MANJA

1.6K 41 0
                                    

Pagi menjelang.

"Hoam." Dhira terbangun dari tidurnya dengan posisi membelakangi Alastor.

Saat sedang mengumpulkan kesadarannya, dia langsung panik saat merasakan ada seseorang yang memeluknya dari belakang.

"HUAAAA ABANG!!!" Alastor yang tertidur langsung berjengkit kaget dan panik melihat Dhira yang berteriak histeris.

"Hey sayang, kenapa ada apa. Ini aku, coba buka matanya." Alastor mencoba menenangkan.

Dhira yang mendengar itu langsung membuka matanya yang terlihat berkaca-kaca.

"Huaa Kak Al ngagetin Dhira" Kesalnya dan langsung memukuli Alastor.

"HAHAHA pacarnya kak Al takut hem." Ujarnya menggoda, menjawil hidung mungil itu.

Lucu sekali rasanya saat melihat wajah menggemaskan kekasihnya saat ketakutan. Ditambah wajahnya yang merah kerena kesal.

Posisi mereka saat ini masih tiduran miring saling berhadap-hadapan, dengan lengan Alastor menjadi bantalan Dhira.

"Ampun sayang, udah tuh tangannya merah. Maafin kakak udah bikin kamu panik." Langsung diusapnya tangan mungil Dhira.

"Dhira kesel sama kakak, bikin takut. Dhira kira orang jahat, soalnya abang, daddy sama mommy kan lagi nggak dirumah." Jelasnya.

Alastor merasa bersalah telah membuat kekasihnya ketakutan. Ditariknya Dhira dalam pelukannya.

"Maaf." Diusapnya surai Dhira dengan lembut. Diberinya kecupan-kecupan dikening gadisnya.

Terlena dalam usapan lembut Alastor, membut Dhira menjadi sedikit mengantuk lagi.

"Kok tidur lagi sih. Nggak mau bangun nih." Dhira hanya menggeleng.

"Beneran? Padahal aku mau ngajakin kamu jalan." Dhira yang mendengar penawaran ini seketika berfikir.

"Dhira mau jalan, tapi masih ngantuk. Kasih Dhira waktu 10 menit lagi." Setelah mengatakan itu dia langsung tertidur kembali dengan menarik selimut untuk menutupi seluruh badannya.

Alastor yang mendengar itu hanya menggelengkan kepala gemas. Sangat susah sekali membangunkan gadisnya diwaktu libur.

"No nggak ada waktu lagi, sekarang bangun atau jalannya nggak jadi." Ancamnya.

Mendengar ancaman itu langsung disingkapnya selimut yang membungkus dirinya.

Alastor yang melihat itu langsung mendekatkan wajah mereka berdua, menggesekkan kedua hidung mereka sambil mengusap pipi gembil itu.

Dhira yang diperlakukan seperti itu tersipu malu, menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Alastor yang baru dia sadari ternyata Alastor bertelanjang dada.

Tanpa banyak penawaran lagi Alastor memutuskan untuk menggendongnya ke kamar mandi dan mempersiapkan pakaian yang akan gadisnya gunakan.

Tanpa meminta izin Alastor membersihkan dirinya dikamar Felix, dan meminjam pakaiannya.

____

"Hm Dhira cantik banget ya. Iya dong kan anaknya mommy Lea hihi." Ujarnya berceloteh memuji dirinya sendiri.

Setelah selesai dengan kegiatannya, dia menghampiri Alastor yang sudah menunggunya di ruang keluarga.

Duk...Duk...Duk...

Suara Langkah kaki dari arah tangga menarik perhatian Alastor yang terduduk disofa dengan HP ditangannya.

"Kakak ayo, Dhira udah siap." Langkahnya mendekati Alastor yang sudah berdiri menghampirinya.

"Kakak jadi berfikir untuk tidak jadi pergi. Dengan penampilan kamu yang sangat memukau ini membuat aku ingin mengurung kamu untuk diriku saja."

Alastor tidak ingin gadisnya menjadi perhatian banyak laki-laki diluar sana. Dia tidak suka berbagi.

Dhira yang mendengar itu merasa kesal sekali. Wajahnya cemberut lucu dengan bibir yang dicebikkan dan pipi digembungkan membuat siapa saja yang melihatnya merasa sangat gemas.

"No kak Al udah janji." Ingatnya.

"Maafin kakak, yaudah ayok kita pergi." Rasa bersalah dan tidak tega melihat gadisnya yang cemberut. Langsung saja menggandeng Dhira.

Dia akan pergi menggunakan mobil dengan menyetir sendiri. Ia ingin menghabiskan waktu berdua dengan gadisnya tanpa adanya gangguan.

Dia membuka pintu mobil untuk gadisnya. Setelah memastikan gadisnya nyaman ia langsung mengitari mobil untuk menuju pintu kemudi.

"Kamu mau kemana sayang." Tanya Alastor sambil mengambil tangan gadisnya untuk dia genggam selama menyetir.

"Dhira mau ke mall. Mau main di timezone terus beli es krim." Ujarnya semangat memikirkan tempat yang ingin ia kunjungi.

"Of course baby."

Di perjalanan diisi oleh celotehan semangat Dhira, mulai dari menceritakan pengalamannya selama sekolah hingga bertanya apa saja yang dia lihat selama perjalanan.

Alastor tidak merasa terganggu sama sekali akan kecerewetan gadisnya, dia malah merasa senang. Ekspresi yang ditunjukkan oleh gadisnya sangat lucu membuatnya terhibur.

_____

Setibanya di mall.

"Kak Al oyo cepetan." Tanpa sabaran Dhira langsung menggandeng tangan Alastor.

"Hey iya iya sabar sayang." Setelah keluar dari mobil, Alastor langsung memberikan kunci mobilnya pada bodyguard yang memang mengawal mereka.

"Parkirkan mobil saya." Perintahnya dengan dingin.

"Baik tuan." Patuhnya.

Selama di mall Alastor menuruti segala keinginan gadisnya. Dia akan melakukan apapun agar Dhira Bahagia bersamanya.

"Capek heum." Dia menghapus keringat diwajah gadisnya.

Sudah dua jam Dhira menghabiskan Waktu dan tenaganya di timezone, bahkan saat ini dia sudah melewatkan jam makan siangnya.

"Heem sekarang Dhira lapar." Balasnya sambil mengelus perut ratanya yang keroncongan.

"Haha ok sekarang kita makan." Ia membawa Dhira dalam pelukannya.

Alastor yang sadar bahwa banyak pasang mata yang memandang gadisnya merasa geram, apalagi banyak laki laki yang terang-terangan memandang gadisnya dengan pandangan memuja membuatnya naik darah.

Langsung saja dia memberikan tatapan yang sangat tajam membuat mereka semua merinding dan langsung mengalihkan pandangan dari mereka berdua.

"Ih kak Al jangan kenceng-kenceng meluknya Dhira sesek."

Alastor yang mendengar rengekan dari gadisnya langsung tersadar atas apa yang dia lakukan. Tanpa dia sadar tadi dia mengeratkan pelukan mereka karena sedang emosi hingga membuat Dhira sesak nafas.

"Ah ya maaf baby, kakak nggak sadar. Yaudah yuk kita langsung makan aja. Kamu mau makan apa."

"Dhira tadi malem lihat orang makan sushi di TV yang bikin ngiler, jadi Dhira mau makan sushi kak Al." Balasnya mengutarakan keinginannya.

"Siap princess sesuai keinginan tuan putri." Langsung saja ia merangkul pinggang Dhira posesif dan berjalan menuju restoran yang dituju sambil memberikan tatapan tajam pada setiap pasang mata yang menatap gadisnya.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung......

Posesive BlackwellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang