[ɪɪ] ʙʟᴀᴄᴋ ʀᴏsᴇ [✔]

ᴡʜʏ...?

Bangs*** gue benci sama lo.

Kematian Rin sudah terdengar di telinga teman-temannya. Mereka semua terkejut bukan main, bahkan Rai yang posisinya sangat dengan Rin tidak langsung percaya akan hal itu. Setelah mendapatkan kabar dari Cassidy mereka semua ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, yang pertama kali mereka lihat adalah Cassidy yang duduk di lantai dengan pakaiannya yang robek, lututnya yang berdarah dan banyak noda darah di tubuhnya. Setelahnya dokter keluar dan memberikan kabar jika Rin tidak dapat diselamatkan karena terlambat dibawa ke rumah sakit.

Mereka semua terlihat syok, bahkan Arka yang notabe nya adalah pacar Rin pun terlihat tak berdaya menatap sang pacar yang tertidur dengan damai di ranjang rumah sakit. Cassidy sendiri menangis kencang, tak peduli jika ini di rumah sakit ataupun bukan. Mereka semua bersedih di hari yang seharusnya bahagia ini.

. . .

Ckitt!

David menghentikan mobilnya di area parkir. Ia tengah menunggu seseorang di bandara. Ia keluar dari mobil lalu menyender di dekat pintu mobil. Tak berselang lama, datang dua orang pria mendekati mobilnya.

"Udah lama nunggu, kak?" Tanya salah satu dari dua orang tadi. David menggeleng.

"Gue baru nyampe juga. Tadi abis dari rumah sakit." Jawab David membuat kedua manusia di depannya mengernyit bingung.

"Rumah sakit? Ngapain?" Tanya yang satunya.

"Temen Cassidy ada yang meninggal." Jawab David pelan membuat salah satu diantara mereka terkejut.

"Kak, lo ga bohong kan?" Tanyanya memastikan. David menggeleng.

"Ngapain gue bohong soal kematian Danny?" Tanya David balik pada orang di depannya.

Iya dia adalah Danny Choi, kakak Cassidy yang selama ini tinggal di Amerika.

Danny menghela napas pelan lalu menatap orang di sebelah nya.

"Udah ah, kesian Noir pasti kecapean. Kita ke apartemen aja, mungkin sementara gue bakalan tinggal di apartemen. Mungkin bakalan pulang minggu depan." Ajak Danny lalu masuk ke dalam mobil.

Danny melihat ke arah Noir. "Lo capek?" Tanyanya pelan.

"Capek sih." Jawab Noir.