Sick

1.4K 199 24
                                    

Suara langkah kaki terdengar menuruni tangga, ia berjalan menuju dapur. Itu adalah Jeongwoo, si sulung keluarga Yoon. Ia memang sengaja bangun sepagi ini untuk menyiapkan sarapan.

Ia membuka pintu refrigerator, netranya menatap berbagai macam bahan masakan disana. Entah apa yang ingin ia buat hari ini, yang pasti sebuah masakan yang sehat.

Ia pun mengambil beberapa sayuran, lantas tangannya mulai berkutat mengolah sayuran tersebut.

Saat tengah asik memasak, tiba-tiba saja ada suara derit kursi yang digeser, membuat Jeongwoo menoleh dan mendapati Junghwan disana. Adiknya itu tengah menelungkupkan kepala di atas meja makan.

Dengan cepat Jeongwoo menyelesaikan masakannya, lantas menghampiri Junghwan. Ia mengusap lembut surai Junghwan, namun hanya panas yang ia rasakan dari tubuh Junghwan.

'Hwannie demam?'

Ia pun segera membangunkan Junghwan dengan pelan. Namun tidak berhasil. Alhasil, Jeongwoo melangkah menuju kamar utama, mengetuk pintu berbahan kayu jati di depannya. Hingga Jaehyuk keluar dari kamarnya.

"Mau apa kamu?"

Jeongwoo tidak menjawab, namun langsung menarik tangan Jaehyuk menuju ruang makan. Jelas saja Jaehyuk heran dengan tingkah Jeongwoo. Ada apa sebenarnya?

Ketika keduanya tiba di ruang makan, Jaehyuk pun mengerti. Ia segera menghempaskan tangan Jeongwoo, beralih menaruh tas kerjanya, lalu bergerak membangunkan Junghwan.

"Junghwan? Junghwan kenapa, hm?" tanyanya seraya menepuk pelan pipi sang anak.

Junghwan menggeliat pelan. "Pusing, Pa.."

Jaehyuk menghela napas, sebelum akhirnya membawa Junghwan ke kamarnya. Memastikan si bungsu tertidur di atas ranjang, lalu ia membuka berbagai aksesoris di tubuh Junghwan, dan menaikan selimut hingga sebatas dada si bungsu.

Jaehyuk beralih menatap Jeongwoo. "Saya ada rapat penting pagi ini. Pastikan putra saya makan dan minum obat dengan baik."

Jeongwoo hanya menunduk, dan menganggukan kepalanya, tanda ia mengerti dengan segala perintah Jaehyuk.

Jaehyuk bergegas menuju kantor, menyisakan Jeongwoo di kamar Junghwan. Tak ingin membuang waktu, si manis pun berlari menuju dapur, mengambil kompresan, dan kembali ke kamar Junghwan.

Jeongwoo mendudukan bokongnya di samping Junghwan, tangannya mulai bergerak mencelupkan handuk kecil, memerasnya, dan meletakannya di dahi Junghwan. Berulang kali Jeongwoo melakukan itu, berharap rasa panas di tubuh Junghwan menurun.

Sekitar 1 jam berlalu, Jeongwoo pun memilih untuk mengambil makanan untuk Junghwan. Hanya bubur dan segelas air putih, beserta beberapa obat penurun panas.

Perlahan, Jeongwoo mengusap lengan Junghwan, menyuruhnya bangun untuk makan. Junghwan pun sedikit mengerang kala ia terbangun dengan rasa pusing di kepalanya.

"Ma.. Mama.."

Jeongwoo menundukan kepalanya. Junghwan sakit pasti karena merindukan Asahi. Andai saja kecelakaan itu tidak terjadi, Asahi pasti masih ada disini, merawat Junghwan hingga pulih dari sakitnya.

"Ngapain lo di kamar gue?" ucap Junghwan yang kini sudah terbangun dari tidurnya.

Jeongwoo tersenyum, lalu mengambil mangkok berisikan bubur, dan mulai menyuapi Junghwan. Namun belum saja bubur itu masuk ke dalam mulutnya, Junghwan sudah lebih dulu menampik mangkok dalam genggaman Jeongwoo, hingga bubur tersebut berserakan di lantai.

Ia berbalik memunggungi sang kakak. "Gue ngga butuh bubur, mending lo keluar. Makin sakit gue lihat muka lo."

Jeongwoo hanya diam. Tangannya bergerak memunguti serpihan mangkok, dan segera keluar dari sana, menyisakan si pemilik kamar sendirian.

"Maafin hyung, Hwannie.. Hwannie pasti kangen sama Mama.."










Junghwan mencoba memejamkan matanya berulang kali. Ia mengantuk, namun rasa panas di badannya sangat mengurungkan niatnya untuk tidur.

Jika dulu, saat sedang sakit, Asahi lah yang merawatnya. Dengan telaten ia menyuapi Junghwan, memberikan obat penurun panas pada anak bungsunya, lalu memeluk Junghwan dan mengusap punggung Junghwan agar terlelap. Bahkan Asahi rela tidak tidur semalaman demi menjaga putranya.

Bukan hanya Asahi, Jaehyuk juga pasti menemaninya. Memastikan Junghwan tidur dengan nyenyak di malam hari, dan mengecek suhu Junghwan setiap beberapa jam sekali, juga membawakan berbagai macam makanan kesukaan Junghwan.

Namun kini, Asahi sudah tidak bisa lagi merawatnya. Pun dengan Jaehyuk yang memilih menyibukan diri di kantornya tanpa menanyakan kabarnya sekalipun.

"Ma.. Hwan kangen.."

Setidaknya, tiga kata itu lah yang mampu Junghwan ucapkan sebelum akhirnya terlelap dalam tidurnya.










Masih ada yang setia nungguin Hello?

Sebenernya.. Otak ku buntu mau lanjutin ini. Tapi pas lagi rewatch T-map, langsung dapat ide wkwk..

So, sorry for making y'all wait for it, and thanks for reading my story, guys 🙆‍♀️🙆‍♀️

Dan buat book Hello, masih random dulu ya. Tenang, ngga akan nguras stok tisu kok wkwk. See u later 😉

HelloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang