bonchap

3.3K 264 14
                                    

Waktu demi waktu dilewati bersama. Ada kalanya mereka bahagia, ada kalanya juga merasa sedih. Susah senang dalam hubungan berhasil mereka lewati. Usia satu tahun menikah Jergion dan Kaina dipercayakan tuhan dengan kehadiran seorang anak lelaki yang kini usianya sudah menginjak delapan tahun. Sudah besar bukan? Wajar karena usia pernikahan dua pasangan itu pun sudah memasuki sembilan hampir sepuluh tahun lamanya.

Jergion dan Kaina berhasil membuktikan kalau hubungan keduanya benar-benar seserius itu. Siapa yang menyangka kalau selama ini Kaina yang mereka kenal anti laki-laki itu bisa bertahan dengan Jergion. Dan siapa yang menyangka kalau Jergion yang tidak pernah berpacaran itu benar-benar mencintai Kaina.

Rasa sakit yang telah Kaina alami beberapa tahun silam kini telah sembuh berkat kehadiran Jergion. Semua berjalan baik, yang berbuat salah kinipun sudah bertanggung jawab walaupun kata maaf rasanya tidak cukup. Vino memilih pergi menghilang entah kemana setelah meminta permohonan maaf pada Kaina dan juga Jergion. Tidak ada yang tahu dimana lelaki itu berada, apakah sudah menikah? Atau bagaimana tidak ada yang tahu.
Kasihan memang, namun harus bagaimana lagi? Itu pilihan Vino sendiri.

Sudahlah lupakan saja, kita kembali kekeluarga JerNa atau Jergion dan Kaina.

Minggu pagi yang cerah diawali tingkah menyebalkan antara ayah dan anak. Ini bukan hal yang aneh menurut Kaina, karena semenjak anak mereka- Logan lahir, sifat jahil Jergion itu muncul.
Setiap hari ada saja suara tangis si kecil. Jergion dan Logan selalu berebut Kaina.

Ketika sesi perebutan itu dimulai, Kaina hanya bisa melihat sambil menghela napas. Melerai ketika Logan mulai merengek dan Jergion berakhir kena tegurannya. Seperti sekarang, saat Kaina sibuk membuat sarapan tapi tidak dengan dua oknum berisik itu.

Logan merengut kesal sedangkan Jergion hanya tertawa kencang. Menyebalkan memang ayah satu anak itu.

"Logan kalah, biar daddy yang peluk buna duluan."

"No! Gak bisa gitu, daddy curang!"pekiknya dengan mata mulai berair. Tunggu saja beberapa detik hingga-

"BUNAAAAA DADDY GANGGUIN AKU TERUS HUWAAAA."-Logan menangis.

Melihat sang anak menangis depan mata, Jergion panik sendiri. Matanya melirik takut-takut pada Kaina yang nantinya pasti akan datang dari arah dapur dan mengomelinya.

"Jangan nangis dong nanti daddy kena marah buna lagi haduh."

"Biarin aja daddy curang!"

"Mana ada daddy curang? Itu kamunya aja yang gak bisa main."

Sebenarnya keduanya itu tengah bermain ular tangga. Siapa yang menang dialah yang akan memeluk Kaina lebih dulu. Dan hasil akhir memang Jergion yang menang, namun memang pada dasarnya anak kecil tidak terima jika dia kalah, senjata satu-satunya itu ya menangis. Licik? Maklum!

"Pokoknya daddy curang! Huwaaa bunaaaa."

"Ini kenapa lagi si? Daddy itu anaknya diapain lagi kenapa bisa nangis?"ucap Kaina yang datang dan menghampiri keduanya.

Melihat datangnya Kaina, Logan langsung menghambur memeluk tubuh nyaman buna nya itu. Logan curi start! Jergion membolakan matanya tak terima.

"Loh kok gitu? Kan harusnya daddy yang duluan peluk buna. Kenapa jadi kamu duluan?"bukannya menjawab Kaina, Jergion malah berseru tak menerima tindakan sang anak yang mencuri start darinya.

"Kenapa gak ada yang jawab? Ini buna tanya, kalian kenapa lagi? Coba sehari aja gak berantem, bisa? Pusing buna dengernya."omel Kaina menatap bergantian dua lelaki berbeda usia di depannya.

"Daddy/Logan duluan."sahut keduanya kompak.

Kaina menghela napas. Ditatapnya datar Jergion dan Logan yang mulai menundukkan kepala.

[END] Muak | NoMin GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang