five

2.3K 295 15
                                    

"jujur sama gue, sebenernya lo kemarin gak dijemput kan?"ucap Rania yang baru saja sampai kelas dan belum duduk sama sekali.

Rania menatap Kaina yang saat ini tengah membaca novelnya asik sendiri.

Kaina menoleh melirik Rania sebentar sebelum setelahnya kembali fokus membaca.

"Ck Kaina! Kenapa si lo harus bohong? Tau gitu gue suruh aja Gavin anter lo balik."

Kaina menghela napas. Melupakan bacaannya dan memilih untuk menjawab kecerewetan Rania terhadapnya. Kalo seperti ini, Rania bagaikan seorang ibu yang tengah merasa khawatir terhadap sang anak.

"Gak maksud. Tapi kalo gue jujur yang ada lo bakal aneh-aneh tau gak? Suruh Gavin anter gue? Hell no! Gue jelas gak mau."

"Kenapa si? Kan yang penting lo sampe rumah?"

"Oh come on Rania. This is not a problem sampe atau nggak nya. Gue gak mau ngerepotin Gavin yang bukan siapa-siapa gue. Gue tau lo khawatir, but please gue masih bisa sendiri. Ini cuma masalah kecil."

Rania menghela napas sambil mendudukan tubuhnya di kursi dekat Kaina. Fyi di sekolah ini memang sengaja menyediakan kursi yang terpisah masing masing satu dan berjarak. Disetiap kelas juga hanya diisi sekitar 20 sampai 25 murid paling banyak.

Sekilas info untuk fasilitas sekolah Starlight School

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekilas info untuk fasilitas sekolah Starlight School. Mulai dari kelas yang diatur sedemikian rupa berharap seluruh siswa yang mengisi setiap kelasnya itu merasa nyaman. Para siswa bebas berkreasi dengan cara mendekor kelas masing-masing berharap selama masa pembelajaran mereka tidak merasa kebosanan. Dan, ditambah setiap kelas diberi taman bacaan yang memang berlokasi tepat di belakang kelas. Bukankah sangat menyenangkan? Ketika jam istirahat atau merasa jenuh, mereka bisa pergi ketaman tanpa harus berjalan jauh ke lantai paling dasar gedung sekolah. Tidak heran jika starlight school dinobatkan sebagai sekolah terbaik setiap tahunnya. Wajar juga biaya sekolahnya tinggi. Starlight School juga selalu menjunjung tinggi nilai pendidikan. Mereka menyamaratakan semua murid. Baik murid beasiswa maupun bukan. Dimata semua guru dan staff itu sama saja. Mereka ke starlight school itu untuk belajar, bukan untuk pamer harta. Setiap murid juga wajib menanamkan sikap tersebut. Saling menghormati dan menghargai tanpa mandang status.

"Ya okey okey i know. so kemaren lo pulang sama siapa?"

Kaina mendadak gugup. Tenggorokannya gatal seketika.

"Oh gue paham. Kayanya ada yang lo sembunyiin dari gue? Muka lo langsung beda gitu. Kenapa?"

Benar. Kenapa dirinya harus bereaksi yang berlebihan seperti ini? Aneh. Padahalkan tinggal jawab jujur saja tidak perlu panik. Eh tunggu-tunggu! Panik? Tidak-tidak, Kaina tidak merasa seperti itu kok. Iya tidak.

"Hah? Nggak. Itu kemaren gue dianter Jergion pulang."cicit Kaina hampir berbisik saat menyebutkan dua kata bagian terakhir.

Oke Rania rasa dirinya tidak harus memekik begitu kencang sampai membuat beberapa teman kelasnya itu menoleh melihatnya.

[END] Muak | NoMin GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang