Setelah beristirahat, kami memulai penjelajahan kembali menyusuri basement parkir yang luas ini. Tidak berselang lama setelah perjalanan, di kekejauhan kami melihat Entitas Burster. Yah, tidak akan sulit untuk menemukan monster ini karena ciri fisiknya yang besar. Dan pertemuan kami dengan banyak monster sebelumnya membuat kami suda cukup terbiasa dengan kehadiran monster ini.
" Olivia, apakah kau dapat menembak monster itu dari jarak ini " Tanyaku.
" Serahkan padaku "
Untuk menghemat amunisi Shotgun, aku menyuruh Olivia untuk menmebaknya. Dan juga, aku ingin melihat bagaimana keterampilan menembak Olivia, kami setidaknya memiliki jarak sekitar 20 meter dari target. Dengan monster besar itu sebagai target, ini juga bisa menjadi latihan untuk Olivia.
Tapi sepertinya ekspetasiku ternyata terlalu meremehkan Olivia, dengan sekali tembakan monster di hadapanku langsung meledak memuntahkan cairan asam kemana-mana.
" ... "
" ... "
" ... A-ada apa? " tanya olivia dengan canggung saat aku dan hyunsuk menatapnya dengan terpana.
Tidak pernah ada yang menyangka kalau monster itu akan mati hanya karena satu tembakan. Bukan maksudku meremehkan, hanya saja tembakannya terlalu akurat bukan? ini adalah jarah 20 meter, bahkan aku sendiri tidak sepenuhnya yakin kalau aku akan berhasil mengenai sasaran hanya dengan satu kali percobaan.
Hyunsuk saja dapat berhasil mengenai targetnya hanya dikarenakan sifat peluru Shotgun yang menyebar, tapi Olivia mampu untuk mengenai target dengan peluru tunggal.
Yang pertama bereaksi adalah Hyunsuk, " Wow, bagaimana kau melakukan itu noona. Apakah kau mengikuti pelatihan militer? "
Olivia menggelengkan kepalanya, " Aku tidak menerima pelatihan militer apapun, tapi aku sering berkunjung ke lapangan shooting hanya untuk sekedar mencari kesibukan "
" Jadi begitu, karena noona sudah banyak latihan makanya noona mampu untuk mengenai monster itu " ucap Hyunsuk mengangguk memahami.
" Latihan memang diperlukan, tapi pemahaman tentang senjata yang kau pegang dan lingkungan juga sangat penting. Contohnya Colt 1911 ini, memiliki jarak efektif sekitar 25 meter dengan kecepatan penembakan sekitar 100 m/s. Karena lingkungan basement disini yang tidak berangin, tidak perlu memperhitungkan tingkat kemelesetan peluru karena peluru hanya akan terbang lurus ke depan... "
Kami hanya terdiam mendengar penjelasan Olivia, ternyata ada banyak pertimbangan saat menembak dari senjata api. Yah bukannya aku tidak mengetahui ini, hanya saja karena aku tidak memiliki pelatihan langsung jadinya aku tidak mengetahui apa-apa saja yang harus diperhatikan saat menembak.
Itu wajar bukan? Lagipula aku hidup di negara demokrasi yang mengatur ketat kepemilikan senjata api, jadi selama masa hidupku aku tidak pernah memegang satu. Akan lebih aneh jika aku menguasai senjata tersebut tanpa pelatihan apapun.
Bahkan Hyunsuk yang mendengar penjelasan dari Olivia, tampak tidak bisa berkata-kata. Dari wajahnya aku dapat menebak bahkan dia tidak tau jika menembak memerlukan banyak perhitungan rumit. Yah lagipula dia belum mendapatkan pelatihan wajib militer, karena situasi yang panas antara Korea Selatan dan Korea Utara semua pemudanya yang telah berusia mulai dari 18 tahun wajib mengikuti pelatihan militer.
Dari percakapan yang kami lakukan aku tau kalau Hyunsuk baru berusia 17 tahun, jadi dia belum memenuhi syarat mengikuti wajib militer.
Yah kembali ke topik, setelah Olivia meledakkan Burster kami kembali menjelajah ke depan. Dengan adanya Olivia, tingkat keamanan kami sangat meningkat. Ini cukup memalukan untuk bergantung pada seoarang wanita, yah tetapi tidak ada salahnya bukan karena itu berarti kami sangat mempercayai kemampuannya.
Lagipula tidak ada gunanya untuk merasa rendah diri, setiap orang memiliki keahliannya masing-masing, yang perlu dilakukan adalah terus berjalan maju dan mengasah kemampuan pada bidang yang kita kuasai.
Saat kami terus bergerak maju, tiba-tiba kami mendengar teriakan monster dan suara langkah kaki yang sangat cepat. Mencari tau asal suara, kami menemukan sekitar dari sisi kiri kami dengan jarak yang lumayan jauh ada 2 orang pria yang sedang berlari dengan sangat tergesa-gesa.
Mengejar di belakang pria itu, adalah entitas humanoid mengerikan yang tidak memiliki mata. Hal paling unik dari monster itu adalah monster itu merangkak di bagian atas basement, yah benar di atas.
Sepertinya monster itu memiliki semacam kemampuan perekat di tangan, tapi walaupun merangkak, monster itu benar-benar cepat saat mengejar kedua pria itu.
Dua pria itu adalah Robert dan Joshua, setelah beristirahat sebentar keduanya mulai melanjutkan perjalanan. Tapi bahkan selang tidak lama setelah mereka berjalan maju, tiba-tiba ada monster yang berteriak dan mengejar mereka.
Karena posisi monster itu yang bergantung di atap, akan sangat sulit untuk melawan monster tersebut. Jadi mereka dalam posisi saling kejar-mengejar selama sepuluh menit dengan monster tersebut.
Berlari selama sepuluh menit bukanlah hal yang mudah, apalagi keduanya bukan seseorang yang sering berolahraga di awal. Keduanya mampu mempertahankan laju mereka hanya karena keinginan untuk hidup.
Tapi kembali lagi, bahkan jika keduanya kuat ada batas pada stamina keduanya. Saat keduanya hampir diambang batas, mereka melihat 3 orang manusia di seberang. Dengan keinginan terakhir untuk hidup, keduanya berlari ke arah tim Lan sambil berteriak, " TOLONG!! "
KAMU SEDANG MEMBACA
Backdoor : Survival World
FantasyMalas bikin sinopsis, baca aja kalau tertarik~