-3-

384 33 65
                                    

Renata Pov

Hati siapa yang tak sakit saat mengetahui dua sahabat yang disayangi pacaran diam-diam? Aku rasa mayoritas orang merasakan perasaan sesak yang bersemayam dalam hatiku sekarang. Bukannya aku tak senang dengan fakta bahwa Kevlin dan Camilla berkencan, tapi perilaku mereka yang tampak seperti dua pengecut yang licik.

Semestinya, jika mereka menghargaiku sebagai sahabat, mereka berani memberitahukan lebih awal atau salah satu dari mereka mengutarakan perasaan satu sama lain. Akan tetapi, nasi sudah menjadi bubur, fakta yang telah tercetus sukses membuatku kecewa.

Maka dari itu, aku menjauh dari Kevlin dan Camilla. Sebagai pengalih rasa kesal, aku mengamati papan pengumuman yang menghadirkan sejumlah berita kampus.

Mayoritas berita yang terpampang pada papan hitam dengan bingkai kayu ini berita tentang perekrutan anggota Badan Organisasi Mahasiswa. Hal itu menghadirkan satu motif dalam benakku untuk bergabung.

Kedua mataku dengan rinci membaca setiap syarat yang diminta jika ingin mendaftar menjadi anggota BPM

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua mataku dengan rinci membaca setiap syarat yang diminta jika ingin mendaftar menjadi anggota BPM. Beberapa detik kemudian, ku dengar suara seorang gadis berbicara padaku, "Kamu juga mau daftar jadi anggota BPM ya?"

Aku menoleh dan mendapati gadis berwajah tirus dengan dua mata bulat yang indah menyunggingkan senyum ramah padaku. "Kalau begitu, tujuan kita sama," lanjutnya.

Aku mengerutkan kening, merasa asing dengan gadis yang berusaha akrab denganku ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mengerutkan kening, merasa asing dengan gadis yang berusaha akrab denganku ini. Lalu, ia mengulurkan tangan dan memperkenalkan dirinya, "Namaku Tyas Novitasari."

Dengan ekspresi wajah datar, aku menyambut uluran tangannya dan menanggapi, "Hai, Tyas. Aku Renata Arvina Soedibyo. Biasa dipanggil Rena."

"Kita daftar jadi anggota BPM yuk," ajaknya dengan binar mata antusias yang membuatku tertarik.

"Boleh, nih formulirnya," tanggapku sembari meraih dua lembar formulir dari kotak kardus yang tersedia.

Tyas menerima formulir itu dan kembali meraih formulir kosong lain seraya berkata, "Satu lagi, buat Nadya."

"Nadya??" Aku menekan nada bicara seraya mengerutkan kening.

Di saat itu juga, aku mendengar suara gadis memanggil nama Tyas. "Woi, yas!"

Hold You ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang