ten

2.3K 282 21
                                    

Sebenarnya ada apa dengan Kaina? Dirinya sendiripun tidak mengerti jelas apa yang terjadi dengan perasaannya. Satu sisi Kaina merasa cape, muak akan segala urusan hati dan satu sisi dirinya merasa kesepian.

Bukan tanpa alasan Kaina merasa lelah soal perasaan dan hal itu sudah jelas sekali permasalahannya karena apa. Saat ini Kaina merasa ada yang tidak beres dengan hatinya. Pikiran Kaina juga merasa kacau terlebih ketika melihat kalau Jergion sibuk pada dunianya sendiri.

Apa yang Jergion lakukan? Apa yang membuat lelaki itu tersenyum lebar menatap ponsel sampai lupa akan kehadirannya. Jika tahu begini, Kaina lebih baik diam saja di kelas bersama Rania tanpa repot berlari ke uks demi melihat keadaan Jergion yang dirasa sudah jauh lebih baik.

Menghela napas gusar mencoba mencari cara agar dirinya bisa pulang tanpa diketahui Jergion. Eh memang apa pedulinya lelaki itu terhadapnya? Toh saat ini saja Jergion sudah asik sendiri kan?

Namun nampaknya Jergion menyadari sikap Kaina yang sudah mulai bete. Jergion mengantongi ponsel tanpa menjelaskan apapun. Apa yang perlu dijelaskan? Jergion memang peka, tapi dirinya tidaklah sepeka yang kalian bayangkan.

"Udah bel dari tadi, ayo pulang."itu bukan pertanyaan ajakan melainkan sebuah ajakan yang bersifat memaksa. Toh lebih baik langsung pulang dari pada diam di sekolah yang jika melirik pada jam di dinding itu sudah lewat jam bubar.

Kaina tersenyum mencoba menghilangkan rasa sedih yang tidak jelas dirasakan. Meraih ransel putih tergeletak di sofa uks kemudian memakainya tanpa membuka bicara sedikitpun.

Hal itu justru mengundang banyak tanya pada Jergion sebab dirinya merasa bingung akan diam nya Kaina. Ada apa sebenarnya? Apa Jergion melakukan kesalahan sampai gadis itu terlihat kesal?

Memilih bungkam. Keduanya perlahan mulai berjalan menjauh dari uks. Kondisi sekolah sudah terlihat sepi. Terlihat beberapa sepatu masih tersimpan di rak ketika keduanya melewati ruang guru. Ternyata masih ada beberapa guru yang belum pulang.

Sampai di parkiran, Jergion tidak akan mengira kalau keduanya masihlah diam tanpa adanya pembicaraan. Terlihat canggung kelihatannya, sampai Jergion memutuskan untuk mengawali.

"Ayo gua anter lo balik."

Kaina menggelengkan kepala menolak ajakan si lelaki.
"Gak usah, gue udah di jemput."

"Kenapa si, perasaan lo keliatan bete dari tadi?"

Sekali lagi Kaina menggelengkan kepala. Membuang pandangan tidak mau melirik pada Jergion yang memperhatikannya dari jarak cukup dekat.

"Gue gak papa. Cuma perasaan lo aja."

"Serius lah Na. Gua ada salah sama lo? Keliatan beda gitu dari tadi gua bingung."

Sumpah demi apapun Jergion frustasi rasanya. Tidak mengerti akan apa yang menyebabkan Kaina terlihat berbeda seperti ini.

"Kenapa harus bingung? Gue bilang gak papa. Aneh banget deh lo?"

Jergion menarik napas sabar. Ingin mengumpat tapi sadar kalo Kaina ini wanita yang tidak harus dirinya umpati apalagi dengan kata-kata kasar. Jadi hanya suara erangan tertahan yang bisa Jergion keluarkan demi mengontrol emosi. Jujur sikap Kaina saat ini membuatnya kesal.

"Na-"belum sempat mengucapkan kalimat lengkap.

Jergion mendengus kecil mendapati mobil hitam tepat berada di depan gerbang sekolah. Mobil itu mengelakson yang mana membuat Kaina mengangguk sebelum setelahnya pergi menghampiri.

Tidak lupa walaupun dirinya kesal, Kaina sempat melontarkan ucapan untuk berpamitan pada Jergion. Meminta lelaki itu segera pulang karena dirinya juga akan kembali ke rumah.

[END] Muak | NoMin GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang