24

7 2 0
                                    

Elina berkacak pinggang ketika melihat Numaa memakai cincin perak di jari manisnya. Mereka sempat berdebat sebentar dalam perjalanan dari ruang locker menuju restoran utama.

“Bukankah kita tidak boleh memakai cincin selain cincin pernikahan?” cecar Elina, “Dan jangankan menikah, pacar saja Madam Numaa tak punya.”

“Jaga bicaramu!” Numaa menjitak kepala Elina, “Memangnya aku harus memberitahumu kalau aku punya pacar?”

“Jadi, siapa dia?” tanya Elina ceplas-ceplos.

“Siapa?”

“Aku yang bertanya pada Anda, jangan balik bertanya, Madam!”

“Apa yang kau tanyakan sesungguhnya?”

“Siapa pacar Anda?”

“Pacar apa?” sahut Numaa dengan dingin.

“Anda bilang Anda tidak perlu memberitahuku kalau Anda punya pacar. Berarti Anda punya. Jadi, siapa dia? Chef Adrianno?”

“Dugaan macam apa itu.” Numaa membuka pintu menuju bagian belakang restoran utama.

“Tapi itu yang dibicarakan orang-orang di locker sebelum Anda datang.”

“Sungguh?” Langkah Numaa terhenti. “Mereka menggosip tentangku lagi?”

“Anda dan Chef Adrianno lagi.” Elina mengangguk. “Sebab ada petugas Public Area yang melihat Chef Adrianno memasangkan cincin di jari Anda.”

“Apa-apaan itu! Menyebarkan berita secara sembarangan!” Numaa menahan suaranya agar tidak menjerit, “Semuanya sudah mulai diluar batas!”

“Anda harus segera bertindak. Diskusikan ini dengan Chef Adrianno sebelum semuanya mulai diluar kendali. Saya permisi.” Elina pergi terlebih dahulu.

Numaa segera mengenyahkan pemikiran tentang masalah pribadi dan mengingat kembali tugasnya sekarang. Jabatannya sudah bukan kapten lagi, melainkan dua tingkat diatas itu.

Numaa berjalan menuju ruang VIP, membuka drawer di sana, kemudian menghitung place mat yang masih dimiliki oleh restoran utama.

“Numaa,” tiba-tiba Pierre memasuki ruang VIP dengan kepanikan dalam suaranya, “kita diserang, bolehkah aku menelepon Giovanni untuk masuk?”

“Apakah pasukan yang ada sekarang tidak bisa mengatasi semuanya?”

“Tidak bisa! Kita kekurangan orang! Hanya butuh satu orang lagi untuk ikut menjadi server.”

“Jangan menelepon siapa pun, Pak! Mereka punya hak untuk libur! Apalagi Giovanni yang belum mendapat libur sama sekali pekan ini!”

“Tapi kita terdesak! Seluruh bantuan dari berbagai outlet telah dikerahkan!”

“Sudah coba minta bantuan restoran Cina?”

“Sudah tidak ada lagi yang tersisa di mana pun! Kita butuh satu orang yang lincah untuk mengatasi masalah ini!”

“Siapa yang ditugaskan di belakang?”

“Adrianna dan Hannahlynn. Elina cukup lincah, jadi kuletakkan di depan. Pokoknya, tidak ada daily worker di belakang kecuali Geoffrey yang merangkap buffet runner dan back area untuk membantu Adrianna dan Hannahlynn. Kalau kita memanggil Giovanni, setidaknya Elina bisa membantu bagian belakang.”

“Masalah ada di depan atau belakang?” Numaa memasukkan seluruh place mat ke dalam drawer.

“Semuanya!”

Chains & TiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang