Chapter 19 : Lantai Kelima?

0 0 0
                                    

Masuk ke dalam pintu aku dapat melihat ruangan hitam gelap di depanku, satu-satunya sumber cahaya adalah pintu dibelakang yang masih terbuka. Tapi bahkan cahaya tersebut tidak dapat sedikitpun menerangi ruangan ini.

Saat semuanya masuk ke dalam ruangan ini, pintu dibelakang tiba-tiba tertutup dengan keras. Dan booom kami semua tampak seperti kehilangan semua indera kami di tempat ini, bahkan aku tidak bisa merasakan kehadiran yang lain di belakangku.

Tidak, lebih tepatnya semua benar-benar hilang. Aku tidak tau karena apa tapi saat aku mencoba mundur dan menjangkau kemana-mana bahkan memanggil siapapun dengan suara keras, semuanya tampak tertelan di dalam kehampaan ini.

Mau tak mau aku sedikit khawatir dengan yang lain, tapi aku benar-benar tidak tau dimana mereka berada. Apakah semuanya dipindahkan ke tempat lain atau hal-hal ini benar-benar mempengaruhi indera kami secara menyuluruh.

Baiklah, aku tetap berusaha mencari yang lain selama beberapa walaupun hasilnya sia-sia. Ini adalah sifat dasar manusia, walaupun tau apa yang akan terjadi kedepannya mereka tetap melakukan hal tersebut bahkan jika hal tersebut membahayakan diri mereka sendiri. Ada terlalu banyak contoh untuk hal ini, yang paling sederhana mungkin adalah perokok, tidak peduli semua bahaya yang diperingatkan  baik dalam bentuk apapun tetapi masih banyak orang yang tetap melakukannya.

Aku mencoba menghidupkan senter, tetapi entah kenapa senter ku tidak mau hidup, bahkan saat mencoba menghidupkan korek api berapa kalipun percobaan yang kulakukan untuk membuat sumber cahaya tidak ada yang pernah berhasil.

Seolah-olah ruangan ini sendiri adalah kegelapan mutlak yang menolak semua cahaya.

Tidak berdaya pada semua percobaan, aku berjalan ke depan mencoba membuat kemajuan di dalam ruangan ini. Yah setidaknya, ruangan ini tidak mematikan indera perasaa jadi aku dapat tau kalau aku masih bisa bergerak.

Tapi di ruangan ini, aku bahkan tidak melihat apakah aku dapat menemukan pintu keluar disini? 

*Plak

Aku menampar diriku sendiri, sebuah pikiran pesimis dapat menghancurkan keyakinan seseorang. Jika aku benar-benar bertekad untuk menemukan jalan keluar, maka tetapkan hal tersebut di hati dan singkirkan semua hal-hal yang menghalangi keyakinan mu.

Setelah merefleksikan diri, aku kembali berjalan ke depan walaupun aku tidak tau kemana arah ku berjalan. Tetapi sepertinya tempat  ini benar-benar luas dan tanpa halangan sedikitpun karena kemanapun aku mencoba berjalan baik itu ke kanan atau kiri aku tidak menemukan halangan apapun seperti dinding.

Bahkan setelah lama berjalan aku sudah tidak tau kemana aku berjalan saat ini, di seluruh ruangan gelap ini ada perasaan seseorang seperti mengawasiku. Tapi aku segera menggelengkan kepala karena sangat mudah untuk membentuk imajinasi saat sebuah perasaan yang kuat bercampur dengan lingkungan yang mendukung.

Ini seperti seseorang yang mencoba ke toilet di tengah malam, walaupun tampak tidak ada siapa-siapa tapi pasti masih akan ada rasa takut di dalam hati. Bahkan aku sendiri dapat merasakan rasa takut, memangnya apa yang diharapkan dariku? aku bukanlah makhluk super yang tidak takut apapun, aku hanyalah manusia. Jadi wajar jika aku memiliki semua perasaan termasuk rasa takut.

Aku mencoba mengabaikan dan menghapus imajinasi ku ini, tapi perasaan ini tampak semakin menjadi. Sekarang aku tidak hanya merasa seperti diawasi, tapi seoalah-olah ada sesuatu yang menyentuhku dimana-mana.

Ini jelas imajinasi, tapi aku hampir tidak tahan dengan suasana di ruangan ini. Bahkan saat ini aku mulai merasa kalau ada sesuatu yang tampak terbangun di tubuhku.

Aku percaya seseorang akan benar-benar gila jika terus berada di ruangan ini.

Entah sudah berapa lama aku berjalan, bahkan aku tidak bisa merasakan lelah, lapar atau haus. Entah apa karena ruangan ini mematikan semua hawa nafsu ku atau karakteristik ruangan ini membuat seseorang dalam kondisi awalnya terus menerus? Yah aku tidak tau yang mana, yang harus kulakukan hanyalah terus berjalan.

Pada akhirnya aku dikejutkan karena di ujung penglihatanku muncul sebuah cahaya yang tampak sangat jauh. Apakah ini mimpi? atau hanya imajinasi yang terbentuk dari rasa ingin keluar yang besar dari ruangan ini. Tapi semua hal tersebut tidak penting, dari semua hal yang ada di lantai ini adalah satu-satunya petunjuk untuk keluar.

Seperti seseorang yang menemukan oasis setelah berjalan di gurun pasir seharian. Aku berlari ke arah cahaya dengan cepat.

Setelah berlari selama beberapa saat, cahaya tersebut tampak semakin dekat dan ini membuatku semakin percaya kalau cahaya ini benar-benar nyata bukan hanya imajinasi ku. Aku tetap mempertahankan lariku, walaupun aku saat ini tidak bisa merasakan rasa lelah aku masih benar-benar tidak tau apakah ruangan ini benar-benar mempengaruhi ku atau tidak.

Jika kebenarannya tubuhku kelelahan, pada akhirnya aku akan jatuh dengan sendirinya. Maka dari itu untuk menghindari hal tersebut, mari kita pertahankan kecepatan kita saat ini. Lagipula cahaya itu tidak pergi dari tempatnya.

Setelah beberapa waktu, akhirnya aku tiba di sumber cahaya tersebut. Cahaya itu tampak berasal dari sebuah lingkaran besar yang mengambang di tengah-tengah ruangan ini. Aku mencoba menyentuh cahaya tersebut dan aku merasakan tanganku seperti menembus sesuatu, seperti diriku mencoba mengangkat tangan ke atas permukaan air dimana tubuhku sedang menyelam di dalamnya.

Karena tidak ada hal lain yang bisa dilakukan di ruangan gelap ini, jadi aku langsung berjalan masuk ke dalam cahaya tersebut. Ini benar-benar menyilaukan sehingga aku harus menutup mataku dan menghalanginya dengan tanganku.

Saat cahaya silau perlahan reda, aku mencoba membuka mataku hanya untuk menemukan pemandangan familiar di depanku.

Ini masih seperti pemandangan tempat parkir, tapi bedanya aku saat ini berada di tempat parkir yang mengarah ke luar ruangan, dan aku sekarang beanr-benar dapat melihat pemandangan kota dari sini.

Untuk sesaat aku mengira aku telah kembali ke dunia ku semula, tapi sepertinya aku salah. Karena pemandangan yang ditunjukkan di depanku adalah sebuah kota tandus dan tertinggal yang tampak telah ditinggalkan selama bertahun-tahun.

 Karena pemandangan yang ditunjukkan di depanku adalah sebuah kota tandus dan tertinggal yang tampak telah ditinggalkan selama bertahun-tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Backdoor : Survival WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang