-8-

241 31 43
                                    

Sementara itu, Renata, Tyas, dan Nadya sedang berada di salah satu cafe yang dekat dengan kampus. Mereka bertiga sedang menikmati beberapa menu makanan seraya mengobrol.

"Re, kalau memang kamu suka sama Kevlin, bilang aja deh mendingan," ucap Tyas sambil menyesap teh selasih dari gelas perlahan.

"Hmm, engga semudah itu yas. Dia udah punya pacar, temanku sendiri." Renata menggeleng pelan dengan senyum tipis. Ia kembali teringat dengan rasa sakit hati dimana dirinya mengetahui tentang hubungan Kevlin dan Camilla belakangan.

Nadya menatap keheranan dan turut bersuara, "Tapi 'kan mendingan kamu jujur. Kalau kaya gini, engga enak lho Re. Aku yang dengerin ceritamu, ikutan nyesek."

"Mungkin, aku masih belum begitu ikhlas. Aku masih merasa kalau mereka itu engga beneran anggap aku sebagai sahabat." Renata meraih chicken karaage dengan sumpit dan menambahkan saus dengan sendok di atasnya. Kemudian, ia melahapnya dengan ekspresi wajah sendu.

Di saat itu juga, Tyas tak lagi melayangkan saran. Ia paham betul bahwa kondisi yang dialami Renata sungguh tidak menyenangkan. Sebagai gantinya, ia berujar, "Ah, kalau begitu, lebih baik kamu fokus dengan kegiatan oeganisasi dan study. Lebih bagus lagi, kalau kamu ambil kegiatan UKM di hari Sabtu. Intinya, kamu tetap produktif."

"Udah ada kepikiran buat fokus ke organisasi dan study, tapi kalau buat kegiatan UKM, aku engga bisa bayangin." Renata mengangguk perlahan sembari menatap Nadya dan Tyas bergantian.

Nadya kembali menanggapi, "Masih dibuka kok buat pendaftaran UKM. Ada banyak kegiatan yang bisa dipilih, Re."

Renata kini meraih beberapa buah kentang goreng dan melahapnya. "Ada kegiatan apa aja?" Ia bertanya seraya mengunyah makanan.

"Macem-macem, ada keputrian, modern dance, drama, basket, penyiar radio, renang, karikatur." Tyas menyebutkan ragam kegiatan UKM yang tersedia di kampus. Ia juga mengeluarkan selebaran yang berisikan penjelasan dari setiap kegiatan UKM dan memberikannya pada Renata.

Dengan tatapan yang dipenuhi rasa antusias, Renata meneliti setiap kegiatan yang tertera pada selebaran.

Lalu, Rena mengalihkan pandang dari selebaran dan menandaskan, "Kayanya aku mau ikut basket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu, Rena mengalihkan pandang dari selebaran dan menandaskan, "Kayanya aku mau ikut basket. Biar sekalian olahraga gitu."

"Banyak cowoknya di UKM basket, Re. Lumayan, buat cari gebetan." Tyas berkomentar sembari menaik-turunkan alisnya dengan senyum kecil tersemat. Dalam pikirannya, mungkin saja Renata bisa menemukan pengganti Kevlin yang jauh lebih bisa menghargai perasaan dan kehadiran teman satu organisasinya itu.

"Hmm, aku ikut basket bukan pengen cari cowok. Aku memang pengen belajar beberapa trik shooting," jelas Renata. Ia seolah memahami isi kepala dari Tyas melalui tanggapan tersebut.

Tanggapan yang tepat sasaran itu membuat Tyas hanya bisa tersenyum dengan deretan gigi putih yang manis, merasa malu bahwa jalan pikirannya terbaca jelas oleh Renata.

Hold You ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang