⦅02⦆➻Tiba di Ibukota

1K 142 1
                                    

➻COUP D'ETAT
———

Kediaman utama keluarga Choi nampak sangat sibuk. Para pelayan hilir mudik bekerja sementara para penjaga sibuk berlatih di halaman yang luas.

“Ayah, putra ini memberi salam.” Soobin mengetuk ruang kerja ayahnya yang sejak pagi sudah tertutup rapat.

“Masuk,”

Pintu kayu tergeser dan pemandangan pertama yang dia lihat adalah sosok ayahnya yang masih sibuk berkutat dengan pekerjaan. “Ayah mengapa terus bekerja terlalu keras? Putra ini mengkhawatirkan mu, melihatmu bekerja siang malam hampir tanpa henti selama seminggu penuh. Hentikan dulu dan beristirahatlah.” Bujuk Soobin dengan suara memelas.

Jaehyun tertawa;“Aku harus menyelesaikan pekerjaan ini agar aku bisa meluangkan waktu bersama adikmu. Ah, sudah lama sejak terakhir aku melihatnya. Tentu aku tidak ingin membuang waktu berhargaku, dia akan segera menikah. Ah.”

“Pernikahan masih sangat lama ayah, bahkan jika adik Beomgyu menikah. Dia akan tinggal di ibukota. Kita masih bisa melihatnya kapanpun kita mau. Sekarang hentikan, putra ini akan menyelesaikan pekerjaan itu nanti. Ayo makan siang bersama. Adik Beomgyu tidak akan suka jika dia tahu ayah tidak merawat kesehatan dengan baik, mungkin nanti dia akan memarahi kita semua karena lalai.” Gerutu Soobin.

“Hmp! Kamu anak nakal, ayahmu ini masih sangat muda dan kuat. Bagaimana kamu bisa memperlakukanku seperti kakek-kakek!” Jaehyun mengetuk kening putra keduanya. Berpura-pura marah.

“Hump! Ayah akan cepat tua jika terus marah-marah seperti ini. Ayo! Ayah Lee sudah menunggu kita di ruang makan.”

“Baik. Bagaimana dengan kakak tertua mu? Kapan dia akan pulang dari perbatasan?” “Saudara Minhyung bilang dia akan kembali lusa bersama dengan Pangeran Taehyun."

“ Yang Mulia Pangeran akan berkunjung kemari?” Tanya Jaehyun sambil tersenyum penuh arti.

Soobin berdeham, “Em, sepertinya begitu.”

Sepasang ayah dan anak itu terus berbincang ringan sambil menuju ruang makan. Baru setelah sampai di depan meja yang sudah terisi dengan banyak hidangan lezat dan tentu saja sosok Taeyong yang sudah menunggu mereka sejak awal. Mereka menghentikan pembicaraan itu.

Taeyong dengan sigap melayani suaminya sementara Soobin juga sibuk dengan lauk-pauknya sendiri. Sambil sesekali dilayani oleh pelayan pribadinya.

Istri-istri Jaehyun yang lain hanya akan mengikuti jamuan makan siang apabila Jaehyun bersedia mengundang mereka. Selama Jaehyun tidak memberi perintah, tidak ada seorang pun yang boleh bergabung.

Makan siang berlangsung singkat karena mereka menerapkan larangan berbicara saat makan yang efektif menghemat waktu. Para pelayan membersihkan sisa makanan dan menggantinya menjadi hidangan pencuci mulut. Taeyong mengambil alih teko yang sudah diberi balok es. Menuangkan air dingin kedalam gelas untuk Jaehyun.

Tiba-tiba penjaga gerbang muncul di depan pintu;“Lapor tuan, kepala pelayan Jang mengirim merpati pos untuk menyampaikan bahwa rombongan tuan muda ketiga sudah memasuki gerbang ibukota.”

Jaehyun meletakkan cangkirnya, ada gurat kelegaan di wajahnya yang nampak berseri. Dia melirik Soobin dan berkata;“Pergi dan jemput adikmu segera!”

“Baik ayah!” Tanpa membuang waktu Soobin berdiri, setelah memberi salam pada Taeyong dan Jaehyun dia segera melangkah keluar. Menaiki kudanya diikuti oleh beberapa penjaga dan menghilang dari balik tembok gerbang kediaman Choi.

“Jaehyun,” Setelah hanya tersisa mereka berdua di ruangan itu. Taeyong menanggalkan semua keformalannya pada sang suami. “Apakah menurutmu Beomgyu akan setuju dengan proposal pernikahan ini?” Tanyanya dengan nada cemas.

COUP D'ETAT - TAEGYU 【REVISI VER】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang