, tapi tiba-tiba sebuah suara menghentikan mereka.
" Tunggu jangan tembak!! "
Melihat ke asal suara, itu adalah Lan yang sedang menyingkirkan tubuh monster itu ke samping dari atas tubuhnya. Melihat kembali tubuh monster tersebut, terdapat dua senjata kapak dan katana yang menancap dengan kuat di bagian dada dan kepala.
Keduanya tidak bisa melihat hal tersebut karena posisi monster yang menghadap ke bawah. Ketika melihat Lan selamat dan membunuh monster tersebut, keduanya segera maju ke arah Lan.
" Lan!! "
" Hyung!! "
Keduanya bergegas memeluk Lan dengan perasaan sangat bahagia mengetahui Lan masih hidup. Pelukan keduanya sangat kuat hingga menyakiti tubuh Lan yang sebelumnya sudah sakit karena benturan dengan monster tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backdoor : Survival World
FantasiaMalas bikin sinopsis, baca aja kalau tertarik~