1

2.3K 107 2
                                    

RUMAH SAKIT SAPTA MEDICA

seorang pria tengah memperhatikan bayi kecil yang berada di tabung inkubator di balik kaca ruangan, tangannya menggendong seorang gadis kecil yang sejak tadi diam menatap kosong kedalam ruangan.

"atha, reva mau main sama angel"

"sabar ya sayang, setelah angel sembuh kamu pasti bisa main sama adik kamu"

anak kecil itu menggeliat saat mendengar suara langkah kaki sang ibu yang berjalan kearah mereka.

"amor"

gadis kecil yang dipanggil reva itu merentangkan tangannya meminta untuk digendong, sang ibu kemudian mengambil alih gendongan reva dan menatap nanar pada sang suami.

"maafin aku ge"

"kamu udah berusaha semampu kamu sayang. aku bangga dan aku yakin anak kita pasti secepatnya bakal sembuh"

ketiganya berpelukan dengan erat berharap jika sebuah keajaiban dapat membuat kesehatan si bayi kecil membaik.

"permisi tuan harlan, kita harus segera keruang operasi karena operasi mata untuk nona muda akan segera dilaksanakan"

"reva takut amor" tangan mungil itu memeluk erat leher sang ibu.

"sayang kamu mau lihat wajah kakak, kembaran dan adik kamu kan" anak kecil itu hanya mengangguk tanpa melepas pelukannya.

"reva pasti bisa, atha dan amor pasti nungguin kamu sampai selesai operasi"

"atha sama amor harus janji"

"kami janji sayang" orang tua itu dengan kompak membalas tautan kelingking reva.

---

kini di depan ruangan operasi gracio dan shani berdiri dengan perasaan bercampur aduk antara takut dan senang, karena reva akan segera bisa melihat setelah mendapat donor mata dari seseorang anak kecil yang mengalami penyakit leukimia. 

reva, gadis kecil yang berusia 3 tahun itu memang harus mengoperasi kornea matanya yang membuat ia mengalami kebutaan semenjak berusia satu tahun. semenjak lahir dokter telah mengatakan kepada gracio dan juga shani mengenai kornea mata reva yang setiap saat bisa berubah menjadi kebutaan untuk gadis kecil itu, mendengar hal itu gracio dengan cepat mencari pendonor mata yang tepat dan pas untuk putri kecilnya itu.

beberapa hambatan sempat gracio lalui mulai dari ibunya yang tidak ingin cucunya mengalami hal buruk jika menjalani operasi di usia yang sangat kecil juga dari ibu shani yang menolak keras operasi reva karena gadis itu masih kecil, bersyukur hal itu dapat ia lalui melalui bujukan shani dan juga kedua putri gracio yang lain.

berbeda lagi dengan ayahnya yang semenjak dulu sangat membenci putrinya itu, sang ayah berfikir jika reva adalah pembawa sial untuk keluarga harlan dan juga malapetaka besar bagi keluarga besar mereka. berulang kali gracio mendengar ucapan sang ayah dan juga berulang kali ia memberikan pengertian jika bukan putrinya lah penyebab kemunduran perusahaan besar mereka.

kedua putri garcio yang lain juga sangat bersemangat saat mendengar jika sang adik akan dapat melihat kembali dan dapat bermain dengan mereka seperti biasa, tapi sebuah kejadian buruk menimpa keluarga kecil itu lagi dan lagi.

pada saat akan melahirkan si bungsu, shani sempat mengalami pecah ketuban membuat ia harus dilarikan ke rumah sakit dan melahirkan secara prematur, hal itu membuat bayi kecil keluarga harlan itu harus menjalani penanganan khusus di box inkubator selama beberapa minggu.

4 jam kini tak terasa, lampu ruangan operasi yang awalnya berwarna merah berubah menjadi hijau dan memperlihatkan seorang dokter yang menangani reva keluar dari ruang operasi, ekspresi sang dokter sangat tak dapat dibaca membuat garcio dan shani cemas jika sesuatu terjadi pada reva.

oppositeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang