1

7.2K 543 7
                                    

Seorang gadis cantik terlihat gelisah dalam tidurnya, peluh bercucuran membasahi sekujur tubuh gadis itu. Dahinya mengernyit, bibir tipisnya terus menggumamkan sesuatu.

"Ri ...."

"Permaisuri!"

"Saya mohon bangun, Permaisuri!"

Gadis cantik berambut hitam kelam bergradasi violet itu tersentak bangun, kelopak matanya terbuka menampakkan dua bola mata indahnya yang berwarna serupa dengan ungu yang lebih mendominasi.

Ia memandang sekitar dengan linglung, lalu memandang seorang gadis berambut coklat yang memandang dirinya dengan khawatir.

Dia termenung. Arabella .... Gadis itu membatin, menyaksikan kepala pelayan istananya yang tampak lebih muda.

"Aku ada dimana?" Arabella, memandang gadis itu dengan bingung.

"Tentu saja di kamar Anda, permaisuri."

Mendengar jawaban Arabella dia mengedarkan pandangannya. Jantung gadis itu berdegup kencang, bukankah ini pemandangan kamarnya lima tahun yang lalu? Saat-saat bencana mulai menerpa hidupnya yang memang sudah menyedihkan.

Gadis itu memegangi perut rata miliknya, dia tampak linglung membuat Arabella khawatir.

"Fiona, ambilkan air untuk permaisuri!" Arabella berteriak panik, sejenak melupakan tatakrama bangsawan.

Fiona, seorang gadis pelayan menghampiri dengan tergesa. Menyodorkan segelas air pada sang permaisuri. Langsung saja gadis itu meneguknya hingga tandas.

Kedua pelayan itu menatap khawatir sang permaisuri yang menunduk diam sambil bergumam tak jelas. Lalu ketika mendongak, mereka dikejutkan dengan netra violetnya yang berkilat dingin.

"Tahun berapa sekarang?"

Arabella terdiam sebentar kemudian menjawab, "Tahun XXX, Yang mulia permaisuri."

"Tahun XXX,"

"Tahun XXX,"

"Tahun XXX, artinya lima tahun yang lalu. Ya lima tahun yang lalu,"

Fiona dan Arabella saling pandang.

"Benar yang mulia, anda menikah dengan kaisar lima tahun yang lalu." sahut Fiona.

Gadis yang dipanggil permaisuri itu tertawa tak percaya, "lima tahun lalu hahahhahaha."

Dia memandang Fiona dan Arabella, jika ini lima tahun sebelum kematiannya maka mereka berdua masih pelayan pribadinya.

"Siapkan air untukku mandi, Bella."

Arabella memberi hormat, "sesuai titah yang mulia permaisuri." Gadis itu berlalu pergi setelah memberi salam.

"Dan kau, siapkan gaunku Fiona. Aku ingin gaun berwarna violet,"

"Eh? Hamba permaisuri?" Fiona tampak terkejut, karena sebelumnya dia tidak pernah mendapat tugas itu, sebab dirinya masihlah pelayan baru. Apalagi ia hanyalah anak Baron yang bangkrut.

"Ya, kau. Ada apa? Apa kah kau menolak?" Fiona menggeleng panik, gadis itu buru-buru memberi hormat dan pergi dari sana.

Permaisuri tersenyum kecil, Fiona ... Gadis malang yang menyelamatkan nyawanya. Dia harus membalas budi di kehidupan kali ini.

🥀🦋

Beberapa pelayan yang merias dirinya berceloteh mengatakan bahwa kecantikan dirinya tak tertandingi, namun ia hanya mampu tersenyum kecut. Bahkan dengan kecantikannya yang langsung diberikan Dewi, Avanzo--sang kaisar negeri ini sekaligus suaminya tak pernah menyentuh ia sedikitpun.

I AM THE QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang