HARI PERTAMA SEKOLAH

4.4K 150 0
                                    

Pagi hari yang cerah, burung burung berkicauan menyambut indahnya hari. Di sebuah kamar bernuansa warna biru, terdapat seorang gadis yang masih asyik dengan mimpi indahnya. Felix sedari tadi berusaha membangunkan adik kesayangan nya untuk berangkat sekolah.

"Sayang, bangun yuk. Katanya mau berangkat sekolah bareng abang."

"Ini hari pertama kamu masuk SMA loh sayang. Mau telat hmm?."

Suara Felix yang lembut memasuki indra pendengaran Dhira yang masih terlelap.

"Enghhh." Dhira mengubah posisi tidurnya membelakangi Felix.

CUP

"Gemes banget sih, kenapa coba pipinya gemoy gini. Ini pipi apa mochi." Gumam Felix.

"Abang! jangan ganggu Dhira tidur. 5 menit lagi ya, Dhira masih ngantuk tau." Dhira merasa terusik dengan kegiatan abangnya yang memainkan pipinya.

"Hei lihat ini udah jam berapa sayang."

"Heem iya bentar lagi abanggg. Arghh jangan ganggu Dhira." Rengeknya.

Felix tidak menyerah untuk membangunkan Dhira. Lihatlah dirinya sudah siap sedari setengah jam yang lalu dengan seragam sekolah yang sudah melekat ditubuhnya. Sedangakan adiknya masih nyaman menikmati tidur lelapnya.

Tapi apa boleh buat, memang tadi malam adiknya itu susah untuk tidur, alasannya karena masih kebayang film horror yang ditonton sebelumnya. Akhirnya dengan usahnya untuk menidurkan Dhira dengan membacakan cerita, Dhira akhirnya tertidur pada pukul setengah satu malam.

Felix yang sedari tadi merasa gemas dengan sang adik, mulai melakukan aksinya untuk membangunkan kesayangan nya dengan menggigit pipi gembul Dhira. Dhira yang merasa mulai terusik dengan kelakuan abangnya pun mulai membuka mata dan menatap kesal kearah Felix.

"Ish.. jangan gigit pipi Dhira, sakit! nanti kalau pipi Dhira tambah melar gimana." kesal nya.

"Siapa suruh dibangunin nggak bangun bangun. Coba lihat ini udah jam berapa. Sana gih siap siap buat sekolah, abang tunggu di meja makan. Jangan malas sayang, ini hari pertama kamu sekolah loh." suruh Felix kepada Dhira yang memandangnya dengan mata berkaca-kaca karena kesakitan.

Dengan posisi mereka yang masih bertatapan, Felix yang berada diatas badan Dhira pun perlahan mulai memberi jarak agar Dhira segera bangkit dari posisi tidurannya, dan segera melakukan apa yang disuruh.

"Iya iya, sana abang keluar dari kamar Dhira. Dhira mau siap siap dulu. Maafin Dhira ya abang udah bikin abang kesusahan buat bangunin Dhira." Dhira merasa sangat bersalah karena sedari tadi malam membuat abangnya kerepotan mengurusinya.

"Hey kok adek ngomonya gitu sih. Kamu nggak ngerepotin abang sama sekali sayang. Abang sayang banget sama Dhira, jadi jangan malu buat minta apapun keabang oke." Ujar Felix menenangkan.

"Dhira ngerasa lemah tau. Selama ini Dhira selalu bikin abang sus-"

"Syuttt. No, kamu nggak boleh ngomong gitu."

Dengan posisi mereka duduk berhadapan Felix menyanggah ucapan Dhira yang merasa menyusahkannya.

Felix sama sekali tidak merasa disusahkan oleh Dhira. Sebaliknya, Felix merasa sangat bersyukur dengan kehadiran Dhira ditengah-tengah keluarganya, melengkapi mereka dengan kebahagiaan yang tiada bandingannya dengan apapun didunia ini.

"Makasih ya abang, Dhira sayang banget sama abang, mommy, sama daddy. Sayaaangggg banget. Terus disamping Dhira ya, jangan pernah tinggalin Dhira sendiri." Dhira menubruk Felix dengan pelukan yang sangat erat.

"Syutt.. abang nggak akan ninggalin Dhira sedikitpun. Udah ya mellownya bentar lagi kita telat loh."

"Tuh liat, mukanya jadi jelek kalau nangis."

Felix mengurai pelukan mereka, menghapus setitik air mata yang menetes membasahi pipi gembil Dhira.

"Heem Dhira mau siap-siap dulu ya abang, cuma sepuluh menit doang kok Dhira janji." Setelah melepaskan pelukan keduanya, Dhira langsung berlari kearah kamar mandi untuk bersiap.

"Yaudah abang tunggu dibawah, nggak usah buru buru ok. Kita nggak akan telat kok." Sahut Felix berteriak setelah melihat pintu kamar mandi Dhira tertutup.

"IYA ABANG."

Sebelum meninggalkan kamar adiknya, Felix berjalan kearah walk in closet untuk mengambil seragam sekolah Dhira dan menaruhnya diatas tempat tidur agar tidak menyulitkan Dhira dalam bersiap.

____

Setelah Dhira selesai dengan persiapan sekolahnya, ia segera berlari menuruni tangga menuju meja makan untuk sarapan bersama keluarganya. Felix yang melihat adiknya berlari menuruni tanggapun pangsung panik dan berlari menghampiri Dhira.

"ADEK! JANGAN LARI LARI BISA. KALAU KAMU JATUH GIMANA, KALAU KENAPA KENAPA GIMANA. Jangan buat abang khawatir dek." Ucap marah Felix saat sudah menangkap Dhira yang akan terjatuh diujung anak tangga.

Dhira yang mendengar nada marah dari Felix dan ekspresi marah menatap dia pun, mersa takut dan bersalah.

"Maaf abang, Dhira udah bikin abang marah. Dhira lari lari juga ada alasannya kok. Dhira nggak mau kalau kita terlambat sekolah." Jawab Dhira menunduk lirih menghadap Felix dengan takut takut.

Sang mommy yang melihat putrinya ketakutan pun mencairkan suasana dengan menyuruh mereka melanjutkan sarapan.

"Udah udah, Dhira sayang sini duduk! Makan sarapannya, habis itu berangkat sekolah."

"Iya mom." Dhira dan Felix yang mendengar perintah mommy nya pun langsung melaksanakannya. Walaupun sangat terlihat kalau Felix masih terlihat marah terhadap adiknya.

Mereka pun melanjutkan sarapan dalam keadaan yang hening tanpa adanya percakapan apapun.

Felix yang sudah menyelesaikan sarapan nya pun langsung pergi tanpa sepatah katapun. Dhira yang melihat abangnya sudah pergipun langsung buru buru menyelesaikan sarapannya dan berpamitan kepada orang tuanya untuk berangkat sekolah.

"Mom dad Dhira pamit sekolah bareng abang ya. Udah ditungguin, takut abang tambah marah." Pamit Dhira

"Iya, hati hati ya sayang. Lain kali jangan diulangi lagi yang tadi. Lihat tuh muka daddy sama abang kamu udah marah banget." Jawab mammy

"Iya mom, dad maafin Dhira ya udah bandel. Janji gak diulangi lagi kok. Yaudah Dhira nyusul abang dulu. Bay bay mom."Ucap Dhira dengan nada lirih penuh penyesalan.

Setelah berpamitan dan meminta maaf Dhira pun langsung beranjak keluar untuk menyusul Felix yang ternyata sudah berdiri di samping mobil kesayangannya menunggu sang adik.

"Masuk!" Suruh Felix dengan nada dingin setelah Dhira berdiri disampingnya. Ia langsung masuk ke kursi pengemudi tanpa membukakan pintu untuk adiknya.

"Segitu marahnya kah abang sampe cuekin Dhira dari tadi. Gak bukain pintu buat Dhira lagi. Serem tau ekspresi marah nya"

Kata Dhira dalam hati setelah dia memasuki mobil duduk di samping Felix

"Abang.. maafin Dhira ya, janji deh nggak diulangi lagi yang tadi."

"Abang. Jangan diem aja, Dhira takut."

Lanjut Dhira dengan nada lemah. Sambil menengok ke arah Felix yang sedang mengemudi dengan ekspresi datarnya. Dhira masih berusaha untuk meminta maaf pada Felix.

"Hm.. Abang nggak suka kamu kayak tadi. Abang takut kamu kenapa napa."

"Maaf abang." Ujarnya menunduk.

"Janji jangan mengulangi itu lagi?"

Felix tidak tega melihat kesayangannya yang hampir menangis itu.

"Iya, Dhira janji gak ulangi lagi. Makasih abang Felix. Dhira sayang abang" Jawab Dhira dengan sumringah.

"Abang lebih sayang Dhira." Jawab Felix tersenyum sambil mengusap kepala Dhira membawa tangan Dhira untuk dikecupnya.

Setelah mereka berbaikan, sekarang selama perjalanan ke sekolah, suasana di dalam mobil pun diisi oleh canda tawa dari pasangan kakak adek itu.

___________________

Next?

30-08-2022

22.48

Posesive BlackwellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang