17

3 2 2
                                    

Hari Senin tiba, dan Elina merasa uring-uringan karena mengetahui jadwal Numaa adalah libur selama seminggu penuh. Hannahlynn mendapat libur hari Senin dan Selasa, Adrianna pada hari Rabu dan Kamis, sedangkan dirinya sendiri libur pada hari Jumat dan Sabtu. Satu-satunya hal yang membuat Elina galau adalah tidak ada pelindung anak magang selama seminggu kedepan.

“Santai saja,” kata Giovanni, “karena Chef Adrianno yang tukang perintah itu juga mengambil cuti selama seminggu kedepan.”

“Apa?” Elina mengernyitkan alis dan secara refleks berhenti menulis aneka macam masakan telur.

“Kalau tidak percaya, tanyakan saja pada Pak Demian dan Pak Pierre,” ujar Giovanni lagi.

“Tunggu!” Elina berbalik untuk menghadap Giovanni yang mengambil omelette, “Kau sendiri bagaimana? Tidak jadi resign?”

“Aku akan resign,” jawab Giovanni, “jika ada panggilan untuk bekerja di pulau Komback.”

“Oh, begitu.” Lalu Elina melanjutkan tulisannya lagi.

Setelah kembali ke back area, Elina melihat Adrianna sedang memegang sebuah kotak berwarna biru muda.

“Apa itu?” tanya Elina sambil berjalan mendekat.

“Aku menemukannya ketika membuka drawer galon air mineral,” kata Adrianna, jauh dari pertanyaan.

“Hei, tertulis namamu di situ!” Elina menunjuk tutup kotak itu.

“Aku harus bagaimana?”

“Kalau sudah jelas tertulis untukmu, berarti memang untukmu. Buka!”

“Dibuka, ya?”

“Lamban!” Elina merebut kotak itu, kemudian membentangkan hadiah yang ada di dalam kotak itu. “Adrianna, ini dress! Gaun pendek biru muda! Lengannya dari kain organza. Indahnya...” pujinya sambil menempelkan gaun itu pada tubuh bagian depan Adrianna.

“Dari siapa lagi ini?” Adrianna kebingungan.

“Aduh, rasa-rasanya kau punya pengagum rahasia!” seru Elina.

“Siapa pun itu, lupakan! Ayo bekerja, Elina!”

***

Numaa mengencangkan volume musik yang mereka putar di mobil. Mereka melewati perjalanan menuju bandara sambil bernyanyi riang.

“Ah, baterai ponselku melemah sebab terus-menerus streaming musik di youtube,” keluh Numaa.

Charge saja menggunakan kabel ini kalau cocok.” Adrianno menyodorkan kabel yang terhubung dengan tempat charge ponsel di mobil. “Atau ganti saja dengan kabelmu sendiri kalau yang ini tidak cocok.”

“Tapi tidak bisa mendengarkan lagu-lagu favoritku,” kata Numaa sambil mencolokkan charger pada ponselnya.

“Pakai saja ponselku.”

“Tapi streaming.”

“Tak apa, aku baru mengisi paket data. Putar saja lagu-lagu favoritmu.”

***

“Kau kesayangan Numaa, di mana dia?” Seorang wanita dengan rambut berpotongan bob tiba-tiba muncul ketika Elina sedang memoles piring.

“Kapten Numaa sedang libur panjang,” jawab Elina sambil mencuri-curi pandang ke arah nama dada wanita itu.

“Liburan dengan kekasihnya, ya?”

“Kalau itu, mana saya tahu,” sergah Elina dengan ketus.

“Kau jangan besikap ketus begitu,” dengus wanita itu, “nanti tamu bisa kapok datang kemari. Tapi memang, anak didik tidak akan jauh dari gurunya.”

Chains & TiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang