Chapter 4 : Pintu Ketiga

8 0 0
                                    

*Mulai saat ini Hyunsung akan memanggil Lan sebagai Hyung karena aku juga baru ingat itu kebiasaan orang korea.

---

Tim kami saat ini berjumlah tiga orang, ada aku, Hyunsuk, dan Olivia. Karena luasnya gudang ini kami memutuskan untuk mencari jalan lain seperti lift, tangga, atau lorong-lorong. Tapi sebelum itu, kami mencoba berkeliling sekali lagi untuk mencari perbekalan.

Sejujurnya, tempat ini memiliki sangat banyak perlengkapan hanya saja biasanya perlengkapan disini kebanyakan di tempat-tempat yang biasa dihindari seperti ruangan gelap. Karena efektivitas 3 orang, kami berhasil menemukan banyak barang-barang.

Setelah 2 jam pencarian, kami menemukan 6 botol tupperware, 18 unit baterai kecil, 1 gunting, 18 buah makanan militer, 8 buah makanan ringan, 1 panci, 12 korek api, 2 pisau, 1 parang, 4 rompi polisi, 6 senter dan 2 terpal.

Entah bagaimana caranya kami berhasil memuat banyak barang tersebut ke dalam tas kami, yah walaupun ada beberapa yang harus ditinggalkan karena jika terlalu berlebihan mungkin akan menjadi beban. Tapi prioritas penyimpanan kami isi dengan makanan, dan karena kami menemukan botol, kami bisa menyimpan persediaan akhir tanpa perlu bolak-balik ke sumber air.

Adapun untuk senjata, kami memberikan parang kepada Hyunsuk dan memberikan pisau kepada Olivia. Memegang pisau di tangan, Olivia bernafas lega tampak kekhawatirannya dengan kami cukup besar. Yah, itu cukup normal bagaimanapun dia seorang wanita di tempat antah berantah dengan kelompok dua orang pria, memiliki senjata menjadi salah satu pengaman untuk dirinya.

Setelah melihat perbekalan yang kami kumpulkan tampak sudah cukup, kami kemudian berjalan ke arah tangga yang menuju ke lantai bawah.

Ruangan ini di lantai bawah tidak jauh berbeda dengan lantai sebelumnya, jadi kami memulai penjelajahan lagi untuk mencari jalan keluar. Pada beberapa titik, kami menemukan sebuah lorong-lorong yang entah mengarah kemana. Karena kami sekarang fokus mencari jalan keluar, kami memutuskan untuk masuk ke dalam.

Lorong ini terhubung dengan banyak pipa air yang  menggantung diatas, tetesan-tetesan air yang jatuh dari beberapa pipa membentuk genangan air kecil. Tempat ini biasanya menjadi habitat untuk beberapa hewat seperti tikus dan serangga, tapi setidaknya sampai saat ini kami belum menemukan hewan apapun.

Lorong-lorong ini memiliki banyak percabangan, tapi kami terus masuk ke lorong-lorong dengan petunjuk pipa yang menggantung sebelumnya. Hanya setelah beberapa kali melewati percabangan, kami menemukan sebuah pintu besi  dari ujung lorong-lorong ini.

Semuanya tampak senang saat, melihat pintu. Tapi aku sadar kalau pintu ini tidak menjamin kalau pintu ini akan mengarah ke jalan keluar.

Sesampainya di depan pintu, aku membuka pintu dan menemukan ruangan lain adalah sebuah terowongan dan saluran ventilasi yang sangat panjang.

" Jadi ini juga bukan jalan keluar ya " ucap Olivia dengan sedih.

" Jangan khawatir noona, kita pasti akan menemukan jalan keluarnya " hibur Hyunsuk.

Melihat kembali tempat ini, aku merasa perjalanan ini akan sangat panjang. Dan entah mengapa semenjak aku masuk ke tempat ini, aku merasakan perasaan waspada penuh dari lingkungan sekitar

Seolah-olah saat masuk ke tempat ini, ada perasaan seseorang yang mengawasi dari balik kegelapan tersebut.

Tapi tidak ada gunanya untuk berhenti sekarang, yang harus kami lakukan adalah tetap berjalan maju.

Memimpin tim untuk maju kami terus berjalan di terowongan yang tampak tak berujung ini. Pencahayaan menjadi salah satu masalah utama karena, kebanyakan tempat ini cukup gelap sehingga kami harus menggunakan senter yang sebelumnya kami dapatkan.

Berjalan di ruangan gelap ini membuat yang lain merasa resah, sudah menjadi naluri manusia untuk menghindari ruangan yang gelap. Karena hal tersebut, Hyunsuk dan Olivia mulai merapat di sampingku menggenggam baju atau tas sebagai pegangan mereka.

Yah, mereka perlu seseorang untuk memberi mereka keberanian. Bukan berarti aku cukup berani, hanya saja jika aku juga takut komposisi tim dapat menjadi kacau. Jadi dengan perasaan penuh waspada aku memimpin jalan di ruangan gelap ini.

Saat itu, di salah satu persimpangan terowongan. Kakiku berhenti saat diriku menatap ke salah satu percabangan lorong dengan penuh keseriusan. Hyunsuk dan Olivia yang terus berjalan dibelakangku menabrak diriku yang tiba-tiba berhenti.

" Ada apa hyung? kenapa berhent.... " 

ucapan Hyunsuk tidak sampai selesai saat dirinya menatap kemana diriku menatap juga, bahkan Olivia yang memegang bajuku dapat kurasakan kalau tangannya penuh gemetar pada apa yang kami lihat.

Di seberang salah satu percabangan yang kami lihat, ada satu makhluk besar yang menatap kami sambil tersenyum. Seluruh tubuh makhluk itu ditutupi dengan kegelapan, hanya mata dan gigi tajam yang bersinar secara reflektik di dalam gelap ini.

 Seluruh tubuh makhluk itu ditutupi dengan kegelapan, hanya mata dan gigi tajam yang bersinar secara reflektik di dalam gelap ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Backdoor : Survival WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang