"Om, keknya aku bakalan telat pulang deh."
"Mau kemana emang?"
"Latihan terakhir sama kerja kelompok. Oiya, rapat OSIS juga."
"Oh, oke. Perlu dijemput?"
"Nggak usah, Om. Aku bisa naik ojol atau minta dianterin temen."
Shahin mengangguk, "Hmm. Hati-hati aja," pesan Shahin.
Alana tersenyum semringah. "Tengkiyu, Om." Ujarnya senang sebab mendapatkan ijin pulang agak terlambat dari biasanya.
Meski dalam hati ia tetap merasa deg-degan. Semoga rencananya menonton dan makan bareng Devan, Maya dan Juan nggak bakalan ketahuan oleh Shahin, dan Alana cukup yakin untuk itu. Secara yang Alana tahu, Shahin adalah orang super sibuk.
"Oiya, Al," panggil Shahin menghentikan langkah Alana yang sudah siap menarik gagang pintu.
"Ya," jawabnya seraya menoleh ke belakang.
"Bekal masih ada, kan?"
"Ada, sih, tapi cuma dikit lagi. Kalo Om mau nambahin, aku sih oke-oke aja," ucapnya disertai cengiran.
"Nih, ambil." Shahin mengulurkan selembar uang dua puluh ribu yang ia ambil dari saku celananya.
Alana bergegas mendekat, senyum di wajahnya kian tersenyum lebar. Namun, setelah penampakan uang itu terlihat jelas di depan mata. Senyum cerianya perlahan memudar.
"Kok cuma segini?" protesnya.
"Nggak ada lagi, cuma segitu."
"Bo'ong banget sih! Katanya kaya tapi ngasih tambahan aja cuma dua puluh rebu."
"Nggak mau? Ya udah," Shahin hampir memasukkan kembali uang yang udah ia tawarkan tadi ke sakunya.
Alana mendengus kesal. Namun tetap mengambil uang tersebut. Lumayan sih, buat nambah-nambah celengannya yang ia simpan di kolong ranjang.
💕💕💕
"Gimana, jadi?" Maya bertanya antusias pada Alana yang baru nengempaskan bantalan pinggulnya ke kursi.
"Jadi," sahut Alana sekilas.
"Ah, tengkiyu," Maya memeluk Alana sekencangnya.
"Kok jadi lo yang seneng banget?"
Maya malah mesam-mesem. "Kan date sama Juan."
"Lo naksir sama dia?"
"Kita udah pacaran."
"WHAT?"
"Jangan kencang-kencang dong, entar ketahuan anak-anak."
"Lo?"
"Juan nembak gue sebulan lalu, ya dikarenakan gue juga berstatus jomblo menyedihkan yang terus-terusan bucin secara diam-diam sama dia. Ya, gue terima."
"Kan dia pacaran sama si Erin?" Alana cukup heran.
Maya buru-buru menepis. "Nggak. Udah putus, si Erin bikin pusing mulu katanya."
"Terus lo percaya?"
"Masa pacar sendiri nggak dipercaya sih?"
"Kalo percaya kenapa kalian nggak publish hubungan kalian?"
"Ya, karena gue kasian sama si Erin."
Alana merotasikan kedua matanya. Secara enggak langsung ia tidak bisa mengerti akan alasan yang sahabatnya berikan.
"Terserah lo deh! Lagian ini bukan double date ya. Gue sama Devan nggak ada hubungan apa-apa," elak Alana.
"Tapi keknya setelah ini bakalan ada yang makin deket deh," celetuk Maya membuat hati Alana seperti mendadak tertimpa longsor dadakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH SI BUJANG LAPUK
Roman d'amourPernah nggak sih, kalian mengolok-olok seseorang hanya karena dia sudah berusia dewasa, tetapi belum menikah? Lalu bagaimana jika akhirnya yang kamu olok-olok itu ternyata adalah jodohmu? Shock, nggak percaya, atau biasa aja! Kalau Alana sih, rasany...