KHAWATIR

1.6K 46 2
                                    

"Kamu mau makan apa?" Alastor bertanya dengan lembut sambil menyerahkan buku menu.

Dhira yang diberi pertanyaan hanya bisa melihat menu makanan dikantin yang terlihat menggiurkan semua. Dia terlihat bingung ingin makan apa, semua terlihat enak.

Ada satu menu makanan yang menarik perhatiannya. Hmm sudah lama juga dia tidak memaknnya.

"Dhira mau mie ayam!!!" Dhira berseru dengan semangat 45 saat menyebutkan menu makanan keinginannya.

"Mie? No! Abang nggak izinin kamu makan mie." Felix yang mendengar adiknya ingin makan mie, langsung memberikan penolakan tegas.

"Iya sayang. Mie nggak sehat buat kamu. Yang lain aja ya, makan yang sehat sehat aja."

Mendengar penolakan dari abangnya yang didukung oleh Alastor membuat Dhira cemberut dan ingin menangis. Mata bulat itu sudah berkaca kaca siap untuk mengeluarkan kristal bening.

Manda yang tidak tega melihat Dhira yang ingin menangis akhirnya mencoba membantu mereka dengan membujuk Dhira menggunakan jurus seribu rayuan.

"Eh ra gue denger denger dikantinnya Buk Sum ada menu makanan baru. Gue belum coba, kita cobain yuk."

"Makanan apa Manda. Kalau enak Dhira juga mau." Dhira yang melihat Manda antusias akhirnya mulai ikut terpancing juga.

"Itu kata anak anak sih kayak sejenis sate, makannya pakai nasi. Kalau lo mau gue bisa pesenin."

"Iya Dhira mau. Dhira juga kangen sama sate, udah lama nggak makan juga."

"Ok deh. Gue pesenin ya." Belum Manda selesai ngomong dia sudah dipotong oleh makhluk astral.

"Eh eh eh. Gue sama Anta aja yang pesenin. Masa cewe yang mesenin, malu lah kita. Biar babang ganteng aja neng yang mesenin. Sekalian kalian mau makan apa nih btw." Dexler menyela dengan lancarnya.

"Samain aja. Minumnya terserah, buat Dhira harus air putih biasa." Alastor yang akhirnya mengambil keputusan agar tidak membuang banyak waktu. Apalagi jam istirahat mereka tinggal sebentar lagi.

"Ok shiap pak bos. Yok ngab berangkat pesen." Dexler pergi meninggalkan mereka sambil menggeret Anta yang terlihat kesusahan berjalan karena Dexler yang menarik dasinnya.

"Woelah lapasin napa. Ngos ngosan nih gue." _Anta

"Diem lu."_ Dexler

-♧♧♧-

Saat mereka sedang makan dengan tenang, tiba tiba ada seseorang yang memeluk Alastor dari belakang.

Bruk

Prang

"Aws aduh. hiks sakit. Kok kamu tega banget sih dorong aku." Ucap perempuan itu dengan nada centil menatap Alator dengan mata yang berkaca kaca.

Alastor dengan tidak berperasaannya mendorong orang yang dengan lancang memeluk dirinya, mengakibatkan orang itu menabrak meja kantin yang ada dibelakangnya dengan kencang membuat benda benda yang ada dimeja itu terjatuh.

"Eh cabe siapa lu seenaknya meluk meluk pak bos. Sokap banget sih lo." Anta memandang cewek itu dengan sinis.

"Uhuk...Uhuk...Abang hiks sakit. "

Semua atensi langsung tertuju pada Dhira yang terbatuk-batuk. Mereka memandang Dhira dengan khawatir.

"Astaga adek! Ini ini minum dulu." Felix langsung bergegas memberi Dhira minum sambil menepuk pelan punggung belakang adeknya.

Saat sedang asyik asyiknya makan Dhira dikejutkan dengan suara dentuman keras dari perempuan itu dan berakhir dirinya tersedak sate yang belum sepenuhnya dia kunyah.

"Shit. Eh lo nggak papa Ra. Aduh eh anjir lo ya bikin temen gue kaget aja." Manda khawatir melihat muka Dhira yang sudah memerah. Dia menatap si pelaku dengan kesal.

Alastor yang melihat keadaan gadisnya yang kesakitan langsung mengambil alih Dhira kegendongannya membawa nya pergi dari sana.

"Bawa dia ketempat eksekusi." Sebelum pergi Alastor memberi perintah kepada Dexter.

"Kalau sampai temen gue kenapa napa lo gue cincang." Ancam Manda sebelum berlari pergi menyusul Alastor, Felix, dan Anta yang pergi membawa Dhira kerumah sakit.

Dexter yang mendapat perintah, langsung mendekati perempuan itu dan langsung menyeretnya pergi tanpa perasaan.

Mau tau cara Dexter menyeret wanita itu. Dia menarik rambut Wanita itu yang membuat korban menangis kencang menahan rasa sakit dikepalnya.

Murid murid, guru, serta karyawan kantin yang melihat kejadian itu tidak ada yang berani ikut campur. Mereka tidak berani untuk berurusan dengan Alastor dan teman temannya. Daripada mereka ikut terkena imbasnya lebih baik mereka diam saja, dan berdoa semoga Wanita itu masih selamat.

-♧♧♧-

"Anta lo kalau bawa mobil bisa cepetan nggak sih. Kasihan adek gue udah kesakitan gini." Felix sedari tadi mengomel menyalahkan Anta yang dia rasa menyetir dengan kecepatan seperti siput.

Wah wah tidak tau kalau Anta menyetir dengan kecepatan tembus 120 km\jam dimana itu sudah membuat pengendara lain kesal, dipadatnya jalanan saat ini.

"Eh anjir lo. Ini udah kenceng babi. Aelah protes mulu lo." Anta membalas omongan Felix dengan kesal juga. Dia juga sangat khawatir dengan kondisi Dhira yang terlihat semakin parah.

"Bangsat. Jangan berisik, dan fokus pada jalan." Alastor saat ini sedari tadi diam menahan amarah akhirnya buka suara.

Saat ini mereka sedang dalam perjalan menuju rumah sakit dengan Dhira yang tertidur di jok belakang dengan paha Alastor sebagai bantalannya.

"Hiks...kakak sakit."

"Iya sayang tahan ya, sebentar lagi kita sampai kok." Alastor berusaha menenangkan gadisnya walau sebenarnya dia juga sedang panik dan sangat khawatir.

Dia mengusap ngusap kepala Dhira dan mengecupi kening gadisnya. Dhira yang sedang merintih kesakitan membuatnya ingin segera memberi pelajaran kepada si pelaku. Sesekali dia mengusap air mata gadisnya yang sampai saat ini masih mengalir deras membanjiri pipi chubby nya.

Lihat saja apa yang akan dia lakukan kepada wanita itu. Dia bersumpah akan membuat dia serta seluruh keluarganya menanggung rasa sakit yang lebih mendalam.


















_________^_^________


Yey akhirnya bisa update🤧

Hehehe maaf guys authornya baru balik lagi. Udah berapa lama ngilang ya🤔

Btw selamat natal dan tahun baru buat semuanya. Semoga kedepannya kita semua menjadi lebih baik lagi.🥳


Posesive BlackwellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang