[END] Saya Tidak Ingin Menjadi Seorang Ojakgyo

43

Dia menatapku dengan tatapan, seolah memprovokasiku. Kemudian, dia memberi saya senyum mata kecil.

Dia berbisik ke telinga Harun dan menatap langsung ke arahku. Itu adalah deklarasi perang. Dia sedang berbicara dengan Harun, tapi rasanya dia berbisik ke telingaku.

Mata Harun terbelalak mendengar kata-kata Yves. Tubuh Harun mulai bergetar.

"Yvnes! Kamu, bagaimana... ..eugh, apakah kamu nyata ?!

Harun mencengkeram kerah Yves dan mulai mengguncangnya bolak-balik, tetapi Yves hanya melontarkan, "Aku tidak tahu, tanyakan pada Shushu sendiri." dan hanya menyerahkan tanggung jawab kepada saya.

Saya, saya memang memintanya untuk menandatangani kontrak terlebih dahulu .......

Itu adalah pilihanku untuk memiliki tato irisan jeruk di pantat, tapi........... sial.

Kakak laki-lakiku menatapku dan berteriak.

"Shu-Shuraina!"
"Anda salah! Oppa, ini salah paham! Eee, Yves!"

Itu, itu, itu.... Jelas bahwa dia melakukan ini karena saya tidak memihaknya sebelumnya. Harun mengejarku dengan kecepatan yang menakutkan dan aku kabur. Aku mengintip ke belakang agar tidak ketahuan oleh kakak laki-lakiku. Aku melihat Harun mengejarku dengan ekspresi lucu di wajahnya, dan Yves tertawa riang di belakangnya.

Istirahat 3. Hari Damai Putra Pemimpin Pedagang

Saya mengambil jus buah segar yang disajikan sekolah untuk sarapan dan menuju ke ruang kelas saya.

Mata saya selalu terbuka di pagi hari, jadi saya selalu masuk kelas lebih awal. Karena itu, ketika saya tiba di kelas meminum jus saya, saya satu-satunya di sana. Saya suka betapa sepinya itu.

Saya ingin kembali menjadi siswa normal, jadi baru-baru ini saya mulai belajar lagi. Tujuan saya adalah menjadi siswa yang berbakti. Sebagian besar pekerjaan guild hampir selesai, dan saya tidak ingin terlalu memedulikannya, jadi saya membayar seseorang yang dapat dipercaya untuk melakukan pekerjaan itu. Bahkan ketika saya tidak melakukan banyak hal, uang terus menumpuk. Sekarang, yang saya miliki hanyalah waktu.

Ini adalah pertama kalinya dalam hidup saya bahwa saya memiliki begitu sedikit pekerjaan yang harus dilakukan. Itu sebabnya saya mencoba untuk kembali ke studi saya. Sejujurnya, saya sudah tahu apa yang perlu saya ketahui. Itu diperlukan untuk percakapan dengan orang-orang di kelas atas, jadi saya mempelajari semuanya sebelumnya. Saya tidak perlu mempelajari hal-hal seperti sejarah atau geografi, tetapi saya perlu meningkatkan pengetahuan saya dalam hal-hal seperti matematika dan dasar-dasar sihir.

Yah, saya punya cukup waktu, jadi saya bisa belajar perlahan di waktu saya sendiri.

Tetapi saya tidak langsung mengeluarkan buku pelajaran untuk dipelajari. Saya memiliki semacam 'ritual' yang saya lakukan sendirian di kelas. Begitulah cara saya memulai hari baru yang segar dan baik.