Dengan langkah gontai, Rhea berjalan keluar dari area sekolah, menuju Warung Babeh atau yang dikenal sebagai Warbeh yang berada disamping sekolah, tidak jauh, hanya perlu berjalan sebentar.
Sesampainya di depan warbeh ia berdiam diri, melihat perkarangan warung tersebut yang ramai oleh para anak muda. Matanya menelisik para pemuda disana, mencari seseorang yang ia dambakan.
Ketemu. Ia dapat melihat kekasihnya itu sedang berbicara pada teman teman sang kakak. Astaga, Rhea melihat dari kejauhan saja jantungnya sudah berdetak cepat mengalahi kereta.
Rhea berdiam diri beberapa menit sampai akhirnya membuang napas pelan, "Lo pasti bisa, Rhe" menyemangati diri sendiri. Ia berjalan menuju segerombolan manusia yang sedang asik bercanda tawa, sampai jaraknya sudah tinggal dua langkah, ia menjadi pusat perhatian, orang-orang yang sedang mengobrol entah kenapa spontan melirik ke arahnya.
Sedangkan salah satu dari mereka menatap kehadirannya dengan senyum lebar, senyum yang tidak lelaki itu tunjukkan dari awal sampai disitu.
Rhea berjalan ke arah mereka, melihat kekasihnya yang memberi kode untuk duduk diantara kakaknya dan lelaki itu.
"Buset, bengong aja lu semua. Kaya baru ngeliat si Rhea aja" ucap Liam ketika menyadari semua mata tertuju pada sang Adik. Suasana kembali seperti awal.
Rhea berjalan mendekat dan langsung duduk dipertengahan itu, "Hai" sapa orang disampingnya sesaat baru saja duduk di bangku itu.
YA TUHAN. Muka Rhea gak merah kan ya?
"Jangan bengong, dibilang santai aja. Aku bukan setan, tau." lelaki itu kembali mengeluarkan suara, kecil, mungkin hanya mereka berdua yang bisa mendengar.
"Kamu diem dulu," akhirnya Rhea mengeluarkan suara, sama kecilnya dengan Revan.
Saat Revan ingin membalas ucapan Rhea perkataan dari seseorang kembali terdengar, "Bego amat si Nauval nyia-nyiain yang begini" itu Genta, salah satu teman abangnya.
Rhea hanya membalas dengan tawa canggung, ia menoleh ke arah Liam, dapat dilihat Liam memberi kode pada Genta,
"Udah punya cowok belum, Rhe? Gue daftar sabi kali." Lanjut lelaki itu, yang lain menyiul, meledeki mereka.
Kecuali dengan ketiga orang yang hanya berdiam, tidak, hanya satu orang saja yang berdiam, mengamati segerombolan orang yang meledeki kekasihnya dengan lelaki yang entah siapa namanya.
Rhea dan Liam saling melirik, Liam menyuruh Rhea untuk bertanya pada kekasih sang adik dengan lirikan matanya,
Belum sempat bertanya, kekasihnya itu sudah mengeluarkan suara, "Dijawab itu, Hun." Revan menoleh ke Rhea, dan mengecilkan kata hun.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRTUAL
Teen Fiction"Yang namanya virtual ya virtual, Rhe. Meskipun lo berdua jatuh cinta di real life, kalo belum pernah ketemu buat apa?" Hanya kisah pertemanan sekaligus percintaan Rhea di dunia virtual-nya. VIRTUAL ©ppeachiii