Rhea menaruh ponselnya, lalu beranjak dari tempat tidurnya, ia berjalan ke arah meja belajar, mencari headset. Tidak ada. Dimana ia menaruhnya? Ah, sial. Rhea lupa.
Rhea beralih pada dua makhluk yang sedang sibuk dengan dunianya sendiri. "Oi setan, ada yang bawa headset gak?"
"Headset lo emang kemana?"
"Kalo gue tau juga gabakal nanya anyink"
"Oh, gue gak bawa sih" setelah mendengar jawaban Leisya, Rhea langsung beralih pada Gwen, "Wen? Bawa gak?"
"Bawa apa?"
"Headset"
"Bawa, kenapa? Mau minjem?" Rhea langsung mengangguk, sedangkan Gwen sudah merogoh tas nya mencari headset miliknya. Dapat. "Nih" Gwen menyodorkan headsetnya ke Rhea.
"ASIK, MAKASIH SAYANG"
"Najis"
Rhea tidak memedulikan ucapan Gwen, dia memilih berjalan kembali ke kasurnya, lalu meraih ponselnya.
Revannn‹3
IYA. IYA.
EH BENTAR. AKU NYARI HEADSET DULU.iyaaa sayaaaanggg
AYOOOOO
Akuu telpon yyaaaaTanpa menunggu balasan Revan, Rhea langsung menelfon Revan. Berdering. Beberapa detik kemudian panggilan
di angkat."Assalamualaikum, cantik." suara manis seseorang langsung menyapu indra pendengaran Rhea. Ah sial, gini aja meleyot.
"Waalaikumsalam, a"
"EH? A? YA ALLAH. DAMAGE NYA PARAH BANGET"
"Apasih. Alay." Rhea terkekeh, Revan gemes banget.
"Ngatain mulu." dari nada bicara lawannya, Rhea tahu bahwa Revan kesel.
"HAHAHAHA, stop deh. Ini beneran orang yang dibilang dingin huh? Kok gemes sih?"
"Just for u, babe."
Rhea terkekeh, lagi. "Lama-lama aku mencair ini mah"
Sekarang gantian Revan yang terkekeh, "Lucu. Oh iya, soal ajakan aku kemarin.... gimana?"
"Ajakan apa tuhh?"
"Rheaaaa~~" aduh, suaranya kenapa sih.
Lagi, dan lagi, Rhea terkekeh, "Ayooo"
"He'em, it-tu, maksudnya apaa? Ayo apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRTUAL
Teen Fiction"Yang namanya virtual ya virtual, Rhe. Meskipun lo berdua jatuh cinta di real life, kalo belum pernah ketemu buat apa?" Hanya kisah pertemanan sekaligus percintaan Rhea di dunia virtual-nya. VIRTUAL ©ppeachiii