Bayangan Alvin di kelas 12 putra dua hari yang lalu masih juga mengganggunya.
Sella berusaha untuk tidak peduli. Menepis segala prasangka yang mendadak memenuhi kepalanya sendiri. Ia mencoba untuk berpikir positif, mungkin Alvin sedang melihat ke arah yang lain. Entah siapalah itu, yang jelas bukan dirinya. Dia tidak boleh kegeeran.
Namun hati kecil Sella menolak, jelas-jelas ia menemukan mata Alvin terarah lurus ke dirinya. Walau kejadian itu hanya berlangsung tidak lebih dari satu menit, namun Sella berani mengatakan kalau la tidak mungkin salah.
Hanya satu pertanyaannya: Kalau la benar, kenapa Alvin menatap ke arahnya?
"Aaarrgghh!" Sella mengusap wajahnya berkali-kali, jengkel karena ia terus-menerus memikirkan hal itu. Gadis itu menggerutu pelan, "Kenapa lama-lama rasanya nyebelin banget, sih? Kenapa aku bisa terus-terusan mikirin dia? Harusnya, kan, aku konsen ngafal buat besok. Ini malah mikirin yang nggak- nggak."
Sella menghela napas kasar. Beruntung tidak ada yang mendengarnya. Suara anak putra yang sedang muraja'ah menggunakan mic di bagian mereka bercampur dengan suara-suara komat-kamit anak-anak putri yang menghafal, sambil sesekali bertubrukan dengan suara-suara bising orang-orang yang malah sibuk mengobrol membuat gerutunya tenggelam dalam hiruk-pikuk masjid.
"Sell, Sell, mau setoranlah, Sell," kata Beby yang duduk tak jauh darinya.
Gadis itu menoleh, lantas mengangguk dan menerima Al-Qur'an Beby yang disodorkan padanya. Sedetik kemudian Sella fokus menyimak bacaan temannya itu, seraya beberapa kali mengoreksi.
Setelah selesai, Sella mengembalikan Al-Qur'an Beby, kemudian Beby mengeja juz, nama surah, beserta ayat yang tadi la setorkan. Agar Sella bisa menuliskannya di buku laporan.
"Halaman tiga belas juz delapan, Al-A'raf ayat tiga puluh satu sampai tiga puluh tujuh," ujarnya. Sella mengangguk dan dengan sigap menulisnya di buku laporan. "Udah siap ngafal, Sell?"
"Udah, tinggal ngerjain tugas muraja'ah yang dikasih Ummi Niza aja," Jawab Sella kalem.
Rina berdecak. "Alah, Sella, kok, ditanya. Jelas udah siaplah," candanya dari arah yang membelakangi Sella.
Sella terkekeh mendengarnya. Lantas tiba-tiba la teringat sesuatu. la kembali menatap temannya itu. Karena dilihatnya Beby belum mengambil posisi untuk menghafal lagi, maka Sella memutuskan untuk bertanya, "Ehm, Beb... boleh nanya, gak?"
"Eh, bolehlah. Kok, pake izin lagi." Gadis berkulit putih itu terkekeh sebentar. "Mau nanya apa?"
"Ehm, Itu..." Sella terlihat ragu untuk menanyakannya. Takut Beby malah berpikir yang tidak-tidak. Namun karena sudah kepalang tanggung, Beby pun terlihat menunggu kalimatnya, la pun melanjutkan, "Tapi jangan bilang siapa-siapa dulu, ya."
"Ish, aman itu," ujar Beby.
"Kalau misalnya kita suka kepikiran satu cowok, eh, misalnya kita udah tau dia dari lama, tapi baru tau mukanya belum lama ini, itu tandanya apa?" tanya gadis berkacamata itu lugu. Dia terlihat menahan napas ketika Beby berpikir sejenak.
"Yaaa, mungkin itu tandanya kau suka sama dia," celetuk Beby enteng. Wajahnya terlihat biasa saja, namun tak lama kemudian, matanya membulat. "Eh, bentar, emang kau suka sama siapa?"
"Hah?" Sella menelan ludah. Tidak menyangka akan ditanya seperti itu. "Aku? Suka sama siapa? Mana ada. Aku gak suka sama siapa-siapa."
"Udahlah, Sell, gak usah pake acara ngeles segala. Itu tadi maksudnya kau, kan? Kau suka kepikiran satu cowok akhir-akhir ini, berarti fix kau suka sama dia. Pertanyaannya, siapa?" Gadis itu terlihat bersemangat. Terlebih ketika melihat Sella yang terdiam, la mulai yakin dengan dugaannya, "Ayolah, Sell. siapa, sih? Anak sini? Siapa namanya? Yang mana?"
"Kau yakin itu artinya aku suka sama dia? Gak salah? Sella masih mencoba untuk memastikan.
"Ya, Iyalah, Sell. Salah satu tanda umum kalau kau lagi suka sama orang, ya, kau jadi sering mikirin dia. Terus kau pengen ngeliat dia, yaaa... pokoknya gitulah. Kalau berdasarkan pengalaman pribadi aku yang nggak seberapa." Beby cengengesan sendiri. Melihat wajah Sella yang belum yakin, maka gadis itu berkata, "Ah, ya, udah, kalau kau nggak percaya, mari kita tanya sama salah satu orang yang lebih berpengalaman."
Belum sempat Sella bertanya siapa orang yang dimaksud oleh temannya ini, Beby sudah lebih dulu memanggil pelan seorang gadis yang baru selesai menerima setoran anggotanya. "Key, sini dulu
bentar, Key! Mau nanya!"
Keysha menoleh ke arah mereka, lalu segera menghampiri dua temannya itu,
"Key, Sella mau nanya," kata Beby sambil melirik ke arah Sella yang mengembuskan napas pasrah.
"Nanya apa, Sella?" Keysha mengalihkan pandangan pada Sella.
"Eh, Ini..." Bukan main canggungnya gadis itu untuk menanyakan hal yang tidak penting seperti ini. Terlebih ketika membayangkan reaksi Keysha yang pasti kurang lebih sama seperti Beby. "Kalau misalnya kita suka kepikiran satu cowok, itu tandanya apa?"
Sella mengharapkan jawaban yang sedikit berbeda dari Keysha. Menilik wajah gadis itu yang terlihat lebih serius berpikir, Sella kira ia akan mendapatkan jawaban yang berbeda.
Beberapa detik kemudian, Keysha kembali menatapnya. "Bentar, kepikiran satu cowok?"
Gadis berkacamata di depannya hanya mengangguk singkat.
"Yaaahh... itu, mah, namanya kau suka sama dia!"
"Naaaah, bener, kan? Siapa, nih, Sell?"
"Hayooo, Sella suka kepikiran siapa? Kasih taulah, Sell."
Sudah bisa dipastikan kalau wajah Sella memerah mendengar godaan teman-temannya itu. Beruntung suara mereka berdua masih teredam oleh suara kesibukan di sekitar mereka, jadi teman- temannya yang lain tidak mendengar dan tertarik untuk ikut bergabung.
"Beneran itu artinya aku suka sama dia?"
"Iyaaaall" Beby dan Keysha menjawab kompak. Membuat Sella kembali menelan ludahnya.
Rasa itu.... rasa yang aku hindari ... malah datang sendiri.
"Siapa, sih, Sell?" Mereka berdua belum lelah bertanya. Melihat wajah ragu Sella membuat mereka semakin semangat mendesak Sella untuk menjawab.
"Ehm, Itu...". Sella masih ragu untuk mengatakannya. Takut melihat reaksi kedua temannya ini.
"Beneran Alvin?"
"Hah? Si Alvin..Alvin Itu yang kau suka?"
"Iya, Iho, Beb."
"Ish, kok, cocok kali. Alvin-Sella, dahlah calon couple goals!"
"Hahaha... bener, bener! Makanya dulu pas kelas 10 banyak yang ngejodoh-jodohin orang ini,"
Sementara Sella hanya geleng-geleng melihat tingkah keduanya. Ia tidak menegur, membiarkan mereka saling berbicara dan menggoda dirinya. Sepanjang hanya mereka berdua yang tahu dan tidak menyebar ke mana-mana, apalagi sampai menyebar ke murid putra, dia bisa santai-santai saja.
Diam-diam gadis berkacamata itu mengulum senyum. Jantungnya berdebar sedikit lebih kencang. la bisa merasakan bahwa tubuhnya menghangat. Rasa ini memang sedikit mengganggu, tapi di saat yang bersamaan, menyenangkan.
"Eh, tapi bukannya Alvinmasih suka sama Nasha, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanyaah
Teen FictionSella tidak pernah tahu rasanya jatuh cinta. Untuk pertama kalinya Sella merasakan pahit-manis perasaan tersebut, melupakan luka yang disebabkan oleh 'cinta pertama-nya. Di saat yang sama, tanpa ada yang tahu, Alvin adalah sosok ceria yang menyimpan...