9

568 61 3
                                    

"shela, shela tunggu dulu" zee menahan tangan ashel yang menggandeng erat lengan adel.

"kenapa zee"

"bisa kita bicara sebentar" ashel melirik adel sejenak.

"aku tunggu kamu di mobil" ashel kemudian mengangguk mendapat jawaban dari adel.

"dimana ?"

"tribun basket aja gimana" ashel kembali mengangguk dan berjalan lebih dulu dari zee menuju lapangan sedangkan adel pergi menuju parkiran sambil menunggu ashel.

"kamu mau ngomong apa zee ?"

"tentang kita" kening ashel mengkerut tawanya meledak membuat zee menatapnya heran.

"maaf, ini lucu banget" ashel mencoba menstabilkan raut wajahnya dan menatap lapangan dimana anak-anak cheers sedang latihan juga ada kathrin disana yang sedang berlatih.

"kita itu udah berakhir semenjak aku minta putus sama kamu zee, jadi ga ada yang perlu di jelasin panjang lebar lagi kan" senyum ashel menatap zee membuat si gadis tomboi tertegun sesaat.

"tapi kamu harus kasih aku alasan yang logis shela, atau ini gara-gara anak baru itu kamu minta putus dari aku kan" ucapan zee membuat ashel menatap dirinya tak suka.

"ga usah bawa-bawa adel dalam masalah kita, di sini yang bermasalah itu kamu sendiri zee. kamu yang dengan seenaknya jadiin aku bahan taruhan sama temen-temen kamu. bodoh banget aku bisa percaya sama kalimat busuk kamu waktu nembak aku" kalimat lontaran ashel kembali membuat zee tak malu menjawab.

"shela aku sayang sama kamu. aku, aku tau kalau aku salah tapi sekarang aku sadar kalau aku tu sayang dan cinta sama kamu. aku minta maaf dan aku mau memperbaiki hubungan kita"

"maaf zee, piring yang udah pecah ga akan bisa kembali utuh kalaupun kamu lem pakai lem paling kuat sekalipun. kita itu udah ga bisa bersama lagi sebagai sepasang kekasih, hati aku udah sakit kamu jadiin barang taruhan dan hubungan kita cuman sampai disitu makasih buat 1 tahunnya dan maaf kalau aku ada salah selama ini sama kamu"

"shela-" ucapan zee terhenti melihat tangan ashel yang terangkat meminta untuk tidak diinterupsi.

"lihat sekeliling kamu zee, ada orang yang sayang kamu lebih dari sayang kamu ke aku. jangan jadiin aku pusat pemikiran kamu di saat ada orang lain yang bisa nerima kamu apa adanya dan aku harap putusnya kita hanya dalam hubungan kekasih dan kita masih bisa temenan kan" ashel memajukan tangannya untuk di jabat.

"aku sayang kamu shela dan hal itu mutlak, kalau aku ga bisa sama kamu orang lain juga ga boleh. kamu ingat itu" zee dengan wajah kesal meninggalkan ashel.

"dia orangnya emosional banget ya" adel datang menyerahkan sebotol minuman bersoda pada ashel.

"kayaknya dia udah sampai tahap obsesi deh sama aku del" ashel berucap setelah menegak kalengan soda tersebut.

adel mengangguk "kita pulang sekarang ?"

"ayo" ashel menggandeng lengan adel dan melambaikan tangannya pada kathrin yang di balas lambaian juga  dari gadis tinggi ketua cheers itu.

"kenapa kamu ga terima aja tawaran dia minta balikan" kedua gadis itu sudah berada di dalam chevrolet corvette hitam milik adel.

"mana mau aku jadi bahan taruhan untuk kedua kalinya" ashel mendelik.

"aku lihat dia kayaknya udah cinta banget deh sama kamu" goda adel.

"gila kamu del" kaget ashel lalu memutar bola matanya jengah.

"emang kalau aku jadiin kamu bahan taruhan kamu mau ?"

"ya gapapa sih"

"loh kok sama aku kamu mau giliran sama zee nolak" adel menatap ashel penuh saat lampu berubah menjadi merah.

oppositeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang