[ɪɪ] ʙʟᴀᴄᴋ ʀᴏsᴇ [✔]

ᴛʜᴇ ᴇɴᴅ ᴏғ ᴇᴠᴇʀʏᴛʜɪɴɢ

Udah selesai kan? - Iya semuanya selesai.

JLEB!

Sejenak semuanya membeku. Tidak ada yang bergerak sedikitpun, tubuh mereka terasa seperti berada di padang es saat melihat apa yang Cassidy baru saja lakukan. Bahkan Alexa juga ikut terdiam, tubuhnya membatu saat melihat pemandangan di depannya.

Tes...

Tes...

Darah bercucuran dari bahu Cassidy. Gadis itu menusuk bahunya sendiri, tepat dimana peluru itu bersarang di bahunya. Menarik pisaunya ke bawah sehingga menciptakan luka sedikit memanjang di bahunya. Tangannya yang satunya langsung mengambil peluru yang ada di dalam bahunya laku membuangnya asal. Ia bahkan tidak memperdulikan bahunya yang mendapatkan luka memanjang karena dirinya sendiri.

"Cassidy apa yang kau pikirkan?" Tanya Danny tidak percaya dengan apa yang adiknya lakukan. Siapa yang tidak kaget. Mereka pikir Cassidy akan menusuk Alexa, namun salah, ternyata gadis itu malah menusuk dirinya sendiri.

Cassidy tidak menjawab, wajahnya yang tadinya sudah sedikit pucat kini semakin pucat. Tetapi dia masih berdiri di depan Alexa dengan pandangan kosong.

"Lo gila?" Tanya Alexa tidak percaya.

"Iya. Semuanya karena lo."

"Kenapa lo sampe ngebiarin Sooha ngebunuh Rin?" Tanya Cassidy.

"Kalau kalian ada masalah sama gue, kenapa harus bawa-bawa temen gue?" Tanya Cassidy lagi.

"Gue bahkan ga tau masalah mereka apa, jadi ga ada hak lo nyalahin gue." Jawab Alexa.

"Yakin lo ga turun tangan?" Tanya Cassidy memojokkan.

"Maksud lo?"

"Jangan pura-pura ga tau. Gue tahun lo juga turun tangan waktu ngebunuh Rin." Ujar Cassidy.

Alexa membatu. Kenapa Cassidy bisa tau.

"Gue juga tau lo ada dendam sama gue makanya sengaja ngebantu Sooha buat ngebunuh Rin." Ujar Cassidy kembali membuat Alexa terdiam.

"Sebenarnya salah gue apa?" Tanya Cassidy dengan lirih. Alexa dapat melihat mata orang di depannya ini sudah berkaca-kaca.

Alexa sempat terdiam sebentar.

"JAWAB GUE! Kenapa?!" Tanya Cassidy.

"KARENA GUE BENCI SAMA LO!" Teriak Alexa.