Chapter 10 : Titik Balik

4 0 0
                                    

Saat ini kami telah menemukan pintu jalan keluar, tapi di depan pintu itu terdapat seekor monster yang mirip anjing menjaganya. Kami dan monster itu masih saling berhadapan, apakah anjing itu tidak akan menyerang kami? Tetapi bahkan setelah beberapa waktu anjing itu tidak bergerak sedikitpun dari tempat ia berdiri dan hanya menggeram ke arah kami sambil sesekali menyalak.

Sepertinya anjing ini tipe jenis penajaga, hanya akan menyerang ketika seseorang mendekati apa yang dijaganya.

Yah maju atau tidak, pada akhirnya kami harus melalui pintu itu untuk dapat keluar dari sini. Sembari menyandarkan Olivia ke dinding aku berbicara ke yang lain, " Aku akan mencoba menyingkirkan monster itu "

Hyunsuk dan Olivia tampak terkejut dengan keputusanku saat mereka dengan cepat membalas.

" Tidak Lan lebih baik kita cari jalan yang lain, siapa tau kita akan menemukan pintu yang lain "

" Benar hyung, mari kita cari jalur yang lain "

Menghela nafas, aku berbicara " Kita tidak bisa, jalan keluar jelas ada di depan, tidak ada kepastian ada pintu keluar yang lain dan jikapun ada berapa lama kita akan menemukannya? Dan lagipula jika kita terus menghindari hal-hal sepert ini, jalan kedepannya mungkin akan sulit.

Lagipula di tempat ini kita sudah menemukan 3 jenis monster, bagaimana dengan lantai yang lain? Tidak ada kepastian pintu ini juga mengarah ke jalan keluar. Jadi lebih baik menjadikan monster ini untuk menjadi pengukur kemampuan kita "

Keduanya tampak diam pada apa yang kukatakan, semua yang kukatakan jelas fakta. Menghindar hanya akan membuat jalan yang dilalui selanjutnya lebih sulit. Pintu di depan kemungkinan besar akan mengarahkan mereka ke tempat yang lain, tidak ada jaminan kalau kami tidak akan bertemu dengan monster lain.

Jadi keputusan yang aku buat adalah jalan terbaik, yang paling kami butuhkan saat ini adalah informasi. Dan monster ini dapat menjadi salah satu pengukur apakah manusia memiliki kesempatan untuk mengalahkan monster di dunia ini? seberapa besar perbedaan antara kami? apakah manusia dapat mengalahkan monster di dunia ini?

Hanya dengan mencari tau secara langsung kami dapat memiliki semua informasi tersebut. Jadi ini adalah keputusan terbaik yang dapat kami miliki.

Setelah menurunkan Olivia, aku menurunkan tas perbekalan ku dan menarik keluar katana dan kapak api sebelum berjalan kedepan untuk menghadapi monster itu.

" hyung aku akan ikut denganmu " ucap Hyunsuk setelah berpikir sangat dalam.

Aku tersenyum pada hyunsuk, " Tidak, kali ini aku akan mencoba menghadapinya sendiri. Aku tidak tau apakah aku akan kembali dengan selamat, tapi setidaknya jika aku mati kau bisa membuat keputusan lain dan apakah kau akan meninggalkan Olivia sendirian? " tanyaku.

" T-taapi.. "

" Tidak ada tapi-tapian, lihat dan tonton saja dari sana " ucapku.

Tanpa menoleh kebelakang aku terus melangkah maju kedepan, aku tau kalau Hyunsuk dalam kontemplasi mendalam saat ini, tapi ini adalah keputusan terbaik. Tanpa menunggu Hyunsuk membuat keputusan, aku langsung berlari dengan cepat sambil memegang Katana dan Kapak Api di tangan.

Anjing Monster itu juga tampak terprovokasi dan berlari dengan sangat cepat untuk menerkam diriku. Saat aku dan monster itu saling berhadapan, aku merasakan di situasi hidup dan mati ini waktu tampak melambat. Semua informasi yang ada di sekitar di proses dengan cepat, baik itu hembusan angin, percikan air di lantai, dan bahkan perkiraan waktu bentrokan dengan menghitung kecepatan.

Banyak skenario pertarungan berjalan di otakku, di ruangan yang sempit ini tidak ada tempat untuk menghindar. Pada intinya hanya perlu satu bentrokan untuk mengakhiri semuanya, jadi hanya ada skenario antara aku membunuh monster itu atau aku yang terbunuh disini.

Menggenggam erat kedua senjata, tubuhku dipenuhi dengan adrenalin saat semua darahku mengalir dengan sangat panas membakar tubuhku. Saat jarak antara kami berdua semakin dekat, dengan kekuatan kakinya yang kuat monster itu melompat ke arahku dengan mulut penuh gigi tajam.

Menggertakkan gigiku, aku menyilangkan kedua senjataku di depan dadaku sebelum tubuhku dengan cepat meluncur ke bawah dengan bantuan lantai basah. Dengan tubuhku yang merendah ke tanah, lompatan anjing itu lewat di atasku dan saat itu juga pedang dan kapak ku melayang dengan kuat menebas perut anjing itu. Kulit dan daging monster itu robek saat bongkahan besar darah merah jatuh berceceran membahasi semua yang ada di sekitarnya.

Saat keduanya berlalu, monster itu jatuh dengan sangat keras dengan darah membasahi lantai. Sementara itu aku sendiri mulai berdiri kembali dengan senjata dan tubuh penuh darah. Tidak perlu berbalik, hasilnya sudah sangat jelas.

Aku menutup mataku pada perasaan yang sangat misterius datang pada diriku, perasaan ini terasa sangat familiar tetapi di lain waktu juga sangat asing bahkan aku bingung bagaimana mengungkapkan perasaan ini dengan kata-kata. Seolah-olah sesuatu yang telam lama hilang mulai kembali lagi ke dalam diriku ini.

Aku menghisap udara panjang pada perasaan ini, walaupun aku masih tidak tau apa ini sebenarnya. Tapi satu hal yang pasti, ini sengat melegakan.

Backdoor : Survival WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang