Masih dengan perasaan yang sama, masih dengan cerita yang sama, masih dengan kisah yang sama.Aku masih memandangmu dari balik buku tebalku, masih memperhatikanmu secara diam-diam.
Walaupun aku tau itu sia-sia.
Kini aku tahu, kamu sebenarnya mengetahui perasaan yang bersembunyi di dalam hatiku. Meringkuk dari balik kisah yang paling sunyi.Aku yang salah mengartikan sesuatu diantara kita. Seharusnya sejak awal aku dapat mengendalikan perasaanku. Tidak begitu saja membiarkan perasaan ini terhanyut dengan sendirinya.
Benang yang ada diantara kita hanya akan berwarna abu-abu. Dan selamanya akan tetap begitu.
Aku dan kamu hanya cerita tanpa akhir.
Aku dan kamu hanya tawa sementara.
Aku dan kamu, hanya sebuah kisah semu, diantara ribuan cerita dari segala kisah cinta yang ada.
Kamu tetap menjadi cerita yang selalu aku tulis. Sedangkan aku masih saja menjadi cerita yang tak kan pernah kamu baca.
Kamu masih tetap menjadi lagu yang selalu aku nyanyikan. Dan aku masih menjadi musik yang tak kan pernah kamu dengarkan.
Sebenarnya sederhana saja.
Aku hanya mencintaimu.
Dan akan menjadi sangat mudah jika kamu pun sebaliknya. Namun itu hanyalah angan semu yang takkan pernah terjadi.
Tapi perasaan ini hanya sepihak, bukan perasaan yang berbalas.
Menerima kenyataan bahwa apa yang aku rasakan untukmu, dan yang kamu rasakan terhadapku berbanding terbalik saja, sudah cukup membuat hatiku sesak.
Mungkin benar, aku hanya belum terbiasa. Aku hanya membutuhkan jarak denganmu untuk beberapa waktu.
Aku tidak bisa mengatakan, aku baik-baik saja, sementara setengah mati aku berharap buta dan tuli sementara, ketika melihat kebersamaanmu dengan dia.
Kupu-kupu yang biasa berterbangan dalam hatiku ketika melihatmu, berubah menjadi segerombolan lebah yang siap menyengat setiap sudut hatiku saat menyaksikan kebersamaanmu dengan dia.
Aku merasa seperti memetik mawar.
Aku melupakan duri yang dapat melukaiku. Hanya demi bisa menggenggam mawar itu, walau hasilnya sama saja, aku takkan pernah bisa menggenggam mawar itu, karena duri itu menandakan mawar tersebut itu menolak berada dalam genggamanku.
Maaf, bukan berarti aku tidak mau melihat kalian bahagia, tapi karena hatiku yang menolak untuk mengerti kalian.
Hatiku terlalu sempit untuk merelakan kalian bersama, terlalu sesak untuk menerima kenyataan, dan terlalu terbatas untuk menerima keadaan ini.
Egoku menolak untuk tersenyum saat melihat kalian bersama.
Tapi, seperti yang pernah aku katakan, kalian jangan khawatir aku hanya butuh waktu sampai setidaknya hatiku kembali menjadi netral.
Entahlah, aku tak pernah tahu sampai kapan itu akan terjadi.
Ah iya. Aku pernah berjanji bukan, apapun jawabanmu atas segala pertanyaanku akan aku turuti? Aku rasa ini adalah jawaban dari segala pertanyaanku.
Kamu, memintaku untuk menyerah, kamu memintaku untuk berhenti mengharapkanmu, berhenti peduli tentangmu, memintaku menghapus perasaanku padamu, memintaku melepasmu dari hatiku.
Meminta aku melepaskan sesuatu, yang bahkan tak pernah menjadi milikku.
Kalau begitu aku tepati janjiku.
Mulai detik ini aku akan pergi darimu.
Berhenti memperhatikanmu.
Berhenti memikirkanmu.
Berhenti untuk selalu ada di belakang mu.
Dan sesuai dengan harapanku, semoga kamu cepat keluar dan pergi dari dalam sudut hatiku.
Kita tidak pernah bersama, tapi kita memiliki kenangan bersama, setidaknya untuk diriku sendiri.
Selamat tinggal cinta, aku harap kamu dapat menemukan kebahagiaan bersama dengan orang yang kamu cintai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Risalah Hati
RomanceINI BUKAN KISAH CINTA hanya cerita klise tentang gadis yang tak pernah mendapatkan cintanya. TULISAN YANG TAK MAMPU TERUCAP UNTUKMU