Renata Pov
Sekitar satu jam kemudian, setelah aku selesai menjawab setiap pertanyaan yang tertera di lembar soal, aku mengoreksi lembar jawaban secara teliti. Setelah merasa bahwa banyak jawabanku yang relevan dan mendekati, aku langsung berdiri dan melangkah dengan membawa lembar soal dan jawaban di tangan kanan.
Di saat itu juga, aku tak sengaja melewati meja yang ditempati oleh Kevlin. Sudut matanya melirik padaku saat dirinya tengah menuliskan jawaban di kertas. Sebelum aku benar-benar sampai di meja pengawas, ia memberikan kertas kecil padaku, dan aku menerimanya dengan cepat, saat pengawas sedang sibuk menatap pemandangan pada jendela di sisi kiri.
Di kala diriku telah selesai mengumpulkan lembar jawaban dan soal, aku langsung melangkah menuju pintu keluar dan membaca kertas kecil berisikan pesan dari kekasih hatiku. Pesannya tertulis sebagai berikut,
Tunggu aku di luar. Habis gini, kita jalan-jalan ke mall, atau kalau kamu mau nyantai di rumahku juga boleh :D
Aku mengulas senyum lembut pada wajah kecil ini. Rasa bahagia yang sedari kemarin singgah di hati semakin menyeruak, membuat diriku tak sanggup berkomentar.
Beberapa menit kemudian, sosok yang aku nantikan muncul. Dengan senyum manis terlukis di wajahnya, ia bersuara, "Lama ya nungguinnya? Maaf ya, sayangku."
"Engga masalah." Aku menanggapi ucapan Kevlin dengan senyum lembut sambil bangkit dari posisi duduk dan mengenakan tas sling bagku pelan.
End of pov
-**-
Lalu dua sejoli itu melangkah bersisian sambil menautkan tangan dengan mesra. Hal itu diamati oleh Jeff dari kejauhan dengan sorot mata tak suka. Laki-laki yang memiliki obsesi terhadap Renata itu tak terima jika wanita yang diincarnya bersama dengan laki-laki lain.
"Berani banget si Kevlin sentuh perempuan yang harusnya jadian sama aku?! Wah, mereka beneran engga bisa dibiarin!" Jeff mengeram kedua tangannya dengan tatapan tak terima. Emosi dan rasa kesal melebur menjadi satu di dalam hatinya.
Setelahnya, ia melangkah dan berlalu menuju tempat dimana ia dan beberapa temannya yang lain berkumpul dan mengobrol bersama. Setibanya di meja yang dilengkapi dengan kursi panjang, Jeff dengan wajah kusutnya digoda oleh beberapa sahabatnya.
"Tumbenan mukanya Jeff kusut. Ada gerangan apa nih?" ucap Harris, teman dekat Jeff sejak di bangku SMA.
"Palingan gara-gara cewek rambut pendek itu lagi. Padahal, engga begitu cantik banget," timpal Marcell, teman satu angkatan Jeff dari fakultas yang sama.
"Cell, kamu buta atau memang lagi ngantuk? Renata itu cantik. Lebih daripada cantik malah, menurutku." Jeff yang sudah tak tahan karena digoda akhirnya bersuara.
"Duh, kamu ini masih aja susah dibilangin ya, Jeff. Perempuan itu jelas engga suka sama kamu. Dia cuman anggap kamu seniornya," Harris kembali berkomentar dan mengingatkan.
"Tapi, engga berarti aku harus nyerah gitu aja 'kan, Ris? Renata itu satu-satunya perempuan yang mendekati tipeku banget." Jeff menanggapi dengan tatapan kesal.
"Oh, Renata namanya. Kalau engga salah, dia 'kan baru jadian sama mahasiswa yang namanya Kevlin Wilson." Marcell mengungkapkan beberapa berita yang pernah didengarnya belakangan begitu nama Renata terdengar oleh kedua daun telinganya.
"Nah, itu lah yang bikin aku engga terima. Terutama, sama yang namanya Kevlin itu!" Jeff memukul meja perlahan sambil mengeluh.
"Kenapa memangnya, Jeff?" tanya Harris dengan kening berkerut. "Kalau dilihat-lihat Kevlin itu orangnya tenang dan engga macem-macem kok. Rasanya engga mungkin kalau dia bikin orang lain kesal," lanjutnya.
"Siapa bilang? Gara-gara Kevlin, aku gagal but one-night-stand sama Renata!" Jeff menyatakan secara terang-terangan dengan nada tinggi dan rahang mengeras. Moment dimana Kevlin menggagalkan rencana jahatnya itu tak akan pernah dilupakannya sampai dendamnya terbalaskan langsung.
-**-
Di tempat lain, Kevlin dan Renata sedang menikmati gelato dan makanan ringan lainnya. Hal itu memang dilakukan oleh keduanya untuk mengusir rasa penat setelah mengerjakan ujian akhir semester.
"Tadi bisa jawab soal-soalnya, Kev?" tanya Renata sambil menyendokkan gelato cokelat mint di gelasnya.
"Bisa, yang. Engga terlalu sulit soalnya." Kevlin menjawab sambil melahap gelato dengan rasa bubble gum, kesukaannya.
Di saat yang sama, Kevlin menyadari bahwa Renata tak sengaja mengotori bibir mungilnya dengan gelato yang dilahapnya. Laki-laki dengan rahang tegas itu pun langsung meraih selembar tissue dan membersihkan bibir kekasihnya dengan hati-hati.
"Makannya blepotan kaya gini ternyata," Kevlin membersihkan bibir Renata sambil memperhatikannya lekat-lekat.
"Eh.." Renata yang menerima perhatian kecil dari lelakinya itu hanya bisa termenung sambil memperhatikan setiap fitur wajah dari Kevlin dengan lebih detail.
"Alis, hidung, bibir, dan rahangnya, benar-benar menarik dan sangat maskulin. Engga heran kalau aku terkadang suka mengamati wajahnya dari kejauhan. Terkadang, aku juga suka melamunkan wajah ini, terutama saat sedang sendirian," ucap Renata dalam hati.
Setelah selesai membersihkan bibir kekasihnya, Kevlin melambaikan tangan di depan Renata pelan. Dalam hitungan detik, Renata pun berkedip dan berujar, "Gimana, Kev? Udah bersih belum?"
"Udah, Re." Kevlin menanggapi sambil tersenyum manis. Setelah menyendokkan sisa gelato di gelasnya, ia meraih satu buah kentang goreng dna memakannya pelan.
Lalu, Renata pun teringat dengan rencana setelah ujian akhir semester selesai. Ia yang merasa penasaran dengan kegiatan kekasihnya bertanya, "Oh iya, Kev, kamu nanti habis UAS engga liburan?"
"Hmm, belum kepikiran. Kalau pun liburan, mungkin ke luar kota yang dekat-dekat aja." Kevlin menanggapi sambil meraih tangan kekasihnya dan menggenggam jemarinya lembut.
"Kalau kamu sendiri, Re?" Kevlin balik bertanya pada Renata.
"Palingan, aku di rumah, Kev. Biasa lah, aku anak rumahan." Renata membalas genggaman tangan Kevlin sambil menjawab.
"Kalau aku ajak kamu jalan-jalan, mau engga?" Kevlin mulai menawarkan meski sebenarnya ia belum tahu pasti akan membawa wanitanya itu pergi ke tempat yang bagaimana.
"Mau, yang penting kamu yang ajak." Renata mendadak menjadi antusias saat mendengar tawaran meluncur dari bibir sang pujaan hati.
Kevlin pun mengulum senyum lembut dan menanggapi, "Oke kalau kamu mau. Besok, setelah ujian terakhir, kita rundingan di rumahku. Sekalian, aku minta ijin sama mama."
"Memang, mamamu engga marah kalau kamu ajak aku pergi?" Renata kembali bertanya untuk memastikan jika apa yang dilakukan Kevlin tak membuat tante Arettha marah atau pun kesal.
"Engga. Mamaku engga bakal larang, asal aku bisa jaga kamu dan engga aneh-aneh." Kevlin meyakinkan dan mengecup punggung tangan Renata mesra.
Di kala itu, tanpa disadari oleh keduanya, obrolan tersebut secara tak langsung sudah didengar oleh Carl, orang suruhan dari Jeff yang memang berambisi untuk merebut Renata dari Kevlin secara brutal.
"Berita ini akan sangat bermanfaat untuk Tuan Muda nanti dan besok," ucao Carl dengan senyum miring tersemat.
TO BE CONTINUED..
Hai semuanya! Maaf ya, Jaehyun aku buat antagonis di sini! 🙏
Thank you banget buat yang masih setia bacain cerita ini! Masih up kok, tenang aja!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold You Forever
RomanceAwalnya, Renata mengira bahwa Kevlin akan terus menanti dan bersabar terhadap sikap Camila yang terbilang kurang sabaran dan cukup posesif. Akan tetapi, satu hingga sekian peristiwa membuat Kevlin mengutarakan keluh kesah padanya. Renata yang diam-d...