KELUARGA THEODON

5.2K 167 0
                                    

Suasana malam hari yang bahagia di kediaman keluarga Theodon. Terlihat semua keluarga sedang berkumpul di ruang keluarga setelah selesai makan malam atas keinginan princes kesayangan mereka.

Ya, Andhira meminta mereka untuk menemaninya menonton film horror, walaupun Dhira orang yang penakut.

"Bang sana ambil cemilan, sekalian minumnya ya." Suruh Daddy kepada si sulung.

Daddy dan Mommy duduk di kursi panjang dengan posisi mommy bersandar di dada bidang sang suami, yang terus saja mengelus dan mengecupi kepala istrinya. Ya mereka berbucin ria didepan sang anak.

"Ya Dad. Adek mau nitip apa sama abang." Tanyanya pada adiknya yang terlihat sangat fokus pada tv yang menayangkan film horror Ivana.

Dhira sedang asyik menonton dengan posisi tiduran dengan paha Felix sebagai bantal. Dengan boneka kucing kesayangan yang ada dipelukannya.

"Terserah abang aja deh. Tapi kalau bisa bawain Dhira choki choki sama susu coklat ya abang hehe." Sebenarnya Dhira sudah kenyang, tapi kalau untuk choki choki tidak ada kata kenyang untuknya.

"Itumah jadinya bukan terserah abang sayang." Ujarnya gemas menjawil hidung si mungil itu. Felix merasa heran mengapa hidung Dhira terlihat mungil, sedangakan dikeluarganya semua memiliki hidung yang mancung.

Mommy dan Daddy yang melihat itu tertawa kecil sambil menggelengkan kepala. Mereka sangat bersyukur bahwa anak anaknya sangat menyayangi satu sama lain, terutama si sulung yang sangat menjaga sibungsu melebihi dirinya sendiri.

"Yaudah abang ambilin dulu. Kepalanya pindah sini dulu ya sayang." Felix menggantikan pahanya dengan bantal sofa yang ada. Felix langsung beranjak menuju dapur .

Saat sedang membuat minuman hangant untuk keluarganya, Felix dihampiri oleh ART keluarganya yang bernama bi Sum. Bi Sum adalah ART yang sudah lama bekerja di keluarganya lebih tepatnya semenjak orang tuanya baru menikah.

"Eh den Felix mau bikin apa den. Biar bi Sum bantu." Tanya bibi.

"Nggak bi, saya cuma lagi bikin susu buat Dhira." Jawab Felix ramah, sambil menuangkan air panas kegelas.

"Bi Sum saya minta tolong buat ambilin beberapa cemilan kesukaan Dhira ya." Mintanya, menengok kearah bi Sum yang ada dibelakangnya.

"Baik den. Mau dibantu bawakan sekalian ke ruang keluarga?"

"Nggak usah bawa kesini saja, nanti biar Felix yang bawa kesana sekalian."

"Siap den." Balasnya.

Bi Sum langsung pergi mengambil beberapa cemilan, terutama cemilan kesukaan Dhira dan menaruhnya dinampan agar memudahkan Felix untuk membawanya nanti.

"Ini den cemilannya. Aden mau apalagi biar bibi ambilin." Bi Sum menyerahkan cemilan pada Felix yang sudah selesai dengan kegiatan membuat susu dan coklat hangatnya.

"Sudah cukup bi, terimakasih." Ujarnya .

"Iya den sama sama." Jawab bibi dengan anggukan dan senyuman ramah.

Felix langsung pergi dari sana, sedangkan Bi Sum langsung melanjutkan kembali kegiatannya untuk membersihkan dapur yang masih belum selesai dibersikan setelah jam makan malam tadi.

Felix kembali dengan membawa beberapa cemilan dan minuman walaupun merasa sedikit kesusahan karena saking banyaknya cemilan yang dibawanya, menaruhnya dimeja.

Felix mengambil alih Dhira yang saat ini berada dipelukan daddynya untuk dipindahkan keatas pangkuannya. Ia tau pasti adiknya ini merasa ketakutan yang membuatnya berpindah kepangkuan daddy.

"Nih diminum dulu, mumpung masih hangat." Ujarnya sambil menyodorkan susu itu pada Dhira.

Dhira tidak protes sama sekali. Ia bergerak mencari kenyamanan dipangkuan Felix dengan menyenderkan kepalanya didada bidang abangnya.

"Serius banget nontonnya, adek nggak takut hmm. Biasanya aja teriak teriak."

Felix merasa heran karena sedari tadi dia tidak mendengar rengekan atau teriakan ketakutan dari Dhira yang notabenya sangat takut hal hal berbau horror.

Tidak ada sahutan, Dhira mencoba menghiraukan abangnya mengajaknya berbicara, fokusnya saat ini hanya pada tontonannya sambil meminum susu coklatnya sebelum pada akhirnya sesuatu mengagetkannya.

"HUA.... ABANG LIHAT ITU!!! hantunya gak punya kepala." Seru Dhira yang mengagetan mereka.

Belum juga ada 10 detik dia selesai berbicara teriakan itu akhirnya terdengar.

"Nah kan takut." Kata mereka dalam hati.

"Adek, jangan teriak teriak di telinga abang. Nggak baik teriak malem malem, ganggu pekerja yang udah tidur"

Nasihat Felix kepada adiknya yang sedang meringkuk ketakutan dipangkuannya dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidangnya.

Felix memberi usapan dikepala Dhira yang berada didada nya, memberikan kata kata penenang untuk meredakan ketakutan adiknya.

"Hustt abang disini adek nggak usah takut." Ujarnya lembut, ditelinga Dhira.

"Hiks..Hiks.. Tapi itu hantunya serem abang, nggak punya kepala. Daddy, bantuin hantunya buat cari kepalanya Hiks..Hik.. kasihan tau orang orang pada takut ngelihatnya." Ucap Dhira mengadu pada abang dan daddy nya, sambil menangis.

Permintaan Dhira yang menurut mereka aneh itu sontak membuat abang,daddy, dan mommy nya tertawa mendengarnya. Felix yang sedang memeluk Dhira pun sontak mengeratkan pelukannya dan menciumi gemas pipi sang adik.

"Daddy mah nggak bisa bantuin. Itukan cuma film sayang. Lagian mana bisa daddy bantuin hantu." Bagaimana bisa putrinya berfikir hal yang mustahil seperti itu.

"Tap..tapi... itu kasihan daddy."

Mommy yang berada disamping suaminya hanya bisa menghela nafas sabar mengahadapi kepolosan putrinya.

Dhira merasa sangat perihatin dengan kondisi hantu kepala buntung itu. Kan kasihan kalau dia nggak ada kepala pasti susah masuk surga, karena dia pikir malaikat juga takut memandangnya.

"Shuutttt udah dong nangisnya, nanti sesak nafas loh. Besokkan Dhira udah masuk SMA, masa masih suka nangis sih, katanya udah gede." Mommy menggoda putrinya dengan nada meledek.

"Tapi hantunya serem mommy, bikin Dhira takut" sanggah Dhira

"Udah udah. Sekarang udah waktunya buat istirahat. Sekarang adek kekamar, sikat gigi sama cuci muka terus tidur. Besok hari pertama adek sekolah, nggak mau terlambat kan" Perintah dari kepala keluarga yang tidak bisa dibantah oleh siapapun.

Kalau Alex sudah memerintahkan dengan nada yang tegas dan dingin, tidak ada seorangpun yang bisa membantahnya, bahkan Felix yang notebenya memilki sembilan puluh persen sifat dan aura yang sama pun tidak berani membantah.

"Tapi Dhira minta temenin tidur sama abang ya. Dhira takut kalau tidur sendiri. Kalau hantunya datengin Dhira terus ngapa ngapain Dhira gimana." Minta Dhira kepada abangnya yang masih setia memeluknya.

Beginilah Dhira kalau sudah dihadapkan dengan hal hal horror. Mereka yakin pasti nanti tidur princess mereka akan terganggu. Entah itu terbangun tengah malam dan kembali menangis atau bermimpi buruk.

"Apa sih yang nggak buat adek kesayangan abang hm yuk sini abang gendong" Jawab Felix sambil bergerak menggendong Dhira ala koala berjalan ke arah lift untuk kelantai dua kamar Dhira.

Sebelum itu mereka menyempatkan untuk mencium pipi kedua orangtuanya, dan dibalas dengan kecupan dikening mereka satu persatu.

"Jangan lupa untuk sikat gigi ya sayang." Ujar mommy mengingatkan.

"Siap mommy." Jawab mereka berdua.

"Felix sama adek kekamar duluan ya mom,dad good night" lanjut Felix

Dhira yang berada digendongan Felix menyembulkan kepala dan melambaikan tangannya kearah orang tuanya.

"Bay bay mommy daddy, Dhira sama abang tidur dulu ya."

"Bay sayang. Good night to" Balas mommy dan daddy serentak.

Lucu sekali putri mereka ini. Mereka berjanji akan selalu menjaga dan membahagiakan putrinya. Tidak diizinkan seorangpun untuk menyakiti kesayangan mereka bahkan membuat setetes air mata itu keluar.

******

29-08-2022

Posesive BlackwellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang