siang ini langit tampak mendung tapi tak menghentikan langkah ara menuju sebuah makam yang berada di pemakaman pinggir kota, ia datang bersama chika dengan membawa sebuket bunga daisy kesukaan adik manisnya.
langkahnya terhenti di depan sebuah makam bertuliskan REVADELINE FIDELA HARLAN gadis kecil yang meninggal 13 tahun yang lalu, ara tersenyum kecil dan duduk mengelus batu nisan makam reva lalu meletakkan bunga yang ia bawa di sebelah bunga lili yang masih segar, chika juga ikut duduk di samping ara.
"hai adik manis kakak, gimana kabar kamu di sana? kamu pasti sekarang lagi main kejar-kejaran sama anak-anak yang lain kan. udah lama ya re semenjak kepergian kamu, kakak kesepian nih disini. kakak harap kamu nggak kesepian di sana ya, oh kakak juga makan dengan teratur kok kamu ga usah khawatir."
"re, zee kemaren berantem sama temen angkatan nya tapi udah kakak marahin kok, kamu juga tau re kitty sekarang udah tumbuh besar bayi yang kamu tunggu-tunggu lahir udah jadi gadis remaja tapi sayangnya dia sakit re"
"kitty gagal ginjal, dia harus cuci darah setiap minggu dan dia harus cuci darah lagi minggu depan. semuanya hancur re semenjak kamu pergi, athair makin keras ngedidik kami, mor yang sering ngelamun dan nangis di tengah malam, zee yang jadi berandal, dan kitty yang ngidap gagal ginjal re. kakak takut, takut kalau suatu saat kamu bawa kitty pergi dari kami" tangis ara tumpah dengan lembut chika mengelus punggung ara.
"kamu ga sejahat itu kan re, kakak tau kakak jahat karena ngelepas kamu gitu aja tapi kakak malah ngelarang kamu bawa kitty, tapi kakak mohon jangan bawa adik kamu ikut sama kamu ya re. kakak juga kangen banget sama kamu, kenapa kamu ga pernah datang ke mimpi kakak. apa kamu marah karena kakak egois sama kitty, kalau iya kakak minta maaf re" ara tertunduk rindu yang kian membuncah ia curahkan melalui tangis di depan makam reva, chika membawa tubuh rapuh ara kedalam pelukan nya.
"kakak minta maaf re, kakak kangen kamu"
20 menit keduanya habiskan bercerita di depan nisan reva dan pamit untuk pulang karena rintik hujan sudah mulai turun. saat keduanya memasuki mobil hujan turun dengan sangat lebat, chika melarang ara untuk menyetir karena dilihat dari mata ara yang sembab jadilah ia yang membawa mobil menuju kediaman cahyadi karena ara berniat untuk menginap di rumah chika hari ini.
sesampainya di kediaman mewah cahyadi yang cukup jauh dari pemakaman pinggir kota chika memarkirkan mobil ara di garasi rumahnya.
"ada tamu ?"
"temennya acel mungkin" jawaban chika di angguki ara.
"kakak pulang" teriak chika setelah memasuki rumahnya melihat televisi yang menyala dan dua insan yang sedang tertidur di sofa sambil berpelukan.
"jangan di bangunin, capek banget keliatannya" cegah ara saat chika ingin membangunkan ashel.
chika berjalan menuju tempat penyimpanan di samping televisi dan mengambil selimut untuk menyelimuti dua orang itu.
"ayo" chika menarik ara menuju lantai 2 untuk bebersih di kamar chika.
-----
"kakak kapan pulang? kok aku ga tau" ashel menatap chika yang baru saja turun dan mengambil sebotol minuman di lemari pendingin.
"sore tadi, kamu tidur jadi ga kakak bangunin. mommy masak apa ?"
"adel lagi kepengen lele jadi mommy masak lele goreng sama cah kangkung kesukaan ara"
"mommy mah anaknya siapa, yang dimasakin juga siapa" gerutu ashel di angguki chika.
anin terkekeh "mommy masak tempe mendoan loh dek"
ucapan anin dihadiahi pelukan erat oleh chika dan ashel "ih mommy tau aja kita lagi pengen apa"
"udah panggil pacar kalian turun gih" suruh anin diangguki kedua putrinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
opposite
Teen Fictionletss goooo~ diss!!! imajinasi kan saja tokoh yang ada di dlm cerita ini menurut teman2 yaa dan ingat cerita ini adalah FIKSI yang berarti cerita ini hanya khayalan author semata. jika ada kesamaan nama serta tempat mohon dimaafkan. komen dan vot...