Malam minggu seharusnya menjadi malam yang paling di tunggu oleh kebanyakan kaum remaja. Karena malam minggu biasanya mereka akan menghabiskannya dengan pasangan maupun bersenang-senang dengan para sahabat. Intinya bagi kaum remaja malam minggu adalah malam penuh kesenangan. Namun hal itu sepertinya tidak berlaku untuk remaja yang satu ini, siapa lagi kalau bukan Selene Park, anak semata wayang Bintang Park dan Venus Lee. Baginya malam minggu itu malam penuh bencana. Lebih tepatnya malam mengerikan.
Selene berharap malam minggu itu tak pernah ada. Pasalnya tiap kali malam minggu dirinya akan menjadi budak dari seorang Gabriel Kim, suami sahnya.
Ada rasa menyesal karena ia menyetujui begitu saja perjanjian yang di tulis Gabriel kala mereka awal menikah. Ah sial memang, penyesalan selalu datang di akhir. Memang benar apa yang pepatah itu katakan.
Gabriel itu licik, mengambil tiap kesempatan. Dan ialah yang banyak di rugikan di sini.
Kenapa coba ia harus menikah dengan Gabriel?
Di lihat dari sisi manapun mereka tidak ada yang cocok. Kan katanya jodoh itu cerminan diri, tapi Selene merasa Gabriel dengan dirinya tak ada mirip-miripnya. Dan keduanya pun lebih banyak bertengkarnya dari pada akurnya.
Aneh memang.
"Len, mana jatah gue?"
Selene menatap Gabriel tanpa minat.
Sekarang ini keduanya sedang berada di kamar mereka.
Tadi setelah makan malam, keduanya memilih langsung masuk ke dalam kamar.
Awalnya Selene duluan yang pamit ke kamar, namun entah kenapa Gabriel jadi ikut-ikutan, membuat Selene jengah melihatnya.
Dan sekarang keduanya sedang berbaring di ranjang yang sama. Dengan posisi Selene yang tidur membelakangi Gabriel dan Gabriel yang sedari tadi terus merengek ppada Selene meminta jatahnya. Tapi Selene memilih menulika pendengarannya dan mengabaikan rengekan Gabriel.
"Len, ini malem minggu, waktunya lo kasih jatah gue" lagi dan lagi, Gabriel terus mengusik ketenangan Selene. Di tambah kali ini tangan Gabriel menarik-narik baju tidur Selene. Ingin sekali Selene meninju wajah menyebalkan dari suaminya itu.
"Len ayolah, masa harus gue paksa dulu baru lo mau"
Peringatan pertama. Nada suara Gabriel sudah berubah.
Tak ingin berakhir di buat tak bisa jalan seharian oleh Gabriel, akhirnya Selene membalikkan badannya dengan paksa.
"Iya iya, nih" kesalnya, dengan wajah terpaksa.
"Gitu dong, masa kudu gue ancem dulu baru lo mau" Gabriel tersenyum senang. Matanya tak beralih melihat Selene melepas kancing baju tidurnya satu per satu. Terlihat sangat seksi di mata Gabriel.
Hingga kancing terakhir, mata Gabriel masih saja tak beralih sedikit pun.
"Lo selama pacaran sama Ares, gak ijinin dia kan buat nyentuh payudara lo?" tanya Gabriel tiba-tiba membuat Selene terkejut.
'Gila, emang gue cewek apaan? Di pikir tubuh gue bisa dengan mudah gitu gue kasih sentuh ke orang lain? Sekalipun itu pacar gue, gue gak mungkin kasih ijin mereka nyentuh gue dengan seenaknya'
Selene tak habis pikir dengan pemikiran Gabriel tentangnya.
Cukup kesal dengan lontaran pertanyaan tersebut, membuat Selene akhirnya menjawab yang sebaliknya dari fakta yang ada.
"Bukan cuma payudara, semua bagian tubuh gue, udah gue kasih ijin Ares buat nyentunya, bahkan ngerasain juga" Selene tersenyum miring kala melihat wajah terkejut Gabriel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goddess🏅Angel
FanfictionKaulah takdirku Satu-satunya orang yang ingin aku lindungi sampai akhir dunia ini ~Goddess vs Angel~