Chapter 29 - Gara-Gara Mimpi Buruk

1.5K 99 3
                                    

-♡♡♡-

Raka mengalihkan atensinya dari berkas yang ada dimeja, pada ponselnya yang terus saja berdering menampilkan kontak sang istri tercinta yang tengah menghubunginya. Tak butuh waktu lama untuk Raka menerima panggilan tersebut, mengabaikan Stella yang lagi-lagi mendengus pelan ditempatnya.

"Iya ay, kamu udah sampe butik?" sapa Raka dengan nada lembutnya.

Raka sontak menegakkan badannya yang semula bersandar dikursi kala bukan suara Mitha lah yang ia dengar, tiba-tiba saja rasa khawatir hinggap dihatinya.

"Iya bik, ada apa? Istri saya baik-baik aja, kan?"

Setelah mendengar balasan dari seberang sana, Raka pun segera mengakhiri teleponnya kemudian beranjak dari duduknya, membuat Stella sontak menatapnya bingung.

"Lho, bapak mau kemana?" tanya Stella bingung.

"Istri saya sedang rewel dirumah, Saya harus pulang sekarang. Kita lanjutkan pembahasan yang tadi besok saja." Raka menjawab sambil sibuk membereskan barang-barangnya dineja kemudian memakai kembali jas kantornya, sudah siap akan beranjak pergi, namun Stella menahannya.

"Tapi sebentar lagi Bapak harus menghadiri meeting untuk membahas proyek pembangunan hotel kita yang di Bali, ini meeting yang cukup penting Pak," ujar Stella mencoba memberitahu.

"Suruh Regan yang menggantikan saya nanti," Jawab Raka tegas.

"Tap--"

"Saya memerintah bukan untuk dibantah, Stella." cetus Raka memotong perkataan Stella dengan tegas.

Dan tanpa menunggu jawaban apapun lagi dari sekretarisnya itu, Raka segera melangkah keluar dari ruangannya meninggalkan Stella yang terdiam ditempatnya dengan tangan terkepal.

---

Raka menaiki anak tangga menuju kamarnya dengan sedikit tergesa-gesa, membuka pintu kamar sedikit kencang dan melihat Mitha tengah terduduk diatas kasur sambil memeluk bik Eti yang masih berusaha menenangkannya.

Mitha yang baru menyadari kehadirannya, segera melepas pelukan ditubuh bik Eti dan berganti merentangkan kedua tangannya kearah Raka dengan isakan yang kembali terdengar.

Raka membuka jas kantornya lebih dulu, menaruhnya di sofa, kemudian kembali melangkah menuju kasur membuat bik Eti segera bangun dari duduknya, memberikan ruang bagi keduanya dan segera berjalan keluar dari kamar.

"Kenapa nangis, hm? Mukanya sampe basah gini," ujar Raka yang sudah duduk ditempat yang semula bik Eti tempati, menerima pelukan erat Mitha ditubuhnya.

"Kamu kenapa pergi gak bilang-bilang aku dulu? Kenapa aku ditinggalin? Kenapa akunya gak dibangunin dulu?" ujar Mitha diiringi dengan isakannya, semakin memeluk tubuh Raka dan membenamkan wajahnya didada bidang Raka.

Melihat wajah sembab serta suara Mitha yang sedikit serak membuat Raka semakin mengeratkan pelukannya ditubuh Mitha. Memaki dirinya sendiri dalam hati karena terlalu lama membuat istrinya menunggu dan menangis.

"Iya maaf, lain kali gak akan gitu lagi." Raka berujar lembut seraya mengecup puncak kepala Mitha singkat dan tangannya yang tak henti mengelus belakang kepala Mitha dengan lembut.

Sebenarnya Raka penasaran mengapa Mitha bisa sampai menangis seperti ini hanya karena ditinggal kerja olehnya tanpa membangunkannya, namun ia memilih untuk tidak bertanya lebih dulu, membiarkan Mitha tenang barulah ia akan bertanya nanti.

Setelah dirasa isakannya sudah hilang sepenuhnya, Mitha pun melonggarkan sedikit pelukannya ditubuh Raka, mendongakkan kepalanya keatas menatap Raka dengan bibirnya yang sedikit maju.

Couple Prik!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang